PDG. PARIAMAN, METRO–Buaya besar yang kerap muncul di sungai kawasan Palak Tonsin, Korong Pasa Ulakan, Nagari Ulakan Induak, Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padangpariaman, berhasil ditangkap warga, Sabtu (28/1) sekitar pukul 20.00 WIB.
Sebelum ditangkap, buaya dengan panjang sekitar dua meter tersebut diperkirakan beratnya sekitar 100 kilogram itu terlihat oleh warga sedang berjemur di pinggir sungai sekitar pukul 12.00 WIB. Warga kemudian berinisiatif menangkap buaya itu menggunakan umpan ayam hingga berhasil ditangkap.
Helmi Tanjung (40) salah seorang tokoh pemuda setempat mengatakan, usai mengetahui keberadaan buaya tersebut pihaknya berusaha membuat perangkap buaya agar buaya itu dilepaskan ke kawasan yang jauh dari pemukiman warga.
“Alhamdulillah satu ekor buaya berhasil masuk perangkap. Ia kami umpan menggunakan ayam. Saat ini buaya tersebut telah kami amankan,” ujarnya.
Ia menjelaskan, sebelum ditangkap beberapa kali warga telah melihat buaya besar di kawasan itu. Pasalnya, warga semakin resah karena tidak sekali dua kali buaya menampakan diri.
“Kami juga sepakat untuk membuat perangkap buaya untuk memindahkan hewan liar itu ke habitatnya yang jauh dari aktifitas warga. Kemarin itu sudah masuk ke dalam perangkap namun ia berhasil lepas lagi. Kemudian dengan cara yang sama Alhamdulillah buaya kembali ditangkap,” katanya. .
Menurut Helmi, upaya menangkap buaya tersebut cukup efektif untuk menghindari korban. Namun tentu harus hati-hati agar buaya tidak mati atau terluka.
“Kita hanya berusaha menjauhkannya dari tempat warga agar tidak ada korban. Lagian buaya adalah hewan yang dilindungi, tidak boleh membunuh sembarangan,” pungkasnya.
Dievakuasi BKSDA Sumbar
Kepala BKSDA Sumbar Ardi Andono mengatakan setelah menerima informasi bahwa warga berhasil menangkap buaya, Tim Wildlife Rescue Unit (WRU) langsung mendatangi lokasi. Setelah itu, warga menyerahkan satu ekor buaya yang sudah mereka tangkap untuk dibawa Tempat Transit Satwa (TTS) di Padang.
“Kami akan mengecek kesehatan satwa liar tersebut pascaditangkap warga. Kami berterima kasih kepada warga yang telah menyerahkan biaya tersebut dan mengimbau untuk tidak gegabah dalam menangkap satwa liar. Untuk itu silahkan menghubungi kami agar bisa melakukan penyelamatan bersama” katanya.
Ardi membeberkan, konflik satwa liar buaya selama 2023 di Sumbar mengalami peningkatan. Berdasarkan data, sebanyak sembilan pengaduan dari masyarakat yang diterimanya. Diakuinya, sebagaian besar konflik berupa kemunculan buaya di sungai-sungai yang bersinggungan dengan aktivitas masyarakat.
“Bahkan kejadian serangan buaya terhadap masyarakat pencari lokan, penambang pasir dan beraktivitas MCK di sungai. Tercatat selama bulan Januari 2023, Tim WRU Balai KSDA Sumbar telah melakukan kegiatan penanganan konflik manusia dengan buaya di 9 lokasi kejadian,” ungkapnya.
Untuk mencegah terjadinya konflik manusia dengan buaya, Ardi meminta masyarakat untuk menghindari melakukan aktifitas di wilayah yang potensial sebagai sarang buaya.
“Kemudian diminta untuk meningkatkan kewaspadaan jika menggunakan perahu di sungai atau muara sungai terutama jika perahu berisi ikan, kerang atau udang,” tuturnya.
Jika bertemu langsung dengan buaya, kata Ardi, agar menghindari sisi depan dan bergeraklah kearah samping atau belakang. Jika bertemu telur ataupun anaknya maka segera menjauh dari lokasi itu, karena di sekitar situ pasti adan induknya yang siap menyerang.
“Pada bulan Januari hingga Maret biasanya masa bertelur dan mengerami. Buaya akan lebih sensitif dari gangguan itu hindari areal yang diduga sarang buaya,” tutupnya. (ozi)