SIJUNJUNG, METRO–Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak di Kabupaten Sijunjung semakin merebak. Pasalnya, dari hasil pengecekan yang dilakukan personel Polsek Sijunjung ditemukan puluhan ekor ternak jenis sapi dan kerbau milik warga yang sudah terinfeksi PMK.
Anggota Bhabinkamtibmas Nagari Pematang Panjang, Aipda Yuskendra. didampingi aparat Nagari Pematang Panjang mengunjungi peternak sapi yang ada di daerah tersebut untuk melakukan pemantauan dan pengawasan.
Dari hasil pemantauan di lapangan, ternak milik warga di Jorong Sitampuang Nagari Pematang Panjang, Kecamatan Sijunjung berjumlah 59 ekor kerbau, hampir seluruhnya terjangkit wabah PMK.
“Sebagian ternak yang terjangkit sudah bisa kembali berjalan, namun masih dalam kondisi pincang dan empat ekor dalam kondisi lumpuh,” tutur Kapolsek Akp Usman Nurwidi melalui Kasubag Humas Polres Sijunjung, AKP Nasrul Nurdin.
Selain itu, di Jorong Limau Sundai Nagari Pematang Panjang juga ditemukan tiga ekor sapi dengan kondisi lumpuh dan mulut berbusa. “Banyak ternak masyarakat yang terjangkit, karena penularan wabah ini sangat cepat,” ujarnya.
“Masih di jorong yang sama, juga ditemukan 12 ekor kerbau dan 11 ekor sapi yang terjangkit PMK. Kondisi ternak saat ini, sudah bisa berdiri namun masih lemah, tidak bisa berjalan jauh,” sebutnya.
Sementara itu, Kadis Pertanian Kabupaten Sijunjung Ir Ronaldi menjelaskan, hingga kini pihaknya terus berupaya untuk pemberikan vaksin PMK kepada hewan ternak di sejumlah kecamatan. Hanya saja, vaksin PMK untuk hewan ternak didistribusikan oleh pemerintah pusat melalui Kementrian Pertanian.
“Pengajuan vaksin tetap kita lakukan, karena memang disediakan oleh pemerintah pusat. Sebagai antisipasi, kita juga mengalokasikan anggaran untuk pengadaan vaksin ini,” terangnya.
Menurut Ronaldi, pihaknya masih terus melakukan pendataan hewan ternak di wilayah Sijunjung untuk dilakukan vaksinasi PMK. Namun ketersediaan dosis vaksin PMK masih belum mencukupi untuk keseluruhan hewan ternak di Sijunjung.
“Tetap lakukan pengawasan dan observasi terhadap hewan ternak yang terinfeksi, dan selalu berkonsultasi kepada petugas penyuluh di lapangan,” pungkasnya. (ndo)