DHARMASRAYA, METRO–Harimau Sumatera bernama Puti Maua Agam dinyatakan mati saat menjalani rehabilitasi selama lima bulan di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera di Dharmasraya (PR-HSD) ARSARI, pada Rabu (8/6) pukul 5.00 WIB. Diduga, Puti Maua Agam itu mati karena sakit.
Manager Operasional PR-HSD drh Patrick Flaggellata mengatakan, Puti Maua Agam merupakan harimau yang dievakuasi dari konflik harimau-manusia dari Jorong Kayu Pasak Timur Nagari Salareh Aie Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam pada tanggal 10-11 Januari 2022 lalu.
“Harimau Sumatera berjenis kelamin betina berumur 3 tahun ini turun dari hutan Cagar Alam Maninjau dan memasuki pemukiman diperkirakan karena kekurangan pakan. Masa itu terjadi penyakit African Swine Fever (ASF) yang menyebabkan kematian massal, sekitar 50 ekor babi hutan di Agam,” ungkap Patrick Kamis (9/6).
Menurutnya, setelah berada di PR-HSD ARSARI pada (12/1) lalu, Puti Maua Agam segera diberikan pemeriksaan medis menyeluruh. Puti direhabilitasi setelah terdeteksi mengalami helmintiasis, defisiensi nutrisi, dan limfositosis.
“Penurunan kondisi Puti diawali ketika ia terpantau sakit pada 18 Mei 2022 dan mengalami penurunan nafsu makan serta beberapa luka miasis. Kondisinya sempat membaik mulai 27 Mei, namun pada 6 Juni mendadak Puti kembali sakit diikuti dengan hipersalivasi, sehingga tidak dapat diselamatkan lagi pada Rabu (8/6),” jelasnya.
Dikatakannya, berdasarkan pengamatan Tim Medis PR-HSD ARSARI jelang kematiannya, menunjukkan nafas Puti sempat sesak atau 60 kali per menit. Tim memberikan atropin sulfat dan nebul salbutamol, serta menyuapinya dengan menggunakan batang kayu yang diisi pakan daging namun tidak dimakan.
“Setelah kematian Puti, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Sumbarmemutuskan untuk melakukan nekropsi (bedah bangkai) di hari yang sama,” ungkapnya.
Sementara, Kepala BKSDA Sumbar Ardi Andono mengatakan, tujuan nekropsi adalah untuk mendapatkan informasi rinci penyebab kematian Puti melalui pengujian laboratorium terhadap sampel dari organ tubuh harimau tersebut.
“Kami sangat berterima kasih atas kerja keras tim PR-HSD ARSARI dalam menyelamatkan, merehabilitasi, dan merawat Puti sampai saat terakhir. Kami telah melakukan upaya evakuasi Puti dan juga sedang merencanakan proses lepas liar Puti menunggu kesembuhannya. Namun dia mati sebelum berhasil sembuh.,” tutupnya. (hen)