PADANG, METRO–Meski kabut asap telah pekat menyelimuti sejumlah wilayah di Sumbar, namun kondisi ini belum mengganggu terhadap aktifitas penerbangan di Bandara Internasioan Minangkabau (BIM). Hal itu mengingat saat ini jarak pandang masih berada dalam kondisi aman.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Sumbar, Amran mengatakan, saat ini sejumlah wilayah di Sumbar telah diselimuti asap kiriman Provinsi tetangga. Akan tetapi, kondisi ini masih aman untuk aktivitas penerbangan di BIM.
”Jarak pandang saat ini masih di atas 2.000 meter. Memang kondisi ini memburuk jika di banding empat hari yang lalu. Empat hari lalu jarak pandang masih di atas 4.000 meter,” ujarnya saat dihubungi, Kamis (3/9).
Kondisi tersebut, katanya, belum mempengaruhi jarak pandang pilot dalam mengendarai pesawat. Jadi, delay di sejumlah provinsi tetangga belum dialami oleh Sumbar. Namun, ini juga perlu diwaspadai mengingat kondisi tersebut bisa saja berubah setiap saat. ”Kalau jarak pandangnya sudah jauh dibawah 2.000 meter, ini tentunya sudah mengganngu penerbangan. Mungkin saja nanti dikeluarkan kebijakan untuk delay pesawat,” jelasnya.
Begitu juga dengan kondisi transportasi laut. Saat ini kapal yang akan berlayar tetap lanjut dilakukan. Karena, kondisi asap dinilai belum mempengaruhi transportasi laut. Sementara untuk transportasi darat, pihaknya mengimbau untuk tetap berhati-hati.
”Kalau kabut asapnya semakin tebal, maka pengendara mobil dan sepeda motor untuk berhati-hati agar tidak mengalami kecelakaan. Jika jarak pandang sudah sangat dekat, maka pengendara diminta untuk menghidupkan lampu di siang hari,” jelasnya.
Tambah Stok Masker
Sebagai langkah berjaga-jaga jika kabut asap kiriman yang menyelimuti Sumbar makin pekat, diinstruksikan Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan dinas terkait baik di Provinsi maupun Kabupaten/Kota untuk menambah stok masker.
Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sumbar, Ali Asmar mengatakan, dari hasil rapat kordinasi dengan SKPD, instansi terkait kebencanaan dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada tanggal 31 Agustus yang lalu terkait kabut asap yang menyelimuti Sumbar. Pemerintah Sumbar memang belum akan meningkatkan status kabut asap ke level siaga darurat, karena belum adanya gangguan dan ancaman kepada aktivitas masyarakat di Sumbar.
”Hanya saja kita mengimbau melalui surat edaran tertanggal 2 September ini, agar kabupaten/kota tetap berjaga-jaga dan waspada serta melaporkan jika adanya peningkatan ancaman kepada masyarakat,” terangnya, Kamis (3/9).
Kata Sekprov, kabupaten/kota juga harus melakukan antisipasi dengan bentuk koordinasi dengan SKPD dan instansi terkait kebencanaan serta memberikan rekomendai ancaman kabut asap. ”Kita sudah minta agar SKPD di kabupaten/kota melakukan rapat darurat kabut antisipasi kabut asap ini. Kita juga minta untuk terus dilaporkan bagaimana statusnya,” ungkapnya.
Selain itu, Pemprov juga menginstruksikan agar SKPD dan instansi terkait di kabupaten/kota untuk menambah stok masker sebagai langkah antisipatif jika kabut asap semakin tebal. ”Masker ini akan sangat membantu masyarakat di daerah yang sudah parah terdampak kabut asap ini,” ujarnya.
Pelakasana Tugas (Plt) Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, Zulfiatno mengimbau masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah. Mengingat kabut asap yang semakin hari semakin pekat. Katanya, kabut asap yang menyelimuti Sumbar berasal dari Riau, Jambi dan Sumatera Selatan, karena di wilayah tersebut banyak terdapat titik api.
”Kita juga mengimbau masyarakat jangan memperparahnya dengan melakukan kegiatan membakar. Apakah itu membakar lahan untuk membuka ladang ataupun sekedar membakar sampah, karena asapnya akan semakin menganggu kesehatan,” terangnya. (d)