PADANG, METRO
Jatuhnya pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak di perairan Kepulauan Seribu yang terjadi Sabtu (9/1), menyisakan luka yang mendalam bagi pasangan suami istri (pasutri) Oyon dan Afrida yang merupakan warga Jalan Usang Sungai Sapih, Kelurahan Sungai Sapih, Kecamatan Kuranji, Kota Padang.
Bagaimana tidak, satu dari sekian banyak penumpang pesawat Sriwijaya tersebut, merupakan anak kedua dari Oyon dan Afrida bernama Angga Fernanda Afrizon (29). Diketahui, keberangkatan Angga (korban) ke Pontianak karena panggilan kerja yang mendesak. Angga yang memiliki tiga orang saudara ini bekerja di kapal tongkang pengangkut batubara di Pontianak.
Kedatangan Angga ke Jakarta padahal untuk mendampingi istrinya bersalin dan menimang putra pertamanya. Namun, panggilan kerja di Pontianak membuat Angga harus berpisah dengan sang istri dan anaknya yang masih berusia hitungan hari. Angga kemudian menumpangi pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak dan pesawat yang ditumpanginya itupun jatuh setelah beberapa menit lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta.
Sambil memegang foto anaknya yang sedang memakai topi dan baju seragam sekolah pelayaran, Afrida yang merupakan ibu kandung Angga saat di temui sejumlah awak media di kediamannya, Minggu (10/1) terlihat masih sangat shyok. Ia berharap agar dapat pergi ke Jakarta hingga di tempat lokasi posko keluarga.
“Kami berharap kepaa pemerintah, agar pihak keluarga difasilitasi pergi ke situ (lokasi posko keluarga). Hingga saat ini, Saya bersama keluarga lain di Padang hanya bisa menunggu kabar kepastian Angga dari keluarga yang ada di Jakarta,”sebutnya.
Diungkapkannya, Angga beserta istrinya memang telah tinggal di Jakarta sejak menikah pada bulan Februari 2020 yang lalu. Namun tuntutan pekerjaan, Angga harus berada di Pontianak dan pulang ke Jakarta dengan waktu yang tidak menentu.
“Tanggal 2 Januari 2021, menantu saya (istri Angga) melahirkan anak pertama berjenis kelamin laki-laki yang di beri nama Alvano Faeyza Alingga. Dipeluk dan diciumnya putra pertamanya itu, kemudian diabadikan lewat foto yang diteruskan pada keluarga di Padang. Dia pamerkan bayinya yang masih merah pada kakek dan nenek anaknya. Namun, ketika itu kami belum bisa ke Jakarta, karena suasana Covid-19,” terangnya.
Di tengah suasana bahagia menyambut buah cinta pertamanya, tiba-tiba Angga mendapatkan perintah dari pimpinan tempatnya bekerja di Pontianak untuk segera kembali karena pekerjaan yang mendesak. Meski berat meninggalkan istri dan anak yang baru lahir namun karena rasa tanggung jawab, Angga berangkat juga ke Kalimantan, hingga tragedi itu terjadi.
“Sebelum berangkat ke Pontianak Angga sempat menghubungi saya untuk mengatakan bahwa ia akan kembali ke Pontianak karena ada pekerjaan yang mendesak. Ada kapal yang rusak di sana, jadi Angga diminta oleh bosnya untuk menarik kapal yang rusak dengan kapal lain, jadi harus sampai disana segera,” ucap Afrida mengulangi percakapannya dengan Angga via telpon.
Afrida bercerita, Angga yang merupakan anak kedua ini terakhir kali bertemu langsung dengannya sekitar satu tahun yang lalu. Biasanya, Angga tidak pernah naik pesawat untuk pergi ke Pontianak. Berbeda keberangkatan Angga kali ini, putra kandungnya harus berangkat menggunakan pesawat.
“Biasanya dia naik kapal, tapi mungkin mendesak dan karena waktu terbatas sehingga berangkat naik pesawat, sebelum akhirnya saya mendapat kabar selepas Maghrib dari kakak dan adik pertamanya yang di Jakarta bahwa pesawat yang di tumpangi Angga hilang kontak,”ungkapnya.
Sementara itu, Egi Wahyu, anak bungsu Afrida dan merupakan adik kedua dari Angga mengatakan bahwa kakaknya tersebut sempat mengunggah postingan status di WhatsApp menjelang keberangkatannya ke Pontianak.
“Status tersebut diunggah pada Sabtu (9/1) pukul 04.23 WIB. Isinya kekecewaanya karena pesawat delay. “Bukan kaleng-kaleng diundur pesawatnya. Tau gini ngapain buru-buru,”. Kira-kira seperti itu status terakhirnya di WhatsApp. Karena awalnya, jadwal penerbangannya Sabtu subuh. Namun tiba-tiba delay hingga siang. Kita berharap ada keajaiban, kita disini menunggu informasi dari kakak-kakak yang ada di sana,” ungkapnya. (r)