PADANG, METRO
Lima warga Sumatra Barat (Sumbar) dilaporkan menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air yang membawa 56 penumpang dan enam orang kru dengan kode penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak di perairan Kepulauan Seribu tepatnya antara Pulai Laki dan Pula Lancang, Sabtu (9/1).
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno pun menyampaikan ucapan bela sungkawa atas tragedi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air tersebut dan turut prihatin. Orang nomor satu di Sumbar ini juga mendoakan agar seluruh korban segera ditemukan oleh tim gabungan yang sedang bekerja sekuat tenaga.
“Saya mengajak seluruh warga Sumbar menundukkan kepala, mendoakan yang terbaik untuk semua korban dan semoga ada keajaiban dari Allah SWT kepada mereka. Duka keluarga korban, adalah duka kita semua, kepada keluarga yang ditinggalkan semoga diberikan ketabahan dan kekuatan atas musibah ini,” ungkap Irwan, Minggu (10/1).
Irwan menuturkan, berdasarkan laporan yang diterima dari Kepala Biro Pembangunan, Kerjasama dan Rantau Setda Provinsi Sumbar, memang ada lima korban dari Sumbar. Rinciannya, tiga dari Kabupaten Tanahdatar, satu dari Kabupaten Pesisir Selatan dan satu orang dari Kota Padang.
“Lima korban tragedi itu berasal dari Sumbar, yaitu Kapten Afwan (pilot) dari Tanah Datar, Fadly Satrianto (kopilot) dari Pesisir Selatan, Asy Habul Yamin (Manifes 40) dari Tanah Datar, Faisal Rahman (Manifes 41) dari Tanah Datar dan Angga Fernanda Afriyon (Manifes 3) dari Kota Padang,” ungkap Irwan.
Selain itu, Irwan menuturkan, dirinya akan berupaya membantu proses evakuasi atau lainnya sesuai dengan kewenangan yang dimilikinya. Dia berharap proses evakuasi dan penyelamatan yang sedang berlangsung bisa berjalan cepat dan lancar.
“Kita selalu memantau semua perkembangannya dan hari ini tim SAR gabungan masih berjibaku melaksanakan proses pencarian dan evakuasi, InsyaAllah warga Sumbar kita fasilitasi,” ungkapnya.
Sebagai informasi, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki. (fan)