PADANG, METRO–Pemerintah Provinsi Sumatra Barat (Pemrov Sumbar) di bawah kepemimpinan Gubernur Mahyeldi dan Wakil Gubernur (Wagub) Audy Joinaldy sangat serius untuk mewujudkan infrastruktur di daerah ini.
Salah satu infrastruktur yang menjadi perhatian Pemprov Sumbar adalah pembangunan jalan dan jembatan. Sejak 2021, sudah dialokasikan Rp650 miliar lebih Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Sumbar untuk pembangunan jalan dan jembatan.
Anggaran itu untuk mengerjakan sebanyak 126 paket kontruksi jalan raya dan 13 paket kontruksi jembatan. Dengan angka itu menyelesaikan sepanjang 623,23 kilometer dengan total anggaran Rp599,59 miliar.
Dengan 13 paket pengerjaan jembatan tersebut, dapat menyelesaikan sepanjang 376 meter. Total anggarannya mencapai Rp54,10 miliar. Dengan rincian, pada 2021 sebanyak 36 paket pengerjaan jalan dan 5 paket jembatan. Pada 2022 (48 paket jalan) dan (5 paket jembatan).
Kemudian pada 2023 (19 paket jalan dan 2 paket jembatan). Dilanjutkan pada 2024 (23 paket jalan) dan (1 paket jembatan). “Kita terus berupaya mewujudkan pembangunan infrastruktur yang berkeadilan dan berkelanjutan,” ungkap Mahyeldi Ansharullah, kemarin.
Tuntaskan
Proyek Strategis
Pemprov Sumbar juga terus menuntaskan sejumlah proyek strategis. Salah satunya, pembangunan jalan yang menguhungkan Pasar Baru Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) dengan Alahan Panjang Kabupaten Solok. Sekarang pengaspalan jalan sepanjang 44,95 kilometer tersebut menyisakan 10 persen lagi. “Jalannya sudah bisa dilewati kendaraan, tapi belum sepenuhnya rampung. Kini pengaspalan telah tuntas hampir 90 persen,”sebutnya.
Terbukanya jalan yang menghubungkan dua kabupaten tersebut dapat meningkatkan perekonomian warga dan berdampak terhadap kemajuan Sumbar. Sayur di Pessel tidak begitu mahal, sebaliknya harga ikan di Kabupaten Solok juga tidak mahal. Dengan jalan itu, dapat memangkas perjalanan dari Pesisir Selatan menuju Kabupaten Solok menjadi lebih pendek.
Jika tuntas, dapat meningkatkan kunjungan wisatawan di kedua daerah. Jika sebelumnya wisatawan dari Kawasan Mandeh Pessel, misalnya untuk ke Solok harus turun lagi ke Padang dan menempuh perjalanan sampai 120 kilometer ke Solok dengan waktu tempuh sekitar 3 jam.
Dengan melewati jalan alternatif ini nantinya waktu tempuhnya bisa jauh lebih singkat hanya dalam waktu satu jam saja. Mahyeldi menambahkan, untuk itu pihaknya sejak awal kepempimpinan menjadikan kelanjutan pembangunan jalan Pasar Baru-Alahan Panjang menjadi salah satu prioritas. Selain dengan mengalokasikan APBD Sumbar juga didorong dengan pendanaan lain yang bersumber dari APBN sehingga jalan ini bisa segera dituntaskan.
Rincian dana bersumber dari APBD dialokasikan terdiri pada tahun 2021 sebesar Rp27,3 miliar, tahun 2022 (Rp16,2 miliar), tahun 2023 (Rp23 miliar) dan tahun 2024 (Rp9,5 miliar). Rencananya pada 2025 membutuhkan sekitar Rp35 miliar lagi untuk penuntasannya.
Progres jalan jalan itu sekarang terdapat sepanjang 6 kilometer yang belum pengaspalan. Dari sepanjang itu terdapat sepanjang 1,3 km yang belum terbentuk badan jalannya. “Meski badan jalan belum terbentuk, ruas sepanjang 1,3 km itu sudah bisa dilewati. Untuk melewatinya itu harus dilakukan dengan hati-hati, karena badan jalan belum rata,” tambahnya.