JAKARTA, METRO–Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto mengaku tak sabar menantikan hasil modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) Indonesia. Hal itu disampaikan Prabowo dalam wawancara khusus dengan Al Jazeera di sela-sela kegiatan forum International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue 2022 di Singapura.
Prabowo menyampaikan, upaya modernisasi alutsista oleh Indonesia hingga kini sudah berjalan dengan baik. “Itu berjalan dengan baik, tentu saja, semuanya membutuhkan apa yang saya sebut masa inkubasi, kita tidak bisa pergi ke supermarket dan membeli alutsista,” kata Prabowo, dikutip dari Al Jazeera, Minggu (12/6).
Prabowo sangat optimistis dengan hal itu. “Saya akan mengatakan itu berjalan dengan baik, tentu saja, saya cukup tidak sabar, saya berharap itu bisa berjalan lebih cepat, mungkin jika saya memiliki tongkat ajaib,” sambung dia.
Diketahui, sejak menjabat sebagai Menhan pada 2019, Prabowo menaruh perhatian besar terhadap alutsista TNI. Upaya modernisasi alutsista pun dilakukannya. Salah satu strategi Prabowo untuk memodernisasi alutsista TNI adalah membangun diplomasi pertahanan dengan negara-negara sahabat.
Sejumlah negara sahabat telah ia sambangi langsung guna membangun diplomasi pertahanan tersebut. Mulai dari China, Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Perancis, hingga Turki. Di antara kerja sama pertahanan dengan negara-negara sahabat, hasil paling mencolok yakni kontrak kerja sama pengadaan enam unit jet tempur generasi 4,5 asal Perancis, Rafale pada 10 Februari 2022. Jumlah tersebut merupakan skema awal dari rencana pengadaan 42 unit Rafale secara keseluruhan.
Di sela-sela forum IISS Shangri-La Dialogue 2022, Prabowo bertemu Menteri Angkatan Bersenjata Republik Perancis Sébastien Lecornu. Prabowo berharap akuisisi baru baru dari Perancis dapat meningkatkan kemampuan pertahanan Indonesia.
“Menhan Prabowo Subianto juga mengharapkan program akuisisi alutsista baru dari Prancis akan meningkatkan kemampuan pertahanan Indonesia melalui kegiatan transfer of technology (alih teknologi) dan joint venture,” demikian keterangan tertulis Humas Setjen Kemenhan.
Selain itu, Prabowo Subianto juga berharap ada inisiatif baru untuk menjadi pertimbangan dalam keberlanjutan kerja sama pertahanan kedua negara. “(Prabowo) mengharapkan ada inisiatif dan langkah-langkah baru yang dapat menjadi bahan pertimbangan atau tindakan kedua pemerintah untuk keberlanjutan kerja sama pertahanan yang saling menguntungkan dalam waktu dekat,” tulis Kemenhan.
Dipuji Pakar
Luar Negeri
Menhan yang juga Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto berpidato dalam diskusi panel forum IISS Shangri-La Dialogue 2022, di Singapura, Sabtu (11/6). Diskusi ini bertajuk Mengelola Persaingan Geopolitik di Kawasan Multipolar. Prabowo mendapatkan pujian dari para pakar luar negeri. Pujian itu datang dari seorang profesor bernama Hoo Chiew Ping yang merupakan dosen senior di National University of Malaysia.
Ia mengatakan, Prabowo menyampaikan salah satu komentar yang paling menarik di forum tersebut karena tidak mengangkat narasi Barat seperti biasanya. Hoo Chiew Ping yang hadir dalam sesi itu pun mengatakan bahwa para penonton bahkan bertepuk tangan sebelum Prabowo mengakhiri penyampaiannya. Menurutnya, hal ini jarang terjadi.
Dalam pidato, Prabowo menyampaikan salah satu komentar yang paling menarik (bukan narasi Barat seperti biasanya). Beberapa penonton bertepuk tangan sebelum ia mengakhiri penyampaiannya (juga jarang terjadi). “Saya akan menyoroti beberapa poin yang dia buat di sini,” tulis Hoo Chiew Ping dikutip dari Twitternya @HooCP, Minggu, (12/6).
Ia menceritakan, Prabowo memulai penampilannya dengan gelombang gerakan independensi setelah perang dunia kedua untuk berargumen tentang anti-kolonialisme di antara negara-negara yang lebih kecil atau lebih lemah ketika menghadapi tekanan kekuatan besar dunia.
Prabowo, menurutnya juga mencontohkan bagaimana negara-negara Asia percaya pada kepemimpinan yang bijaksana karena mereka adalah yang paling terpengaruh oleh kekuatan besar. Pengalaman umum dijajah dan diperbudak membuat negara-negara Asia mencari cara kolektif untuk menciptakan lingkungan yang ramah.
China-Amerika Memanas
Menhan Prabowo Subianto memastikan hubungan Indonesia dengan China dan Amerika Serikat berjalan baik. Bahkan, menurut Prabowo, cenderung bersahabat. Hal itu diungkapkan Prabowo saat melakukan wawancara khusus dengan reporter Al Jazeera di sela-sela kegiatan forum International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue 2022, Singapura.
”Kami berada dalam posisi nyata dan aktual yang kami hormati dan kami bersahabat, dan kami adalah teman baik. Kami memiliki kerja sama yang baik dengan keduanya,” kata Prabowo dikutip, Senin (13/6).
Prabowo mengatakan, Amerika kerap kali membantu Indonesia ketika dalam kondisi krisis. Begitu pula dengan China melakukan hal yang sama. “Saya telah mengatakan itu berkali-kali. Amerika Serikat telah membantu kami berkali-kali, di saat-saat kritis kami. Tetapi Tiongkok juga telah membantu kami, Tiongkok juga telah membela kami,” ujarnya.
Lebih jauh dikatakan Prabowo, saat ini Indonesia dan China telah menjalin kerja sama bilateral yang erat. Menurut dia, China menjadi tolok ukur peradaban di kawasan Asia. “Tiongkok sekarang menjadi mitra yang sangat dekat dengan Indonesia. Dan sebenarnya, Tiongkok selalu menjadi peradaban terdepan di Asia,” ungkapnya. (*/r)