AGAM, METRO – Hujan lebat yang melanda Kecamatan Ampek Nagari sejak Selasa (20/3) pagi membawa luka mendalam bagi keluarga Junaidi (35) dan Asmawati (30). Hari itu, sebuah pohon besar yang berada di samping rumah mereka di Kampung Caniago Tangah, Jorong Balai Badak, Nagari Batu Kambing roboh menimpa rumah. Satu anak mereka tewas.
Kejadian nahas itu terjadi sekitar pukul 09.30 WIB. Satu keluarga yang berlindung dan merasa aman di dalam rumah, ternyata harus mengalami nasib tragis. 4 orang penghuninya terpaksa dilarikan ke rumah sakit, karena mengalami luka yang serius.
Junaidi, pemilik rumah menyebut, pada pagi itu hujan memang sangat deras disertai angin kencang. Sehingga mereka memutuskan tidak ke luar rumah. “Awalnya saya bersama istri dan anak-anak tidak merasakan firasat apa-apa. Kami tetap bercanda di ruang tamu sambil menunggu hujan reda,” katanya.
Tiba-tiba, kata Junaidi, terdengar dentuman yang cukup keras dari atap rumah dan mereka langsung tertimpa material rumah. Tak sempat mengelak, apalagi minta tolong. ”Istri saya bersama anak-anak yang sedang duduk berpangkuan di ruang tamu tidak sempat melarikan diri. Karena kejadian ini sangat cepat sekali,” katanya.
Usai hantaman pohon besar pada rumahnya, Junaidi mulai sadar, kalau kondisi anak dan istrinya sedang rawan. Dia berusaha mencari mereka di bawah reruntuhan rumah dan pohon. “Awalnya saya tidak merasakan sakit, karena saya kepikiran anak dan istri,” katanya yang menderita luka di sejumlah bagian tubuhnya.
Sekian lama mencari, dia menemukan dua buah hatinya dan istrinya masih hidup, meski terluka parah. Ketiganya dibawa ke luar rumah dan dicek kondisinya. Yang paling parah adalah kondisi anak bungsunya Azka yang masih berusia 5 bulan. Azka mengalami luka serius di bagian punggung dan paha.
”Sedang istri saya Asmawati mengalami sobek di bagian kaki. Kemudian anak saya yang besar, Yola Fanesa, (5) mengalami luka di bagian kakinya. Saya cemas dan langsung meminta bantuan masyarakat untuk menghubungi BPBD Agam,” sebutnya.
Masyarakat yang melihat kejadian berbondong-bondong datang melakukan evakuasi menuju RSUD Lubukbasung, Agam. Sesampai di rumah sakit, pihak medis memberikan pertolongan secara intensif terhadap keempatnya. ”Anak saya Azka sempat dirawat selama dua jam. Namun akhirnya tuhan berkata lain,” katanya di RSUD Lubukbasung.
Azka harus mendapatkan perawatan secara intesif. Selama 2 jam dalam penangganan pihak RSUD, nyawa Azka tidak bisa diselematkan. Dia menghebuskan nafas terakhirnya sekitar pukul 11.00 WIB, akibat luka parah yang dideritanya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalaksa BPBD) Agam M Luthfi didampingi Kabid KL Wahyu Besti menyatakan, awal mula peristiwa pohon tumbang yang menimpa rumah Junaidi dan Asmawati karena hujan dan angin kencang yang melanda.
”Anak bungsunya meninggal. Tak ayal orang tua korban yang pada saat itu sedang mendapat perawatan langsung shock mendengar anaknya sudah tiada. Jeritan tangis tidak terelekan setelah ia melihat anak bungsunya tersebut sudah tidak bergerak lagi,s” katanya.
Orang tua korban yang pada saat itu masih dalam kondisi pengobatan memutuskan agar tidak usah dirawat. Kemudian mereka memutuskan untuk pulang meminta rawat jalanya saja.
Saat ini Azka sudah dibawa pihak keluarganya ke rumah duka untuk dimakamkan di pandam pakuburan keluarga. “Sementara itu pihak BPBD saat ini terus berupaya melakukan evakuasi material pohon yang menghantam rumah pasangan Junaidi dan Asmawati ini,” katanya. (p)
Komentar