SAWAHLUNTO,METRO–Diminta datang ke rumah untuk membahas pekerjan, Kepala Desa (Kades) Taratak Bancah, Kecamatan Silungkang, Kota Sawahlunto berinisial YE (41) dipergoki warga melakukan pelecehan seksual kepada sekretaris desa (Sekdes). Peristiwa itu terjadi pada Selasa (8/6) pukul 08.22 WIB.
Untungnya, Sekdes berinisial AL (39) berteriak meminta tolong ketika oknum Kades itu berusaha mencium dan memeluknya, sehingga warga setempat langsung berdatangan. Saat warga datang, sang Kades hanya ditemukan dengan kondisi menggunakan baju kaos warna merah dan bagian bawah ditutupi handuk.
Menurut keterangan pemuda setempat, Jon mengatakan bahwa pagi itu dia bersama masyarakat setempat mendengar teriakan minta tolong dari rumah oknum Kades. Makanya, ia bersama warga lainnya ramai-ramai memasuki rumah oknum Kades tersebut.
“Ketika kita masuk ke rumah oknum Kades, terlihatlah oknum Kades tersebut sedang memakai handuk putih dan baju kaos. Dia hanya bisa tertunduk malu karens sudah terdicuk massa hendak berbuat tidak senonoh kepada korban yang tak lain merupakan sekretarisnya,” ungkap Jon.
Sementara, korban AL saat dikonfirmasi wartawan di Polres Sawahlunto usai membuat pengaduan, membenarkan dirinya telah menjadi korban pelecehan. Kejadian tersebut berawal Kades menghubunginya melalui sambungan telepon pada pukul 8.00 WIB dan meminta dirinya datang ke rumah Kades untuk membahas pekerjaan.
“Saya memang sudah curiga dengan permintaan Kades. Padahal waktu itu kantor desa telah terbuka dan para staf sudah masuk kerja. Cuma saya yang belum datang ke kantor. Waktu itu saya memenuhi permintaan Kades, tetapi sebelum datang ke rumah Kades, saya menghubungi Ketua Pemuda Desa Desa Taratak Bancah untuk meminta bantuan jika terjadi sesuatu hal saat dia berada di rumah Kades,” cerita AL.
Setelah meminta bantuan itu, AL menambahkan, Jon sebagai ketua pemuda setempat meminta dirinya untuk terus menyambungkan telepon, dengan tujuan apabila bila terjadi sesuatu, pemuda maupun warga setempat bisa dengan cepat datang membantu.
“Saya kemudian datang ke rumah Kades. Awalnya saya diajak ngobrol, tapi kades malah menarik kedua tangan saya. Saat itu saya langsung tertarik ke tubuh Kades dan dia langsung melecehkan saya. Dia mencium saya dan lalu memeluk saya. Saat itulah saya langsung berteriak minta tolong,” ungkap korban.
AL menuturkan, teriakannya tersebut tedengar dalam Hp Jon dan masyarakat yang berada di luar langsung masuk dan menyergap YE, dan ditemukan YE dalam kondisi memakai handuk putih dan baju merah. Saat warga sudah datang, ia yang semula sangat ketakutan, akhirnya merasa aman. Setelah itu, ia pun langsung melaporkan perbuatan Kades tersebut ke Polres Sawahlunto.
“Kades memang sering menekan saya, dengan ancaman bila tidak menuruti kehendaknya akan diturunkan jabatannya dari Sekdes. Ancaman ini sudah terjadi sejak tahun 2020. Padahal saya sudah bersuami dan memiliki satu orang anak, tetapi YE kerap mengganggu saya. Kadang malam hari diajaknya bertemu di kantor untuk membahas pekerjaan,” ujar AL.
Sementara oknum Kades berinisial YE saat dikonfirmasi koran ini membantah kalau dirinya telah melakukan percobaan pelecehan seksual kepada sekretarisnya. Ia juha membantah tuduhan sering mengancam sekretaris desa tersebut.
“Keterangan saksi dan korban mengenai terjadinya upaya percobaan pelecehan seksual terhadap AL yang terjadi dirumahnya tidak benar. Dan mengenai ancaman terhadap penurunan jabatan terhadap AL itu juga tidak benar,” kata YE dengan singkat.
Terpisah, Kanit PPA Satreskrim Polres Sawahlunto Iptu Ayib mengatakan, pihaknya sudah menerima pengaduan dari pihak korban, namun untuk saat ini belum bisa menjadi laporan karena bukti fisik dan saksi belum lengkap.
“Jadi pihak kami masih mempelajari kasus ini dulu, dan mendalami kasus ini dengan mengumpulkan bukti. Ini masih kita selidiki dulu untuk pembuktiannya,” kata Iptu Ayib.
Sedangkan Ketua P2TP2A Neldaswenti Zohirin mengaku pihaknya sedang menunggu laporan tertulis dari pihak korban saat ini. Tentunya, dengan laporan itu, pihaknya akan langsung bekerja untuk melakukan investigasi mengungkap fakta-fakta yang terjadi.
“Usai laporan tertulis dari korban kita akan lakukan investigasi melibatkan keseluruhan tim P2TP2A untuk mendalami kasus ini, apakah memang ada ancaman penurunan jabatan seperti yang dikatakan AL, ancaman dilakukan oleh YE bila AL tidak mau menuruti kehendak YE. Ini bentuk penyudutan terhadap kaum perempuan, kita akan berkoordinasi dengan pihak Polres Sawahlunto dalam menyikapi kasus ini,” jelasnya. (pin)