PADANG, METRO
Melihat kondisi fasilitas rumah-rumah ibadah dan masyarakat yang berada di sejumlah pelosok daerah di Sumbar, menggugah rasa empati sosok perantau Minang, Rifo Darma Saputra. Rasa empati itupun mendorong dirinya untuk berbuat dengan menggulirkan “Gerakan Sejuta Sajadah dan Peduli Da’i” sebagai wujud nyata mendukung upaya memakmurkan masjid dan meningkatkan kualitas keimanan umat.
Gerakan Sejuta Sajadah dan Peduli Da’i yang dipelopori Rifo Darma Saputra ini pun mendapat apresiasi dan dukungan dari sejumlah tokoh. Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah, sejumlah kepala daerah seperti Wali Kota Solok, Zul Elfian, Pimpinan Diniyyah Putri Padang Panjang, Fauziah Fauzan El Muhammadiyah dan tokoh perantau Minang Nofi Candra memberikan dukungan dan menaruh harapan agar gerakan ini mampu mendorong semua pihak untuk peduli dengan kondisi daerah dan masyarakat.
Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah ketika melaunching gerakan “Satu Juta Sajadah dan Peduli Dai” di UPI Convention Center Padang, Sabtu (27/3), mengungkapkan langsung harapan tersebut. Dia menilai, gerakan “Sejuta Sajadah dan Peduli Dai” ini tersirat jelas mengajak masyarakat untuk kebaikan dan memakmurkan masjid.
Di mata Mahyeldi Ansharullah, gerakan yang dipelopori oleh sosok anak muda Rifo Darma Saputra ini bukan sekedar gerakan sosial semata. Tapi dibalik gerakan ini jelas sekali tersirat ajakan dan menumbuhkan rasa peduli bagi semua pihak untuk berbuat dan membantu masyarakat dalam kondisi sulit ini.
“Saya berharap gerakan ini menjadi pembuka pikiran kita semua untuk berbuat nyata membantu masyarakat dan daerah terutama dalam upaya memakmurkan masjid dan meningkatkan taraf keimanan umat di Sumbar,” harapnya.
Wali Kota Solok, Zul Elfian pun mengaku bangga dengan lahirnya program sejuta sajadah dari Rifo Darma Saputra seorang dermawan yang masih sangat muda. Menurutnya, gerakan sejuta sajadah itu sudah bagian dari gerakan dakwah yang sepantas dibumikan di Ranah Minang.
“Ini bagian dakwah yang harus kita gencarkan. Apalagi gerakan ini menyentuh langsung masyarakat yang membutuhkannya” jelasnya.
Harapan senada juga diungkapkan tokoh perantau Minang, Nofi Candra. Gerakan Sejuta Sajadah dan Peduli Da’i yang digagas Rifo Darma Saputra ini, menurutnya menyiratkan ajakan dari seorang anak muda untuk memakmurkan masjid.
Anggota DPD RI periode 2014-2019 itu berharap agar Pemerintah Provinsi Sumbar dan daerah lainnya terus memberikan perhatian besar kepada perantau yang memiliki ide-ide hebat seperti ini.
“Kalau saja ada 100 tokoh perantau yang memiliki pemikiran seperti Rifo, semua tempat ibadah, nasib guru mengaji dan da’i di Sumbar akan lebih terperhatikan. Semoga program itu terus berlanjut hingga berjuta-juta sajadah dapat mendorong masyarakat dalam meningkatkan kualitas keimanan yang lebih baik”, ujarnya.
Harapan lebih besar terhadap Gerakan Sejuta Sajadah dan Peduli Da’i ini juga disampaikan Pimpinan Diniyyah Putri Padang Panjang, Fauziah Fauzan El Muhammadiy. Harapan tersebut diungkapkannya melalui puisi Taufiq Ismail yang berjudul “Sajadah Panjang” yang dibacakannya.
“Dengan gerakan sejuta sajadah akan ada berjuta- juta do’a diatas sajadah yang dipanjatkan dan semoga kejayaan Ranah Minang kembali tegak dengan masjid-masjid yang dimakmurkan,” harapnya.
Gerakan Sejuta Sajadah dan Peduli Da’i ini bagi Rifo Darma Saputra memang bukan sebatas gerakan sosial semata. Gerakan ini lahir dari keprihatinan Rifo terhadap kondisi rumah-rumah ibadah di sejumlah daerah pelosok Sumbar.
Ketika turun langsung ketengah tengah masyarakat, dia menemukan banyak kondisi fasilitas rumah ibadah yang perlu mendapat sentuhan. Salah satunya, Rifo tergugah ketika melihat kondisi sajadah-sajadah yang ada bisa dikatakan tidak layak pakai.
Apalagi ditengah tengah pandemi Covid 19 yang juga berdampak langsung dirasakan oleh masyarakat. Anjuran untuk menggunakan sajadah secara pribadi bagi masyarakat agar penularan wabah dapat diputus disaat melaksanakan ibadah di masjid, juga menjadi perhatian Rifo.
Rifo Darma Saputra yang juga Ketua Ketua Umum Perkumpulan Muaro Paneh Jaya (PMPJ) itu, juga mendengar keluhan langsung dari masyarakat yang sengaja ditemuinya di sejumlah pelosok di Sumbar. Banyak persoalan memang dirasakan oleh masyarakat di tengah pandemi yang melanda.
Ketika bertemu dan melihat serta merasakan langsung apa yang dikeluhkan masyarakat menimbulkan rasa empati didalam diri Rifo Darma Saputra. Rasa empati itu mendorong Rifo untuk berbuat agar dapat meringankan sedikit persoalan yang dihadapi masyarakat.
“Ya, dari situlah muncul gagasan gerakan sejuta sajadah untuk membantu masyarakat”, ujarnya sedikit melihat gerakan itu berawal.
Dalam pikiran Rifo kala itu, dengan membantu memberikan sajadah, secara tidak langsung kembali merangsang minat masyarakat untuk datang ke masjid. Apalagi, ramadan tahun ini akan kembali berlangsung di tengah pandemi Covid-19 yang mau tidak mau, setiap orang datang ke rumah ibadah dengan sajadah sendiri-sendiri.
Selain itu, gerakan ini juga akan memberikan perhatian kepada guru-guru mengaji dan para da’i yang kondisi kehidupannya juga jauh dari kata layak. Pihaknya berupaya memberikan bantuan sandang dan pangan untuk para pejuang agama Allah SWT itu.
Sejuta sajadah ini rencananya akan di sebar ke seluruh kabupaten dan kota di Sumbar. Pendistribusiannya tentu saja lewat da’i yang ada di daerah masing-masing nanti,” katanya.
Selain program sajadah, gerakan ini juga memberikan bantuan kemanusiaan lainnya. Saat launching, Rifo menyerahkan bantuan satu unit ambulans untuk masyarakat Kabupaten Pasaman. Kemudian, juga diserahkan bantuan dua unit kursi roda untuk daerah lain.
“Saya berharap gerakan kecil kami ini akan menyentuh lebih banyak manfaat bagi masyarakat. Semoga dengan gerakan ini melahirkan gerakan-gerakan lainnya yang bertujuan untuk meringankan beban masyarakat di tengah pandemi dan paling utama soal kelangsungan beribadah,” harapan tokoh perantau asal Kabupaten Solok itu. (***)