Oleh: Reviandi
PERSATUAN Keluarga Daerah Piaman (PKDP) Padang tiba-tiba memberikan dukungan calon Gubernur/Wakil Gubernur kepada pasangan calon perseorangan Fakhrizal dan Genius Umar. Alasannya singkat, karena Fakhrizal sumando Piaman, dan Genius asli Piaman, bahkan masih menjabat sebagai Wali Kota Pariaman. Bahkan, dalam waktu dekat juga akan digalang dukungan dalam bentuk Forum DPD PKDP se-Sumbar.
Apa yang digalang Ketua DPD PKDP Padang Very Yasri ini menarik, karena berani mengespose dukungan terhadap salah satu pasangan calon. Padahal, Ketua Umum DPP PKDP adalah H Refrizal, kader PKS yang juga bakal calon Bupati Padangpariaman. Tentunya, arahan dukungan ke Fakhrizal-Genius ini akan menjadi satu pertanyaan. Sebagai kader, Refrizal tentu bakal condong ke Mahyeldi atau Riza Falepi dari PKS.
Lagipula, menyatakan dukungan kepada Genius Umar yang berstatus Wali Kota Pariaman bisa dikatakan terlalu dini. Karena, masih ada penguasa Piaman yang lebih besar, Bupati Padangpariaman Ali Mukhni dari PAN. Berbeda dengan Genius yang sudah menyerahkan dukungan ke KPU Sumbar sebagai calon Wakil Gubernur, Ali Mukhni masih berkeras ingin maju sebagai Gubernur.
Pun demikian, apakah dengan moncernya dukungan PKDP, otomatis akan membuat Fakhrizal-Genius terdongkrak? Belum tentu juga sebenarnya. Karena, pada Pilkada Gubernur 2015 lalu, pasangan Muslim Kasim–Fauzi Bahar (MK-FB) juga mendapat dukungan penuh dari PKDP, baik dari pusat, DPW Sumbar/Provinsi lain sampai DPD Kabupaten/Kota. Alasannya tentu logis, Muslim Kasim adalah orang Piaman, Bupati Padangpariaman dua periode (2005-2015).
Namun sayang, MK-FB tak terlalu mendapat dukungan masif dari masyarakat dan gagal mengalahkan Irwan Prayitno- Nasrul Abit (IP-NA). Pasangan MK-FB benar-benar hanya menang di daerai Piaman, yaitu Padangpariaman dan “mantan” Kabupaten Kepulauan Mentawai. Sementara di Kota Pariaman, IP-NA lebih dipercaya pemilih.
Kalaupun dukungan organisasi kedaerahan ini masih relevan dan berpengaruh, tentu jelang Pilgub atau Pilwako/Pilbup ini para ketua-ketua organisasi akan diserbu kandidat. Seperti Ikatan Keluarga Padang (IKP) akan mendukung orang “asli” Padang, atau minimal pejabat di Padang. Saat ini, putra asli Kota Padang yang terdengar maju memang tak ada. Mungkin, Irwan Prayitno yang asli Kuranji lupa menyiapkan kader. Jadilah dukungan itu mungkin saja kepada Wali Kota Padang Mahyeldi.
Organisasi lainnya, IKPS (Ikatan Keluarga Pesisir Selatan) yang cukup merata berada di 19 Kabupaten/Kota di Sumbar tentu juga akan bergerak beberapa waktu lagi. Siapa jagoannya, tak perlu ditanya lagi, Nasrul Abit pasti. Sebagai putra asli Pessel, NA juga pernah menjadi Bupati Pessel dua periode (2005-2015). Namun, kapan deklarasi, masih akan ditunggu. Meski 2015 tak terang-terang mendukung NA, setidaknya IKPS kini sudah punya Wakil Gubernur asal Pessel.
Satu lagi organisasi kedaerahan yang cukup populer adalah Gonjong Limo yang anggotanya berasal dari Payakumbuh dan Limapuluh Kota. Kalau melirik kandidat Gubernur/Wagub yang berasal dari daerah ini memang tak banyak. Yang muncul hanya nama Wali Kota Payakumbuh Riza Falepi yang masih berpeluang diusung PKS. Namun, elektabilitasnya disebut masih di papan tengah atau bawah. Riza masih berada di bawah bayang-bayang Mahyeldi.
Solok Saiyo Sakato (SSS) atau S3 juga menjadi tanda tanya, kemana arah dukungannya. Karena, Pilkada langsung pertama di Sumbar 2005, memunculkan putra asli Solok sebagai Gubernur, Gamawan Fauzi. Pascamantan Bupati Solok dua periode itu, tak ada lagi nama urang Solok yang muncul.
Kini, ada harapan untuk sejumlah jagoan dari Solok muncul. Seperti anggota DPR RI tiga periode Epyardi Asda, mantan Bupati Dharmasraya Adi Gunawan yang disebut-sebut orang asli Solok dan Wali Kota Solok saat ini, Zul Elfian. Tapi, ketiganya seperti kurang mampu mengangkat elektabilitas, dan masih berkutat sebagai wacana, dan bisa jadi maju sebagai calon Bupati Solok saja. Terakhir, Audy Joinaldy juga disebut bisa menjadi “wakil” Solok di kancah Pilkada. Tapi, dia punya syarat, harus jadi wakilnya Mahyeldi.
Nah, organisasi kedaerahan yang akan dipusingkan kalau ini benar-benar dianggap berpengaruh tentu dari Agam. Karena, terlalu banyak putra Agam yang disebut berpeluang maju selain Fakhrizal yang sudah resmi di independen. Masih ada Wali Kota Padang Mahyeldi, Anggota DPR RI/Demokrat Mulyadi, dan Bupati Agam dua periode (2010-2020) Indra Catri. Entah kemana dukungan akan diarahkan KKA (Kerukunan Keluarga Agam), IKLA (Ikatan Keluarga Luak Agam) dan sejenisnya.
Namun, sampai hari ini, belum ada organisasi daerah yang benar-benar menyatakan dukungan kepada pasangan manapun. Masih sebagas wacana, karena dukungan resmi juga akan membahayakan kalau kalah. Bisa-bisa, pemenang Pilgub akan mengingat dan tidak akan memberikan perhatian yang banyak untuk daerah yang nyata-nyata tidak mendukungnya. Ada baiknya, dukungan-dukungan semacam ini tidak lagi jadi mainan jelang Pilkada. Cukuplah para calon dimenangkan dengan program-programnya yang ciamik untuk membangun Sumbar lebih baik. (wartawan utama)
Komentar