PADANG, METRO–Pilgub yang akan dilaksanakan 23 September 2020 mendatang sepertinya masyarakat terkesan apatis dan adem ayem, . Hal itu terlihat dari tanggapan-tanggapan masyarakat dan masih banyak dari masyarakat yang tidak begitu peduli tentang siapa pemimpin mereka nantinya.
Jusminar (50), salah seorang ibu rumah tangga (IRT) yang tinggal di Pegambiran, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang menyebutkan belum mengetahui pasti kapan tanggal dilaksanakannya Pilgub. Bahkan dirirnya tidak mengetahui pasti siapa-siapa saja yang akan mencalon maju memimpin Sumbar.
“Untuk saat ini saya belum tau betul siapa-siapa calon yang akan maju untuk Pilgub 2020, yang saya tau cuman Mahyeldi karna beliau Walikota kita kan dan Mulyadi itupun karna banyak poster-poster beliau yang terpampang. Soal bagaimana orangnya, saya masih belum cukup mengetahui. Dan pihak KPU pun belum mensosialisasikan hal tersebut kepada kami,” akunya Jusminar.
Ditambahkannya, siapapun yang maju untuk memimpin Sumbar mudah-mudahan bisa membuat Sumbar menjadi lebih baik kedepannya. Tetapi kalau untuk merubah nasib masyarakat, itu kembali kepada masyarakat itu sendiri.
Okta Putra (23), salah seorang mahasiswa di Kota Padang ikut berkomentar. Pilgub yang akan dilaksanakan tahun ini belum begitu diketahuinya, calon-calon yang akan memimpin sumbar ini pun juga belum jelas. Mahasiswa semester akhir itupun menambahkan, dia mengaku tidak mendapatkan sosialisasi dari KPU ataupun dari pihak-pihak lainnya.
“Saya sendiri tidak mengetahui tentang pilgub ini tanggalnyapun saya masih ragu, yang pasti di bulan September kan. Saya sibuk mengurus skripsi tidak ada waktu untuk mencari tau hal yang begitu dan tidak ada juga pihak yang membahas itu kepada saya,” ujar Okta.
Marleni, Sosiolog dan juga salah seorang dosen di perguruan tinggi di Kota Padang memberikan tanggapannya. Menurutnya, masyarakat Sumbar cenderung apatis terhadap Pilgub ini, dan masyarakat saat ini seakan sudah tidak percaya terhadap pemerintahan.
“Masyarakat sekarang seakan sudah tidak percaya terhadap pemerintah. Masyarakat cenderung lebih suka kepada hal-hal yang berdampak langsung terhadap diri mereka, dan ditambah kepercayaan di kalangan masyarakat yang sering kita dengar yaitu siapapun pemimpinnya nasib kita tidak akan berobah, kita ya tetap gini-gini saja” tegas Marleni.
Marlenipun menambahkan, masyarakat terlebih di daerah-daerah banyak yang tidak mengenali calon-calon pemimpin mereka. Mereka memilih, cenderung kepada siapa yang memberi bantuan terhadap mereka tanpa melihat track record pemimpin tersebut dan juga masyarakat masih ikut-ikutan dalam menentukan pilihannya.
“Dalam menyukseskan Pilgub ini pihak KPU harus lebih bisa mensosialisasikannya. Siapa-siapa saja calon pemimpin itu harus lebih diketahui masyarakat, supaya masyarakat tidak hanya ikut-ikutan dalam memilih dan juga masyarakat nantinya tidak menyesal dalam pilihannya tersebut. Dan KPU juga tidak boleh melupakan partisipasi pemuda/mahasiswa. Karna mahasiswa dan pemuda tersebutlah yang saya rasa bisa lebih smart dalam memilih,” tutup Marleni. (mg2)
Komentar