Seperti berziarah ke makam orang tua. Membangun musala tempat dia mengaji dahulu. Atau berbagi rezeki yang didapat di tanah rantau kepada keluarga di kampung halaman. “Mari kita buka 24 jam untuk masjid, musala, termasuk rumah ibadah agama lain di jalur mudik,” katanya.
Dengan membuka akses tersebut, pemudik bisa beristirahat sekaligus ibadah di masjid. Termasuk juga ketika takmir masjid memiliki dana sedekah Ramadan berlebih, dapat dihidangkan kopi atau makanan ringan. “Nanti pengurus masjid dapat pahala. Kalau ngantuk dan lelah bawa mobil, nanti masuk selokan,” katanya.
Sementara itu Ketua Yayasan Agung Podomoro Noer Indradjaja mengatakan pembangunan Masjid Agung Al Ikhlas merupakan bagian dari komitmen mereka dalam mendukung kegiatan rohani dan memperkuat nilai-nilai keberagaman. “Dengan hadirnya Masjid Agung Al Ikhlas Podomoro, kami ingin menciptakan lingkungan yang harmonis,” katanya.
Sehingga masyarakat bisa merasakan kenyamanan dalam beribadah. Serta dapat memperkuat hubungan sosial antarwarga melalui kegiatan keagamaan yang mempererat persaudaraan. Dia menegaskan masjid itu tidak hanya diperuntukkan bagi penghuni Kota Podomoro Tenjo, tetapi juga terbuka bagi seluruh warga Tenjo dan sekitarnya, termasuk para musafir yang melintas. (jpg)
Komentar