JANGAN Risau akan omongan orang,. Karena setiap orang membaca dunia dengan pemahaman dan pengalaman yang berbeda. Teruslah melangkah, selama engkau di jalan yang benar dan baik, meskipun terkadang kebenaran dan kebaikan tidak senantiasa di hargai.
Tak usah repot-repot menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun, Karena yang menyukai mu tidak memerlukan itu dan, yang membencimu tidak percaya itu. Hidup bukan tentang siapa yang terbaik, tapi siapa yang mau berbuat baik.
Jangan menghapus persaudaraan dan persahabatan hanya karena sebuah kesalaha. Namun hapuslah kesalahan demi lanjutnya persaudaraan dan persahabatan. Jika datang kepadamu godaan dan gangguan, Jangan berpikir bagaimana cara membalas dengan yang lebih perihtetapi berpikirlah bagaimana cara membalas dengan yang lebih baik.
Kurangi mengeluh, teruslah berdoa. Sibukkan diri dalam kebaikan. Hingga keburukan lelah mengikuti kita. Tugas kita ada lah berbuat yang baik dan benar serta Bukan untuk menyalahkan dan menghakimi.
Memaafkan adalah memaafkan tanpa tapi , menghargai adalah menghargai tanpa tapi pula. Jangan pakai hukum sebab dan akibat untuk membenarkan amarahmu, karena jika kau baik, amarah tak akan dibiarkan tumbuh subur di hatimu.
Setiap manusia punya hati dan hati itulah yang memerintah manusia dalam semua gerak tindakannya. Ingatlah bahwa setidaknya ada duapuluh macam sifat hati manusia yang disebutkan dalam Alquran Al Karim.
Hati yang salim yang suci ,”Yaitu hati yang ikhlas dan kosong dari sifat kufur, munafik, dan kotoran.” (Asy-syuara : 89). Sedangkan hati yang munib yang selalu inabah, “Yaitu hati yang selalu kembali dan tazkiyah taubat kepada Allah dengan selalu mengerjakan perintahNya.” (Qaff : 33).
Hati yang mukhbit yang tunduk, “Yaitu hati yang selalu patuh merendah yang tenang dan lapang Sakinah”. (Al-hajj : 54). Hati yang wajal yang bergetar, “Yaitu hati yang selalu takut kalau tidak mengerja kan perintah dan tidak selamat dari azab”. (Al-mukminun : 60).
Hati yang taqiy yang bertakwa, “Yaitu hati yang selalu mengagung kan syiar Allah”. (Al-hajj : 32). Hati yang mahdiy yang diberi hidayah,”Yaitu hati yang selalu ridha dengan takdir Allah dan berserah atas perkara nya”. (At-taghabun : 11).
Hati yang muthmainnah yang tenang ,”Yaitu hati yang selalu mantap dengan ke Esaan Allah dan terus berdzikir”. (Ar-raad : 28). Hati yang hayyu yang hidup, “Yaitu hati yang kasyaf dari seluruh kejadian yang dialami oleh manusia”. (Qaaff : 37).
Hati yang maridh yang sakit,”Yaitu hati yang kena penyakit seperti ragu, munafik, yang didalam nya ada ilham fujur mendorong kepada syahwat haram”. (Al-ahzab : 32) Hati yang amaa yang buta ,”Yaitu hati yang tidak bisa melihat kebenar- an dan ibrah dari bashirah nya”. (Al-hajj : 46).
Hati yang lahiy yang lalai,”Yaitu hati yang selalu lena dari Alquran. Selalu sibuk dengan kebatilan dunia dan syahwat nya.” (Al-Anbiya : 3). Hati yang atsim yang berdosa, “Yaitu hati yang menyembunyi kan kesaksian terhadap kebenaran”. (Al-Baqarah : 283).
Hati yang mutakabbir yang sombong, “Yaitu hati yang tidak mau mentauhidkan Allah dan ketaatanNya. Banyak melakukan kezaliman dan permusuhan.” (Ghafir :35). Hati yang ghalidh yang kasar,”Yaitu hati yang dicabut rasa empati dan kasihan kepada sesama”. (Ali imran : 159).
Mari lazimkan berdoa setiap hari,”Ya Allah, sesungguh nya aku meminta kepada-Mu kebaikan yang tiba-tiba, dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang tiba-tiba”. Aamiin. (**)