PADANG, METRO–Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi meminta pihak yang berkepentingan bertanggungjawab menjelaskan terkait keberadaan sebanyak 1.125 teroris kelompok Negara Islam Nusantara (NII) yang berdiam di Sumbar.
Menurutnya, informasi keberadaan ribuan teroris kelompok NII di Sumbar ini telah menimbulkan informasi yang bias di tengah masyarakat.
“Yang punya data (teroris NII-red) kan Mabes Polri. Itu tugas kepolisian mengungkapnya. Namun jumlah itu harus dijelaskan agar jangan bias. Sekarang ini sudah bias. Ada yang mengatakan sudah ditangkap sekian ribu. Ini bias lagi. Ada indikasi sekian ribu, tapi belum dijelaskan,” ungkap Mahyeldi, usai membuka rapat koordinasi persiapan penyelenggaraan angkutan Lebaran tahun 2022/1443 H, Selasa (19/4) di Padang.
Mahyeldi pun merasa cukup aneh dengan informasi Sumbar sebagai pusat dari kelompok NII. Padahal, kelompok NII ini pusat berdirinya di daerah lain.
“Sepengetahuan saya, NII bukan Sumbar pusatnya. Tapi daerah lain pusatnya. Kenapa pula pusatnya dikatakan di sini. Jadi banyak yang bias karena belum ada kejelasan tentang itu. Bahkan ada yang mengatakan akan menggulingkan pemerintah. Ini juga akibat ketidakjelasan,” tegasnya.
Mahyeldi berharap yang berkepentingan bisa menjelasan semua tentang informasi ini, sehingga tidak menimbulkan pertanyaan-pertanyaan dan pendapat berbeda satu sama lain di tengah masyarakat.
“Apalagi sebelum ini juga ada informasi beberapa kota di Sumbar yang termasuk intoleran. Ini kan beriringan ketika disebarkan informasi tentang keberadaan teroris ini. Masa Kota Padangpanjang, Kabupaten Padangpariaman, Kota Padang kurang intoleran. ini kurang teliti,” tegasnya.
Mahyeldi juga meminta lembaga NGO yang menyampaikan informasi ini seperti ini jangan diamini saja dan harus dikontrol pemerintah. Supaya tidak menimbulkan interpretasi di tengah masyarakat.
Mahyeldi juga mengungkapkan, terkait isu intoleran ini sudah makanan tahunan bagi Sumbar. “Setiap tahun itu saja isunya. Dulu tidak Islami, masalah indeks demokrasilah, dan intoleran,” ungkapnya.
“Itu semua muncul oleh lembaga yang tidak milik pemerintah tapi bebas menyebarkan pendapat mereka. Lembaga ini jangan dibiarkan tapi harus dikendalikan sehingga tidak jadi pemicu pendapat yang bias dan liar. Apalagi sebagian media tanpa seleksi dan filter disebarkan. Ini memberikan dampak kurang baik di tengah masyarakat,” tegasnya.
Sebelumnya, diinformasikan Kepolisian Republik Indonesia (Polri), menyebut ada sebanyak 1.125 orang teroris kelompok NII berdiam di Sumatera Barat (Sumbar). Mereka tersebar di Kabupaten Tanah Datar dan Dharmasraya.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menyebutkan, dari 1.125 tersebut, sebanyak 400 orang di antaranya diketahui berstatus sebagai personel aktif. Sisanya sudah dibaiat yang siap aktifkan kapan saja.
Ramadhan merinci, dari 1.125 anggota NII itu sebanyak 833 orang ada di Kabupaten Dharmasraya. Sisanya 292 anggota berada di Kabupaten Tanah Datar.
Lebih lanjut, Ramadhan mengatakan jaringan NII sudah tersebar luas di Indonesia. Sebab, anggota NII ini tidak hanya ada di Sumbar, tapi juga di DKI Jakarta, Jawa Barat, Bali, hingga Maluku.
Hingga saat ini ada 16 tersangka teroris jaringan NII yang ditangkap di Sumbar. Densus 88 turut mengamankan sejumlah barang bukti dari penangkapan tersebut.
NII Rekrut Anak-anak
Sebelumnya, Polri menyebut kelompok NII tak memandang usia dan jenis kelamin saat merekrut anggota. Ada 77 anak di bawah usia 13 tahun yang direkrut dan dicuci otak oleh NII.
Selain itu, Ramadhan membeberkan ada 126 orang dewasa anggota NII yang diduga sudah direkrut sejak masih kecil. Pihaknya akan berkoordinasi dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk mengetahui jaringan NII. (fan)