Oleh: Reviandi
PEMILIHAN Presiden (Pilpres) telah membuat banyak hal terjadi di sekitar kita. Baik yang positif atau negatif. Meski lebih banyak yang merasa, dampak buruk kontestasi lima tahunan ini semakin menjadi-jadi. Parah di 2014 dan 2019, lebih parah pula sepertinya jelang 2024 ini.
Pecah tiganya peserta Pilpres yang berasal dari partai-partai peserta Pemilu 2019, utamanya yang punya kursi di DPR, membuat dampak kepada para kepala daerah. Banyak kepala daerah yang diusung dari partai berbeda, dan tidak sejalan dengan posisi pada Pilpres. Tapi sampai hari ini, belum terlihat ada pasangan kepala daerah yang “perang” karena beda pilihan Capres-Cawapres ini.
Di Sumbar, Gubernur Mahyeldi adalah Ketua DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sumbar yang pastinya mendukung Capres Anies Baswedan dan Cawapres Muhaimin Iskandar. Mahyeldi juga tak segan-segan memasang baliho dukungannya kepada Anies dengan tagline “Pilih PKS, Anies Presiden.”
Mahyeldi juga begitu serius saat kedatangan Anies Baswedan ke Sumbar dalam beberapa kesempatan terakhir. Sebagai Gubernur yang juga Ketua PKS Sumbar, Mahyeldi lumayan serius memenangkan Anies di Sumbar. Meski pastinya tidak akan melupakan tugas-tugasnya sebagai Gubernur Sumbar pascaterpilih pada Pilgub Sumbar 2024.
Pendamping Mahyeldi, Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy juga kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Dia adalah salah satu Ketua DPP PPP pusat. Sejatinya, Audy mendukung Capres Ganjar Pranowo dan Cawapres Mahmud Md yang diusung PDIP dan PPP didukung Partai Perindo dan Hanura.
Berbeda dengan Mahyeldi, Audy seperti terkesan kurang berani pasang badan terhadap jagoan partainya itu. Tak terlihat bagaimana Audy serius mengampanyekan pasangan pandeka rambuik Putiah dan pandeka hukum itu. Saat kedatangan Mahfud ke Sumbar pekan lalu, Audy hanya menampilkan biodata Mahfud di media sosialnya.
Pilpres tak mengubah hubunga apa-apa antara Mahyeldi dan Audy Joinaldy yang memenangkan Pilgub Sumbar diusung koalisi PKS-PPP. Keduanya tetap kompak dan dalam sebulan terakhir entah berapa kali tampil berdua di medsos masing-masing. Termasuk saat Mahyeldi merayakan ulang tahunnya 25 Desember 2023 kemarin.
Setidaknya, Mahyeldi-Audy telah menunjukkan bagaimana hubungan sebagai kepala daerah yang tidak akan berubah meski pilihan pada Pilpres berbeda. Begitu juga hendaknya dengan masyarakat umum. Jangan sampai karena perbedaan ini membuat terjadinya pertikaian. Baik di dunia maya sampai dunia nyata. Sampai-sampai bertetangga bahkan satu rumah pun tak saling sapa karena jagoan yang berbeda.
Ada juga beberapa kepala daerah dan wakil kepala daerah di Sumbar yang pilihan Pilpresnya berbeda. Seperti Wali Kota Bukittinggi Erman Safar dari Gerindra yang mendukung Prabowo-Gibran dan Wawako Marfendi dari PKS. Keduanya tetap fokus dengan dukungan masing-masing tanpa mengganggu pemerintahan daerah.
Bupati Lima Puluh Kota Safaruddin Dt. Bandaro Rajo dan Wakil Bupati Rizki Kurniawan juga berbeda. Safar dari Golkar yang mendukung Prabowo-Gibran, Rizki kader NasDem yang dukung Anies-Imin. Kedua pasangan ini sedan disibukkan dengan bencana yang melanda Lima Puluh Kota selama sebulan terakhir. Yang sampai membuat putusnya jalur Sumbar-Riau.