BUKIK SIBALUIK, METRO–Hati-hati dengan cyber crime yang terakhir ini makin marak terjadi. Cyber crime adalah kejahatan dengan menggunakan media peralatan komputer dan jaringan internet. Terdapat beberapa bentuk cyber crime, misalnya pornografi, pelecehan seksual, penipuan jual beli online, dan pengambilan atau pembobolan data.
cyber crime memerupakan ancaman kejahatan berisiko tinggi terjadi karena perkembangan teknologi yang mendukung dilakukannya cyber crime dan sifat pelaku yang hidden identitas ataupun camouflage personality.
Pada umumnya, serangan banyak melalui jaringan web atau internet. Mereka tak hanya menyebarkan virus yang bisa merusak jaringan komputer, namun juga mengarah pada pencurian data penting, menjebol password, serta aksi lain yang bisa menimbulkan kerugian besar bagi para korban. Mereka merencanakan aksi kejahatan lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya.
Dari perspektif industri, ditemukan pula adanya geliat aktivitas yang mengancam keamanan industri kesehatan dan sistem point-of-sale (PoS). Dari pantauan di seluruh aktivitas keamanan selama tiga bulan pertama di 2015, laporan temuan Trend Micro menunjukkan adanya kelemahan kewaspadaan para profesional di bidang keamanan.
Dari survei yang prakarsai Trend Micro tercatat, sejumlah ancaman keamanan cyber di Asia Pasifik dan Indonesia, diantaranya URL situs-situs berbahaya, jumlah klik ke URL berbahaya, spam dan malaware. Di kawasan Asia Pasifik sendiri tercatat terjadi peningkatan host aktif untuk situs-situs berbahaya, dari 41 juta aktivitas di Q4 2014 menjadi 61 juta di Q1 2015. Di luar kawasan Asia Pasifik, Tiongkok menjadi kontributor terbesar, dengan 76 persen dari total host aktif untuk total situs berbahaya yang tercatat berasal dari negara tersebut.
Disebutkan, lebih dari sepertiga upaya akses yang tercatat di kawasan Asia Pasifik, sejumlah 189 juta akses berasal dari Jepang. Di Indonesia sendiri, di kuartal yang sama, sebanyak 5,1 juta upaya akses ke situs berbahaya berhasil diblokir oleh Trand Micro. Angka tersebut meningkat sebesar 6 persen dari kuartal sebelumnya dengan 4,8 juta upaya berhasil diblokir.
Untuk IP pengirim spam yang berhasil diblokir, di Q1 2015, terdapat 342 juta alamat IP yang ditengarai sebagai pengirim spam berhasil dicegah dari upaya mereka melintas di inbox email pengguna dari kawasan Asia Pasifik. Angka tersebut menurun dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang mencatat 349 juta email spam masuk yang berhasil diblokir Trend Micro. Negara-negara di kawasan Asia Pasifik, Tiongkok dan Jepang menjadi kontributor utama yang tercatat telah mengirimkan 194 juta email spam atau lebih dari separuh total jumlah email spam yang berhasil diblokir Trend Micro.
Di Indonesia, Trend Micro berhasil memblokir lebih dari 18,5 juta alamat IP yang ditengarai mengirimkan email spam, meningkat dari kuartal sebelumnya yang mencatat 14,7 juta. Selaras dengan tren yang terjadi di tingkat global, Trend Micro juga mencatat adanya peningkatan jumlah infeksi ransomware di Indonesia.
Di sisi lain, Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang (UNP) Muhammad Andi, menyebut pengguna Media Sosial (Medsos) hidup di dua dunia, yakni dunia maya dan dunia nyata. Kondisi ini bisa menjurus negatif, bisa juga mengarah ke hal positif. Kehadiran seseorang di dunia maya, disampaikan Doktor tamatan London University itu seakan sama pentingnya dengan kehadiran di dunia nyata. Betapa tidak satu hari saja seseorang tidak hadir didunia maya, seakan teman-teman di dunia maya menyebut kemana saja.
“Kehadiran kita di dunia maya sekarang ini sama pentingnya dengan dunia nyata. Sehari saja kita tidak aktif di dunia maya, maka kawan-kawan dipertemanan malah membully . Jadi, beberapa hari saja kita tidak aktif didunia maya, seakan kita dianggap sudah mati,” begitu disampaikan Muhammad Andi, Senin (21/9), pagi saat menjadi pembicara dalam kegiatan Sosialisasi Peranan Media Sosial Online sebagai sarana informasi bagi masyarakat, di aula Balaikota Payakumbuh di Bukik Sibaluik.
Dia juga menyampaikan bahwa kemajuan teknologi saat ini tidak terbendung lagi. Sehingga orang yang tidak ikut kemajuan teknologi maka dipastikan bakal ketinggalan. Sampai tahun 2015 ini saja di Dunia tercatat 1,86 miliar orang pengguna aktif media sosial, sedangkan di Asia tercatat 635 juta orang berlangganan paket data agar dapat mengakses internet melalui handphone. Di Indonesia dari Data Kementerian Perhubungan Komunikasi dan Informatika tahun 2015 sudah ada sebanyak 150 juta orang pengguna internet.
Di kawasan Asia Tenggara adalah wilayah yang paling berpusat pada mobile dengan tingkat penetrasi 109 juta.” Sekarang ini tiga dari 10 media sosial paling banyak digunakan adalah aplikasi chatting WeChat sebanyak 272 juta pengguna aktif, WhatsApp dengan 400 juta pengguna aktif, dan dengan 816 juta pengguna aktif,” jelasnya dihadapan ratusan peserta sosialisasi dari unsur LPM, tokoh masyarakat dan Dishub Kota Payakumbuh.
Ikut menjadi nara sumber Kabid TI Polda Sumbar, AKBP Djoni Hendra, SH, ikut hadir dalam acara itu Kapolsekta Payakumbuh, AKP Russirwan, Kadishubkominfo Payakumbuh, Adrian, serta pengguna Medsos, dan ratusan peserta sosialisasi yang dibuka lansung Asisten I Yoherman.
Kabid TI AKBP Djoni Hendra, menyebut kemajuan teknologi di samping memiliki nilai positif juga ada nilai negatifnya.
Dia mengajak, agar masyarakat jangan sampai mudah memposting kegiatan-kegiatan yang melanggar aturan perundang-udangan seperti UU IT, dan UU KIP. “Kita siap melakukan penindakan,” jelasnya. (us)