LIMAPULUH KOTA, METRO – Pemerhati Politik Sumatera Barat, Budi Febriandi menilai bahwa money politik adalah kejahatan terbesar terhadap demokrasi dan merupakan induk dari Kejahatan Korupsi. Money politik dalam demokrasi akan melahirkan pemimpin-pemimpin yang tidak jujur dan tidak berintegritas.
Biasanya, sebut Budi Febriandi, para politisi yang melakukan money politik saat pemilu itu, menunjukkan bahwa mereka tidak percaya dengan kapasitas dan kafabilitas dirinya sebagai pemimpin. Sehingga mereka melakukan jual beli suara. Hari Anti Korupsi 9 Desember 2019 ini, menjadi momen lahirnya pemimpin berintegritas dimasa akan datang.
“Money politik adalah kejahatan terbesar terhadap demokrasi, dan merupakan induk dari kejahatan korupsi. Money politik dalam demokrasi akan melahirkan pemimpin yang tidak jujur dan tidak berintegritas. Biasanya para politisi yang melakukan money politik itu, mereka tidak percaya dengan kapasitas dan kapabilitas dirinya sebagai pemimpin. Sehingga mereka melalukan jual beli suara,” sebut Budi Febriandi disela-sela launching Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Limapuluh Kota, kemarin saat ditanya wartawan.
Menurutnya pemimpin yang terpilih dengan hasil proses money Politik dan bukan karena masyarakat atau pemilih secara ikhlas memberikan mandat kepada calon pemimpin untuk memimpin, maka akan lahir pemimpin yang tidak mendengarkan kehendak masyarakat.
“Konsekwensinya pemimpin yang terpilih dari hasil money politik maka siap-siap idak akan mendengarkan kehendak publik dalam menetapkan dan menjalan kebijakan pemerintah. Kemudian lebih banyak mengakomodir kepentingan kelompok-kelompok tertentu, terutama yang membantu biaya politik,” terangnya.
Menurut Budi Febriandi, untuk melahirkan pemimpin yang berintegritas maka money Politik harus dihilangkan. Budi menyebut kemlompok masyarakat sipil, civil society harus terus menerus mengkampanyekan tentang bahaya dari money politik.