PESSEL, METRO–Mela Puspita Sari (39) sebenarnya mulai putus asa, saat bayi yang dilahirkannya 25 Juli 2023 di RSUD M Zein Painan, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) sampai 29 Juli 2023 belum bisa dibawa pulang. Alasannya klasik, karena ketidaaan biaya persalinan yang sangat besar baginya. Sang suami, Rusmardianto (39) hanya tukang bangunan dan serabutan.
“Saya sudah minta ke petugas rumah sakit, kami pulang dulu. Biar anak ditinggal di sini. Karena dana Rp5 juta kemana akan dicari saat ini. Suami saya tidak bekerja sudah beberapa bulan terakhir. Mereka tidak mau dan minta dibayar dulu,” kata Mela, Sabtu (29/7) saat didatangi Ketua DPC Partai Gerindra Pessel Afrizon Nazar Uncu dan pengurus DPD Partai Gerindra Sumbar.
Kedatangan Afrizon dan Wakil Bendahara DPD Gerindra Sumbar Hendra Afnezola untuk membayar tunggakan biaya bersalin Mela yang ternyata sudah mencapai Rp5.116.082. Biaya itu dibayarkan Anggota DPR RI asal Sumbar yang juga Ketua DPD Gerindra Sumbar H Andre Rosiade. Dan Mela bersama bayinya bisa pulang ke rumah mereka di Pulau Puduang, Nagari Pasia Pelangai, Kecamatan Ranah Pesisir, Pessel yang berjarak sekitar 75 KM dari rumah sakit.
Andre mengetahui masalah ini setelah mendapatkan informasi dari seorang anggota DPRD Pessel Novermal Yuska. Disebutkan, awalnya ibu yang sudah memiliki tiga anak perempuan itu mau melahirkan di Puskesmas Balai Selasa Ranah Pesisir. Tapi karena tekanan darahnya terlalu tinggi mencapai 200/100 mmHg, pihak Puskesmas merujuk ke RSUD M Zein.
Di RSUD ternyata bisa diusahakan melahirkan dengan normal meski susah dan akhirnya memakai metode ekstraksi vakum. Yaitu prosedur untuk membantu proses persalinan normal. Persalinan dengan bantuan ekstraksi vakum dilakukan dengan alat yang disebut vakum ekstraktor. Umumnya, tindakan ini baru dilakukan ketika proses persalinan normal mengalami hambatan. Biaya inilah yang cukup mahal.
Akhirnya, usai Afrizon Nazar menyerahkan uang dari Andre Rosiade, pasangan Mela dan Rusmardianto mulai merasa lega. Uang itu langsung disetorkan ke bagian pembayaran di depan rumah sakit. Barulah para perawat memperbolehkan Mela menggendong dan membawa anaknya yang berjenis kelamin perempuan itu. Mereka sudah enam hari di rumah sakit dan meninggalkan tiga anaknya di rumah kepada tetangga.
Mela dan Rusmardianto sangat berterima kasih kepada Andre Rosiade dan tim yang telah memberikan bantuan. “Terima kasih banyak pak Andre Rosiade dan Partai Gerindra. Tak tahu lagi kami mau mengadu kemana. Bahkan, kemarin anggota DPRD Pessel sudah membantu kami komunikasi dengan direktur rumah sakit, tapi katanya tidak bisa. Alhamdulillah, hari ini datang bantuan pak Andre dan anak kami bisa pulang,” kata Mela dengan mata berkaca-kaca.
Dia mengaku, awalnya masuk rumah sakit dengan yakin telah punya kartu BPJS PBI (Penerima Bantuan Iuran) yang dibayarkan oleh Pemkab Pessel. Tapi ternyata saat di rumah sakit disebutkan tidak aktif lagi, karena memang tidak pernah dipakai sejak dimiliki. “Kami disebutkan peserta BPJS, tapi memang sampai hari ini belum mendapatkan kartunya dan tak pernah dipakai. Tiba-tiba pada Kamis 27 Juli kami mau pulang ditagih Rp4,8 juta. Sekarang sudah Rp5,1 juta,” katanya.