SAWAHAN, METRO–Anggota DPRD Kota Padang Faisal Nasir menyoroti penanganan drainase di Kota Padang yang tak kunjung mampu menanggulangi persoalan bajir di saat terjadi hujan deras. Menurutnya, dalam pengendalian banjir di Kota Padang mestinya ada rencana induk drainase.
“Drainasenya tidak dikerjakan dengan baik, karena Kota Padang tidak punya rencana induk drainase kota. Makanya banyak kegiatan pembenahan drainase itu dilakukan tidak melalui kajian,” ungkapnya Faisal Nasir di sela-sela rapat pembahasan Pansus III dengan OPD Pemko Padang, Selasa (18/7).
Menurutnya, karena Kota Padang belum punya rencana induk drainase, makanya pembangunan drainase yang dilakukan selama ini belum mampu menyelesaikan persoalan banjir. “Kita berharap Pemko Padang segera membuat rencana induk dranaise ini,” ujarnya.
Akibat Kota Padang tak punya rencana induk drainase, lanjutnya, banyak penanganan drainase tak tepat sasaran. “Rencana induk itu kan melalui kajian matang, apakah untuk jangka 3 tahun, 5 tahun. Karena tak punya rencana induk, makanya penanganan drainase tak tepat sasaran,” jelasnya.
Selama ini banyak anggaran habis untuk pembenahan drainase, tapi hasilnya tidak ada. Selain itu, pengerjaan pembenahan tidak dilakukan secara periodik atau berkala.
“Uang sudah habis puluhan miliar, tapi banyak terbengkalai dan dilanjutkan pembangunannya. Contoh drainase jalan Jhoni Anwar, jalan Gajah Mada, dan tempat lain,” urai Sekretaris Fraksi PAN DPRD Kota Padang ini.
“Itu kan sudah dianggarkan, sudah dikerjakan dengan anggaran cukup besar, tapi hasil tidak ada. Makanya saya menilai, apa yang dikerjakan itu tidak ada azas manfaat, ketidakseimbangan antara pengeluaran dan hasil yang dicapai,” sebut anggota dewan dari dapil Nanggalo-Padang Barat ini.
Menurut dia, jika penanganan banjir, diperlukan saluran yang penting. “Jadi banjir itu ada penyebabnya. Apalagi Kota Padang itu banyak dilalui sungai,” bebernya.
Dia juga menyampaikan, penanggulangan banjir ini harus melibatkan pihak pihak terkait, sebab sungai itu kewenangan balai dan provinsi.
“Kalau banjir Jumat lalu itu sejalan hujan dan pasang, makanya, daerah-daerah dekat muara, seperti Kurao, Tunggul Hitam, dan lainnya air pasang itu yang naik sejalan dengan sungai. Makanya tidak mengalir airnya. Air itu sifatnya mencari tempat yang rendah,” terangnya.
Tetapi tidak hanya soal air pasang, Faisal Nasir menilai drainase Kota Padang itu buruk. Untuk drainase itu anggarannya lebih kecil dari jalan. Untuk tahun ini, anggaran untuk drainase cuma Rp9 miliar.
“Sekarang pembahasan untuk anggaran tahun 2024. Kita sudah tanya anggaran prioritas sebelum melakukan pembahasan, mereka jawab masalah banjir dan penanganan drainase. Tapi kita lihat dari usulan anggarannya, bertolak belakang, tidak sesuai dengan kebutuhan anggaran. Malah lebih besar anggaran untuk jalan ketimbang drainase. Harusnya lebih besar untuk drainase, karena prioritasnya drainase,” jelasnya. (hsb)