Disebutkan, upaya dalam peningkatan produksi bisa ditingkatkan melalui teknologi tepat guna seperti Mulsa Tanpa Olah Tanah (MTOT) Udara Bersih Indonesia (UBI) yang memanfaatkan jerami sebagai pengganti mulsa.
Teknologi ini merupakan “bertani dengan biaya murah”. Dimana teknologi MTOT UBI ini petani tidak lagi melakukan pengolahan tanah sempurna, penggunaan pupuk anorganik berkurang, serta penggunaan benih padi lebih sedikit.
Lanjut bupati, tahun 2023 luas tanam padi sebesar 37.903,36 ha, luas panennya sebesar 38.928 ha, produktifitasnya 5,23 ton/ha serta produksi 201.336 ton, meningkat bila dibandingkan pada tahun 2022 yang hanya mencapai 161.638,55 ton atau meningkat sebesar 39.697 ha (24,6%).
Angka produktifitas ini akan dapat ditingkatkan apabila pelaksanaan bercocok tanam padi berbiaya murah dengan sistim MTOR UBI dapat dilaksanakan oleh seluruh petani yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan, dimana hasil ubinannya berkisar 6 sampai 7 ton lebih perhektarnya.
“Sekolah Lapang (SL) Teknologi Udara Bersih Indonesia (UBI) akan saya dorong pengalokasiannya dan dukungan ini tetap teralokasi untuk kelompok tani di tahun-tahun berikutnya. Tidak hanya di kelompok tani ini saja, tetapi di kecamatan lainnya juga akan menggunakan teknologi udara bersih indonesia dalam berusaha tani, “ tegas bupati.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pesisir Pesisir Selatan, Mardianto mengatakan, Kabupaten Pesisir Pesisir Selatan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Barat yang menerapkan Tanam Perdana Kegiatan Sekolah Lapang Padi Tanpa Olah Tanam Udara Bersih Indonesia di Pondok Gapoktan Langong Nagari Koto Barapak, Kecamatan Batang,.
“Terkait Tanam Perdana Kegiatan Sekolah Lapang Padi Tanpa Olah Tanam Udara Bersih Indonesia ini, kami juga meminta dukungan kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Barat melalui Dinas Pertanian. Semoga teknologi ini mampu meningkatkan produksi pertanian dan tentunya juga kesejahteraan petani di Pesisir Selatan ke depan, “ujarnya. (***)