Tradisi bacarito (bercerita) dapat ditemukan dalam kegiatan, bakaba dan maota. Bakaba, yakni bercerita satu arah, pakai musik, formal, membutuhkan keahlian khusus. Oleh karena itu tradisi ini akan hilang sejalan dengan berkurangnya orang yang ahli dalam bakaba.
Sementara, maota, bercerita dua arah/dialogis/interaktif, tidak pakai musik, informal, tidak membutuhkan keahlian khusus. Maota itu ibarat menanam biji pepohonan. Pesan yang diucapkan dalam matoa ibarat biji itu sendiri. Ada yang tumbuh ada yang tidak.
Yang tumbuh ada yang bisa besar, ada yang mati muda. Kualitas biji (maota dan ota) menentukan hasilnya di kemudian hari. Kalau bijinya baik, orang yang aktif maota akan jadi komunikator ulung di segala bidang.
Dunia ini sebenarnya diatur oleh tukang ota dalam arti sebenarnya (piawai dalam komunikasi persuasif yang dapat mengubah dan mengendalikan pikiran orang lain/warga dunia). Di dunia Barat maota itu kegiatan yang rutin komunitas sampai sekarang.
Kemampuan berkomunikasi juga dibangun dan ditingkatkan melalui berbagai pelatihan. Tapi mereka menciptakan peralatan yang membuat masyarakat seperti kita mengalami kritis maota.
Ada beberapa jenis maota. Yakni, maota lapeh, dengan topik tidak fokus, dengan atau tanpa kopi dan teh. Maota kariang, yakni dengan waktu singkat, tanpa kopi dan the. Maota lamak, yakni dengan waktu panjang dan fokus, dengan kopi dan the.
Juga ada beberapa jenis ota. Yakni, ota nan sabana ota, yang mendekati diskusi serius.Ota ruok-ruok, yakni ota yang diselingi canda, gunjing, dan asal-asalan. Ota gadang, yakni ota yang banyak mengandung unsur fantasi, orangnya disebut gadang ota.
Sementara fungsi maota, sebagai pengawasan lingkungan, penyebaran informasi pewarisan nilai-nilai dan kearifan lokal. Fungsi berikutnya, latihan berkomunikasi secara benar, membentuk karakter sebagai komunikator yang beretika dan cerdas dan taktis. Kemudian juga ada fungsi silaturahmi.
Kritis maota saat ini terjadi disebabkan karena beberapa faktor. Yakni, kehadiran televisi dan internet. Lapau jadi tempat bermain koa dan domino.
Terjadinya Gap antar generasi (generation gap syndrome). Penyebab lainnya, stigma/penilaian buruk terhadap maota, tokoh masyarakat enggan maota di lapau. Terakhir juga disebabkan karena ketakutan.
Mengembalikan fungsi maota dapat dilakukan dengan mengevaluasi kelemahan maota, menghidupkan kembali tradisi maota, membuat tempat khusus dan mengajak generasi muda.(**)