Di era kemajuan tekhnologi dan informasi saat ini, dibutuhkan penguatan pemahaman dan pengamalan Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah (ABS SBK) di Ranah Minang. Di mana generasi muda saat ini menjadi ujung tombak dalam memperkuat pengamalan ABS SBK itu di Minangkabau.
Salah satu upaya penguatan pemahanan ABS-SBK tersebut, Dinas Kebudayaan Sumbar, menggelar workshop Pengamalan ABS SBK Bagi Generasi Muda. Workshop mengusung tema “Pewarisan Kearifan Lokal Pada Generasi Muda Menuju Ketahanan Adat dan Budaya.”
Ketua DPRD Sumbar Supardi yang berkesempatan membuka workshop tersebut mengatakan, pendidikan moral dalam ABS-SBK pada generasi muda akan mencegah terjadinya kasus kriminal seperti pencurian, kekerasan seksual, narkoba dan lainnya.
“Pendidikan moral sebagai antisipasi kasus-kasus yang bisa mencoreng ABS-SBK, salah satunya kekerasan seksual pada anak di bawah umur,” kata Supardi.
Menurutnya, pengenalan kebudayaan mesti ditanamkan sejak dini pada generasi muda, sehingga tidak memunculkanperilaku perilaku melenceng.
Untuk itu ia berharap kepada para tokoh adat untuk pro aktif meningkatkan perbaikan moral generasi muda saat ini.
Hal ini merujuk pada pentingnya pendidikan moral kepada generasi muda guna mengantisipasi kasus-kasus yang bisa mencoreng ABS-SBK itu sendiri. “Jadi langkah-langkah strategis dalam membangun moral butuh peran tokoh adat,” pungkasnya.
Terakhir ia berjanji akan mengupayakan merehab arsitektur bangunan Balai Kaliki untuk menegaskan sebagai tempat destinasi kebudayaan.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sumbar Gemala Ranti mengatakan, Dinas Kebudayaan Sumbar merupakan salah satu instansi penunjang dalam pencapaian misi kedua Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah dan Wakil Gubernur, Audy Joinaldy. Yakni, “Meningkatkan Tata Kehidupan Sosial Kemasyarakatan Berdasarkan Falsafah Adaik Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah”.
Salah satu program Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar yang sesuai dengan tupoksi Dinas Kebudayaan Sumbar yaitu melakukan pembinaan terhadap generasi muda untuk melestarikan warisan budaya ABS SBK.
Di tahun pertama kepemimpinan Mahyeldi Ansharullah dan Audy Joinaldy, Dinas Kebudayaan Sumbar langsung bergerak untuk percepatan pencapaian misi kedua tersebut. Salah satunya melalui kegiatan workshop ini. “Sasaran kegiatan yang dilaksanakan saat ini yaitu Rang Mudo dari Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kota Payakumbuh,” ujar Gemala Ranti.
Dinas Kebudayaan Sumbar, menurut Gemala Ranti juga telah menyelesaikan sebuah buku pedoman pengamalan ABS – SBK yang disusun oleh para pakar pada tahun 2019 lalu.
Gemala Ranti yakin kehadiran buku itu merupakan tonggak sejarah penting dalam perjalanan perkembangan kebudayaan Minangkabau. Adaik Nan Sabana Adaik, Nan Tak Lapuak Dek Hujan- Nan Tak Lakang Dek Paneh, Jikok Diasak Indak Layua-Jikok Dibubuik Indak Mati, Adaik Basandi Syara’-Syara’ Basandi Kitabullah, Adaik Bapaneh- Syara’ Balinduang, Syara’ Ka Ganti Nyawa – Adaik Ka Ganti Tubuah, Syara’ Mangato -Adaik Mamakai, Syara’ Nan Lazim -Adaik Nan Qawi, Adaik Babuhua Sintak -Syara’ Babuhua Mati
Pada workshop tersebut, Dinas Kebudayaan Sumbar menghadirkan beberapa narasumber hebat yang kompeten di bidangnya. Yakni, D. Emeraldy Chatra, M.I.Kom, yang merupakan akademisi, Ketua MUI Sumbar, Buya Gusrizal Gazahar, Angku Yus Datuak Parpatiah, tokoh masyarakat Sumbar dan Vembi Fernando, ST yang merupakan CEO Info Sumbar.
Workshop dilaksanakan selama tiga hari, dimulai dari tanggal 3 Desember dan berakhir 5 Desember 2021 di Perkampungan Adat Balai Kaliki Kota Payakumbuh. Peserta merupakan generasi muda yang berasal dari Kabupaten Limapuluh Kota dan Kota Payakumbuh yang berjumlah 50 orang.
Dengan telah dilaksanakannya workshop tersebut, maka salah satu tupoksi Dinas Kebudayaan Sumbar yakni melakukan pembinaan terhadap generasi muda untuk melestarikan warisan budaya ABS-SBK telah berjalan semestinya. Gemala Ranti mengharapkan kepada seluruh peserta yang telah mengikuti workshop ini ke depannya bisa bersama-sama melestarikan nilai-nilai adat dan budaya Minangkabau.(**)