Provinsi Sumatera Barat genap berusia 76 tahun. Peringatan Hari Jadi ini dilaksanakan melalui Rapat Paripurna DPRD Provinsi Sumbar yang dipimpin Ketua DPRD, Supardi, dengan tajuk “Dengan Semangat Hari Jadi Sumbar ke-76, Kita Wujudkan Sumbar Madani Melalui Peningkatan Ekonomi Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19, Provinsi Sumbar.”
Paripurna ini dihadiri Gubernur Sumbar Buya Mahyeldi, Anggota DPD RI Muslim M Yatim, Pimpinan DPRD dan anggota, bupati walikota/perwakilannya, Forkopimda serta para tokoh masyarakat Sumbar lainnya yang hadir di Ruang Paripurna DPRD maupun yang mengikuti secara virtual.
Supardi dalam pembukaan rapat menyampaikan arti penting peringatan Hari Jadi Sumbar dalam rangka menumbuhkan kecintaan pada provinsi yang dulunya bernama Keresidenan Sumatra Barat, ini.
“Karena Hari jadi Provinsi bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila, ada semangat heroik yang sangat penting sebagai motivasi mewujudkan sumbar madani melalui peningkatan ekonomi masayrakat dalam menghadapi pandemi Covid-19,” ujar Supardi.
Ketua DPRD Provinsi Sumbar Supardi juga menegaskan penetapan tanggal 1 Oktober 1945 sebagai HJP dilakukan setelah melalui proses panjang kajian dan pembahasan.
“Semua itu tidak terlepas dari perjalanan sejarah Sumatera Barat sebagai satu kesatuan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sehingga diambil satu titik atau momen penting yang menjadi dasar penentuan hari jadi yang disepakati dan diterima oleh semua pihak,” sebutnya.
Peringatan HJP, lanjut Supardi, bukan sekedar untuk euforia sejarah. Namun hendaknya menjadi titik balik evaluasi dalam penataan pembangunan untuk membawa Sumbar lebih maju lagi. Kondisi saat ini, katanya, masih banyak yang harus dibenahi. Sumbar masih ketinggalan dalam banyak hal. Cita-cita mewujudkan Sumbar yang madani maju dan sejahtera berbasis sumber daya manusia yang agamais belum seutuhnya dapat diwujudkan.
“Sebagai refleksi, 76 tahun usia Sumbar adalah waktu yang panjang untuk membangun daerah namun cita-cita itu belum seutuhnya dapat diwujudkan,” papar Supardi.
Dia mengungkapkan, angka kemiskinan Sumbar masih cukup tinggi, 6,56 persen. Tingkat pengangguran terbuka berada pada angka 6,86 persen. Bahkan, indek daya saing daerah, Sumbar berada pada urutan terbawah se-Sumatera dengan skor 0,0208. Merunut ke belakang, Sumbar dulunya adalah daerah “industri otak”.
Melahirkan SDM berkualitas yang telah menunjukkan eksistensinya di tingkat nasional dan internasional. Banyak tokoh-tokoh bangsa yang lahir dari Bumi Sumatera Barat.
“Itu karena adanya sistem pendidikan yang maju dan terintegrasi dengan pembangunan karakter. Namun dalam beberapa dekade pendidikan di Sumbar mulai tertinggal dari daerah lain dan tidak lagi menjadi daerah tujuan utama untuk menuntut ilmu pengetahuan,” katanya.
Dari sisi semangat dan cita-cita “Kembali ke Nagari” dalam artian harfiah menurut Supardi juga masih jauh dari harapan. Lahirnya UU nomor 6 tahun 2014 tentang Desa yang telah menberikan dukungan kembali ke nagari belum dapat dimaksimalkan.
Falsafah Adat Basandi Syarak – Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) sudah mulai tergerus oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan tekonologi informasi. “Nilai dan norma ABS-SBK sudah jarang dipublikasikan dalam kehidupan keseharian masyarakat. Begitu juga dengan peran dan fungsi
“Tigo Tungku Sajarangan” sudah mulai terabaikan.Banyak keputusan strategis yang berkaitan dengan masyarakat yang kadang tidak melibatkan unsur penting tersebut,” ujarnya.
Selain itu, Supardi juga membeberkan bahwa HJP, hari lahir daerah belum menggema di tengah masyarakat dan instansi pemerintah daerah. Bahkan banyak penyelenggara pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten dan kota yang tidak tahu.
“Gaungnya (HJP) belum membahana, belum terlihat memberikan nilai dan makna yang dapat mengilhami. Pemerintah daerah perlu lebih membumikan semangat agar menumbuhkan semangat dan rasa cinta dan rasa bangga sekaligus sebagai sumber motivasi membangun daerah,” tegasnya.
Supardi menyampaikan, refleksi tersebut diharapkan menjadi bahan renungan bersama bahwa masih banyak hal yang harus dikerjakan dan dibenahi. Agar cita-cita mewujudkan Sumbar yang madani, maju dan sejahtera berbasis SDM yang agamais dapat dicapai.
“Saya berharap, peringatan ini jadi momentum untuk bangkit mengejar ketertinggalan daerah. Bangkit dan keluar dari pandemi. Kami percaya dibawah kepemimpinan Gubernur Mahyeldi Wakil Gubernur Audy Joinaldy, bersama semua pemangku kepentingan, akan mampu membawa Sumatera Barat bangkit,” harap Supardi.
Sementara itu, Gubernur Mahyeldi dalam sambutannya menyampaikan ungkapan terimakasih kepada DPRD Sumbar yang telah mewujudkan peringatan Hari Jadi Sumbar.
Buya Mahyeldi juga berharap peringatan hari jadi Sumbar tidak hanya menjadi seremonial belaka, tapi jadi momentum evaluasi daerah untuk mengejar ketertinggalan dan menyiapkan diri menghadapi persaingan globalisasi pada masa depan.
Gubernur juga memaparkan beberapa kebijakan dalam upaya menekan angka penyebaran Covid-19 di Sumbar, termasuk peningkatan capaian vaksinasi dengan dukungan berbagai pihak.
“Dalam kesempatan yang berbahagia ini kami atas nama Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, serta seluruh masyarakat dengan rasa bangga dan penuh kehormatan mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh tenaga kesehatan dan para relawan yang telah mengorbankan jiwa dan raganya menyelamatkan masyarakat kita yang terkonfirmasi positif covid 19,” ujar Buya Mahyeldi.
Dalam paripurna ini juga dihadirkan empat tokoh yang memberikan pandangan serta masukannya untuk kemajuan Sumbar. Hadir secara virtual tokoh nasional Buya Syafii Maarif dan mantan Menteri Kelautan Prof. Dr. Ir. Rahmin Dahuri. Dua tokoh lainnya hadir secara luring, yakni akademisi dari Universitas Andalas Prof. Dr. Helmi, dan tokoh adat Yus Datuak Perpatiah.
Pada hari jadi Sumatera Barat yang ke-76, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat juga memberikan anugerah atau penghargaan pada kabupaten Kota yang dianggap berhasil mengembangkan Koperasi dan koperasi syariah. Selain itu juga diberikan anugerah kebudayaan pada individu dan kelompok yang melestarikan dan memajukan bidang adat dan penelitian, kesenian, cagar budaya.
Peringatan Hari Jadi Provinsi Sumbar ini juga ditandai dengan pemotongan kue berbentuk rangkiang. Potongan pertama oleh gubernur dan diberikan kepada anggota DPRD RI, Muslim M. Yatim. Dilanjutkan potongan kedua oleh Ketua DPRD diberikan kepada Kapolda Sumbar.(*)