Hari ini, Jumat, 1 Oktober 2021 diperingati sebagai Hari Jadi Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) ke-76 tahun.
Melalui momentum HUT ke-76 ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar di bawah kepemimpinan Gubernur Mahyeldi Ansharullah dan Wakil Gubernur (Wagub) Audy Joinaldy, selama lima tahun ke depan berjuang mewujudkan visi “Sumatera Barat Madani yang Unggul dan Berkelanjutan”. Untuk mewujudkan visi tersebut, ada tujuh misi yang dilaksanakan Pemprov Sumbar ke depan. Pertama, meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang sehat, berpengetahuan, terampil dan berdaya saing.
Kedua, meningkatkan tata kehidupan sosial kemasyarakatan berdasarkan falsafah Adat Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK).
Ketiga, meningkatkan nilai tambah dan produktifitas pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. Keempat, meningkatkan usaha perdagangan dan industry kecil / menengah serta ekonomi berbasis digital
Selanjutnya, kelima, meningkatkan ekonomi kreatif dan daya saing kepariwisataan, keenam meningkatkan pembangunan infrastruktur yang berkeadilan dan berkelanjutan. Ketujuh, mewujudkan tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik yang bersih, akuntabel serta berkualitas.
Dalam pembangunan Sumbar ke depan, pasangan Mahyeldi-Audy juga melaksanakan empat program unggulan (progul), yakni, Sumbar Sehat dan Cerdas, Sumbar Religus dan Berbudaya, Sumbar Sejahtera dan Sumbar Berkeadilan Khusus Progul Sumbar Berkeadilan, bertujuan meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur pertanian dan perikanan berupa irigasi, bendungan dan pelabuhan. Serta akses transportasi ke sentra-sentra produksi dan pemasaran hasil pertanian dan perikanan. Melalui Progul Sumbar Berkeadilan juga dilaksanakan percepatan, pemerataan, konektivitas dan integrasi sistem infrastruktur transportasi (darat, laut, dan udara) untuk meningkatkan efisiensi pergerakan orang dan barang.
Kemudian juga mengembangkan kota dan kabupaten yang tangguh bencana berbasis masyarakat dan komunitas. Progul Sumbar Berkeadilan lainnya, optimalisasi pengelolaan sampah yang berkelanjutan pada TPA Regional dengan pendekatan sampah sebagai sumber energy alternatif (waste to energy), tersedianya tempat pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Progul Sumbar Berkeadilan juga meningkatkan inovasi dan digitalisasi pelayanan publik berbasis elektronik (e-government).
Kembangkan Potensi Pertanian
Sejak dilantik Kamis, 25 Februari 2021 oleh Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara hingga sekarang, Mahyeldi-Audy langsung bergerak cepat untuk melaksanakan progul yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026 tersebut.
Khusus Progul Sumbar Berkeadilan, di sektor pertanian, Mahyeldi dan Audy langsung melaksanakan kunjungan ke kabupaten kota untuk melihat langsung kondisi dan potensi pertanian di daerah.
Mahyeldi juga menghadiri panen perdana bawang varietes unggul saat mengunjungi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian Badan Litbang Pertanian Kementan RI di Nagari Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar. Mahyeldi mengatakan, sektor pertanian paling potensial dikembangkan di Sumbar. Karena komposisi dari masyarakat Sumbar yang menggantungkan hidup dari pertanian mencapai 58 persen dari total penduduk.
Ia mengatakan, Sumbar juga memiliki tanah subur untuk mendukung sektor pertanian. Sekarang tinggal meningkatkan pemanfaatan teknologi dan alinstan untuk meningkatkan produksi. Begitu juga dengan pemanfaatan teknologi, pengelolaan air dan pemupukan yang bisa dicontoh oleh petani di Sumbar. Yang menggembirakan dari perkembangan sektor pertanian ini, meski di tengah pandemi Covid-19, Sumbar tetap mengekspor sejumlah komoditas produk pertanian unggulan daerah ke sejumlah negara di Asia, Eropa, Afrika dan Amerika. Nilainya fantastis, Rp383,8 miliar!
Ini adalah bukti bahwa pertanian menjadi salah satu sektor yang tetap bisa bertahan dan mendukung perekonomian daerah di tengah pandemi.Produk pertanian yang diekspor di antaranya kayu manis, sawit, karet, pinang, pala, gambir, biji kopi, petai cina, kecombrang, jengkol dan beberapa produk lain yang memiliki pasar cukup luas di banyak negara.
Menurut Mahyeldi, potensi ekspor tersebut harus terus ditingkatkan, salah satunya dengan memperkuat hilirisasi produk pertanian di daerah sehingga yang diekspor bukan lagi komoditas “mentah”.
Kayu manis misalnya, kebutuhan di negara tujuan itu adalah yang sudah diolah menjadi bubuk. Demikian juga karet. Kalau bisa membawa investor untuk membangun pabrik di Sumbar, nilai produknya tentu akan lebih tinggi. Ke depan, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait ditugaskan mulai mengarah mempersiapkan program untuk hilirisasi produk pertanian seiring dengan visi misi yang dijabarkan dalam RPJMD 2021-2026 yang juga fokus pada sektor pertanian.
Sementara terkait infrastruktur pertanian dan pengelolaan sumber daya air, Mahyeldi dan Audy juga langsung menemui Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan di ruang kerja Menko Marves, Jakarta, Senin, 15 Maret 2021 lalu.
Dalam pertemuan itu, Mahyeldi-Audy mengusulkan rencana pembangunan penguatan tebing dan normalisasi Sungai Batang Sikabau, Batang Batahan terletak di Kabupaten Pasaman Barat. Juga normalisasi dan penguatan tebing Batang Tapan Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) dan rehabilitasi daerah irigasi Bandar Lawas Sirukam Kabupaten Solok.
Wujudkan Konektivitas Transportasi
Untuk melaksanakan percepatan, pemerataan dan konektivitas transportasi laut, terutama ke Kepulauan Mentawai, Mahyeldi me-launching kapal angkutan penyeberangan KMP. Tanjung Burang dengan rute Padang – Mentawai, di Pelabuhan Bungus, Jumat, 16 April lalu.
Dengan beroperasinya KMP Tanjung Burang maka frekuensi konektivitas kapal penyeberangan ke Kepulauan Mentawai bertambah. Dengan kapal yang ada sebelumnya yaitu KMP. Gambolo dan KMP. Ambu Ambu, dan ditambah hadirnya KMP. Tanjung Burang, maka sekarang setiap hari ada kapal penyeberangan tersedia ke Kepulauan Mentawai.
Selain penyediaan kapal, juga dilaksanakan pengembangan pelabuhan. Mahyeldi mengatakan, diserahkan aset Pelabuhan Penyeberangan Teluk Bungus kepada Kementerian Perhubungan saat ini, berdampak sudah banyak perkembangan pembangunan sisi laut pembangunan dermaga II.
Tahun lalu telah dilakukan pembangunan tahap 1 pada dermaga II dan perbaikan moving bridge. Tahun ini sedang berlangsung pembangunan lanjutan dermaga II tahap dua yang rencananya selesai di tahap III tahun depan.
Terkait konektivitas dan transportasi, Mahyeldi dan Audy saat menemui Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan juga menyampaikan masalah percepatan pembangunan insfratruktur Sumbar melalui program PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) Padat Karya.
Ada enam potensi pengembangan wilayah dan percepatan pembangunan Sumbar, yaitu perbaikan insfrastruktur jalan dan jembatan, pembangunan irigasi dan normalisasi sungai, pengembangan kawasan food estate, pengadaan kapal antarpulau, kawasan ekonomi khusus dan sarana dan fasiltas kesehatan.
Mahyeldi mengatakan, pemerintah tengah merancang pembangunan Marina Center di Padang, termasuk jalan Trans Mentawai dan Bandara Rokot Sipora.
Selain itu, untuk membangkitkan kawasan pesisir di Sumbar, pemerintah melakukan pembangunan jalan penghubung dan infrastruktur sisi darat di Pelabuhan Teluk Tapang, di Kabupaten Pasaman Barat.
Membangun kawasan pesisir di Sumbar ini, supaya tidak terlalu tertinggal jauh dengan bagian lain, yaitu dengan pembukaan jalan penghubung dari Bunga Tanjung hingga ke lokasi pelabuhan serta beberapa infrastruktur sisi darat di Pelabuhan Teluk Tapang.
Mahyeldi menjelaskan, progres pembangunan jalan yang telah dilakukan sampai saat ini yaitu, pembukaan trase jalan dari Pertigaan Bunga Tanjung hingga ke Pelabuhan sepanjang 33,86 Km, pengaspalan sepanjang 7,7 Km, pengerasan jalan sepanjang 15,65 Km, serta pembangunan jembatan sebanyak tujuh unit dari total 13 unit dengan satu unit telah dilaksanakan di tahun 2020. Pada kesempatan itu, Mahyeldi-Audy juga menyampaikan usulan pembangunan jembatan layang Flyover Panorama I Sitinjau Lauik sepanjang 2.6 Km. Karena jalan tersebut jalur padat logistik di lintas tengah Sumatera. Daerah Panorama 1 Sitinjau Lauik daerah rawan kecelakaan. Saat ini masih dilakukan proses pemetaan. Pemetaan sudah dilakukan untuk jalur sepanjang 5,6 kilometer. Flyover ini nantinya berupa jembatan yang melewati kelokan patah.
Penanganan Over Capacity TPA Regional Payakumbuh
Optimalisasi pengelolaan sampah yang berkelanjutan pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional termasuk dalam Progul Sumbar Berkeadilan.
Menindaklanjuti over capacity yang dialami TPA Regional Payakumbuh, Mahyeldi tengah mempersiapkan eksekusi perluasan sell landfill baru, guna memenuhi kebutuhan penampungan dan pengolahan sampah.
Hal ini terungkap saat rapat pembahasan kondisi TPA regional Payakumbuh dan upaya penanganan yang diinisiasi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Sumbar, di Istana Bung Hatta, Bukittinggi, Minggu 12 September 2021 lalu.
Mahyeldi menyampaikan langkah cepat yang harus diambil oleh Pemprov Sumbar maupun pemerintah kabupaten kota untuk menghindari kelongsoran sampah.
Di antaranya opsi yang dimiliki pemerintah daerah adalah perluasan sell landfill, serta memperbaiki maupun menambah membran sementara, untuk TPA di Padang Karambia, Kota Payakumbuh ini. Langkah paling realisitis pembangunan membran sementara, dan perluasan sell landfill. Ia juga menyampaikan pentingnya sinergitas antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemprov Sumbar serta kabupaten/kota dalam menyikapi persoalan ini.
Mahyeldi menekankan perlunya pemisahan dan pengolahan sampah organik, untuk meningkatkan efektivitas penampungan sampah di TPA. Dengan demikian, sampah organik pun dapat diolah untuk dijadikan pupuk. “Ke depan kita upayakan pengendalian dan pengolahan sampah organik yang lebih ramah lingkungan supaya bisa menjadi pupuk,” tutur Mahyeldi.
Pengembangan landfill TPA untuk menampung sampah dari Kota Payakumbuh, Limapuluh Kota, Bukittinggi dan Kabupaten Agam ini. Di mana kondisi sekarang TPA sudah over capacity hampir 200%, ketinggian sampah di landfield sudah sampai 30 meter dari idealnya hanya 15 meter.
Perluasan TPA Regional Payakumbuh dilakukan mengingat volume sampah yang masuk terus meningkat. Bahkan mencapai 220 ton sampah per hari dengan rata-rata kenaikan 6% setiap tahunnya. Untuk itu pemerintah berupaya melakukan pengembangan wilayah TPA setidaknya seluas 2.7 hektar guna 5-7 tahun ke depan.
Selain perluasan TPA Regional Payakumbuh, Sumbar segera memiliki insenerator atau alat pemusnah sampah limbah B3 dengan kapasitas mencapai 7 ton per hari . Alat yang dimanfaatkan di TPA Air Dingin Kota Padang ini, merupakan bantuan dari Kementerian Kehutanan Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI.
Menurut Mahyeldi, agar fungsi insenerator dapat digunakan secara maksimal maka perlu dilengkapi dengan fasilitas penunjang yang memadai, diantaranya jalan yang cukup lebar menuju lokasi, sehingga truk pengangkut sampah B3 bisa melewatinya. Diharapkan pada awal 2022 semua fasilitas tersebut telah terbangun dan insenerator bisa segera dimanfaatkan untuk memusnahkan limbah B3 dari seluruh rumah sakit di Sumbar.
Program 100 Ribu Enterpreneur Harus Terukur
Wagub Sumbar, Audy Joinaldy menegaskan program 100 ribu entrepreneur menjadi tanggung jawab seluruh OPD di Pemprov Sumbar. Karena itu, harus dilaksanakan dengan program pelatihan yang terstruktur dan terukur.
“Leading sector-nya adalah Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumbar. Namun seluruh OPD di Sumbar harus ikut berkontribusi dengan program yang terukur,” kata Audy Joinaldy, saat memimpin rapat pematangan persiapan percepatan program 100 ribu millenial enterpreneur di Padang, Selasa (14/9).
Program 100 ribu enterpreneur nantinya bergerak di seluruh bidang. Baik itu bidang ekonomi kreatif yang akan berkaitan dengan pengembangan pariwisata serta peningkatan nilai dari pertanian, perkebunan, perikanan dan kelautan.
Ia menyebut untuk bisa menelurkan program pendukung, masing-masing OPD harus memiliki pemahaman yang sama tentang makna enterpreneur. Program 100 ribu enterpreneur bertujuan untuk menjadi seorang pengusaha tangguh dan mampu berkolaborasi. Program ini bukan hanya bertujuan mendorong masyarakat dari nol menjadi pengusaha. Tetapi juga merangkul pengusaha muda yang ingin berkembang dan memiliki brand sendiri.
Audy Joinaldy juga mengatakan, dalam menumbuhkembangkan jiwa entrepreneur, perguruan tinggi diharapkan juga turut melibatkan pengusaha dalam menciptakan iklim berwirausaha. Tidak hanya dibekali dengan hal yang bersifat teoritis saja.
Selain itu, menjadi pengusaha harus selalu memperhatikan perubahan jaman dan teknologi. Berbagai perubahan itu berdampak secara langsung pada kehidupan masyarakat. Ciptakan peluang dan berkolaborasi dalam membangun dan mengembangkan bisnis.
Menurut dia, pengusaha tidak bisa berdiri sendiri. Ikuti perkembangan teknologi dan terus berkolaborasi. Sekarang, di era revolusi 4.0 banyak pekerjaan hilang dan banyak pekerjaan baru bermunculan.
Audy Joinaldy juga mengingatkan, program unggulan daerah menciptakan 1.000 enterpreneur itu, juga tidak bertujuan untuk membantu permodalan secara langsung. Tetapi membantu memberikan akses bagi pengusaha, agar bisa mendapatkan dana dari perbankan atau lembaga lain yang memungkinkan.
Program itu juga akan didukung oleh aplikasi Sumbar Madani yang berbasis digital. Sehingga progresnya bisa terpantau secara real time. “Semua program pelatihan dari masing-masing OPD dan kabupaten/kota mulai dari jadwal hingga output akan tergambar dalam aplikasi dan bisa dipantau kapan saja,”ujarnya. (ADP)