Wakil Gubernur Sumatera Barat, Audy Joinaldy mengapresiasi dan mendukung langkah Wali Kota Solok, Zul Elfian dalam memperhatikan sektor pertanian. Bahkan ditengah pesatnya gerak pembangunan, Kota Solok masih bisa mempertahankan keberadaan lahan persawahan produktif dan mampu bertahan sampai saat ini. “Langkah ini tidak mudah. Namun Pemerintah Kota Solok mampu mempertahankan areal persawahan produktif ditengah tengah pesatnya perkembangan dan pembangunan kota,” ujar Audy Joinaldi saat panen raya di sawah solok.
Audy Joinaldi menekankan agar Kota Solok tetap mempertahankan area persawahan yang ada, terutama Sawah Solok, Sawah Solok harus tetap dipertahankan agar ikon Kota Solok sebagai Kota Beras sekaligus menjaga kualitas dan karakteristik Beras Solok berupa IG (Indikasi Geografis) Beras Solok tetap terjaga. Diakui Audy, Pemko Solok sadar memiliki potensi yang luar biasa di sektor pertanian. Beras Solok menjadi Ikon Kota Solok dan beras yang terkenal dengan kualitasnya yang bagus sehingga perlu dipertahankan.
Audy menilai, tidak saja berupaya meningkatkan produktifitas hasil pertanian khususnya tanaman Padi, Pemko Solokmelalui Dinas Pertanian serta didukung oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ada dalam lingkungan Pemko Solok sendiri, juga berupaya meningkatkan kualitas beras dengan produk pertanian yang khas. Bahkan pengakuan berupa sertifikat IG yang dikeluarkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia (Kemenkumham) pada Tahun 2018 dengan nama hak paten “Bareh Solok”, bisa jadi menjadi modal dalam mendorong upaya peningkatan kualitas dan kuantitas padi di Kota Solok.
Mendukung apa yang telah dilakukan Pemko Solok, pada kesempatan tersebut, Wakil Gubernur juga menyampaikan pentingnya mempertahankan sawah dengan peningkatan teknologi pertanian di Kota Solok. Penerapan aturan alih fungsi sangat diperlukan agar eksistensi sawah terjaga, serta pentingnya untuk membuat packaging yang modern serta premium untuk Beras Solok. “Kalau bisa Packagingnya diganti menjadi yang premium untuk Beras Solok ini, karena ini beras mahal, beras yang kualitasnya bagus, jadi harus dibungkus dengan yang bagus pula” tuturnya.
Pemerintah Kota Solok kembali Gelar Panen Raya bertempat di Sawah Solok, senin (27/09). Kota Solok merupakan salah satu sentra produksi padi terkenal yang terus menjaga produksi padi agar tidak terjadi kelangkaan pangan di masa pandemi saat sekarang ini. Hadir dalam acara tersebut Wakil Gubernur Sumatera Barat, Audy Joinaldy yang didampingi oleh Wali Kota Solok Zul Elfian Umar, Wakil Wali Kota Solok Dr.Ramadhani Kirana Putra. Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumatera Barat, Syafrizal, Kepala Dinas Pertanian Kota Solok, Ikhvan Marosa.
Wali Kota Solok Zul Elfian Umar, mengungkapkan bahwa di Kota Solok terjadi peningkatan produksi beras di tiap tahunnya. Dan ini merupakan hasil kerja keras dari semua pihak bersama masyarakat petani di Kota Solok. “Alhamdulillah di Kota Solok produksi kami meningkat dari tahun sebelumnya, kami selalu berupaya untuk terus menjaga kontiniutas ini, serta menjaga kualitas beras di Kota Solok, kami yakin dengan adanya peningkatan produksi ini akan menjadi pengaruh ekonomi bagi kelompok tani kami yang ada di Kota Solok” jelas Zul Elfian.
Kegiatan pananaman raya ini diharapkan Zul Elfian bertujuan untuk mendukung kesediaan produksi beras solok. selain itu juga bertujuan untuk menghindari adanya pemalsuan dan menjaga ketersediaan dan kualitas beras solok Dukungan dari seluruh petani Kota Solok atas kerja kerasnya selama ini mempertahankan eksistensi Beras Solok perlu didukung. Ketika berbicara tentang luas areal pertanianyang tersedia di Kota Solok, memang tidak seluas areal pertanian yang ada didaerah lain di Sumatra Barat. Akan tetapi keterbatasan areal pertanian yang hanya seluas 876 hektar, bukan berartiý Kota Solok berdiam dan tidak melirik sektor pertanian sebagai potensi yang menjanjikan secara ekonomis. ”Upaya keras memang sangat dibutuh dalam memanfaatkan dan mengembangkan sektor pertanian ditengah-tengah keterbatasan lahan pertanian yang ada,” ungkap Zul Elfian terkait potensi yang ada disektor pertanian.
Langkah untuk meningkatkan produktifitas sektor pertanian menjadi fokus perhatian Pemko Solok dalam menyikapi ketersedian lahan pertanian yang sangat terbatas. Secara bertahap pemanfaatan kemajuan teknologi pertanian, terus diperkenalkan dan diterapkan dalam pengolahan sawah bagi masyarakat petani.
Tidak mudah memang, namun diakui Zul Elfian sekali lagi upaya keras harus dilakukan agar sektor pertanian di Kota Solok lebih bernilai ekonomis bagi masyarakat dan daerah. Bukan saja persoalan ancaman hilangnya lahan pertanian akibat kebutuhan perkembangan kota yang menjadi pemikiran Pemko Solok, namun merobah pandangan dan kebiasaan masyarakat petani dalam mengolah sawah juga menjadi tantangan.
Dari data yang ada pada Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kota Solok, terdapat 876 hektar hamparan areal persawahan sebagai penopang sektor pertanian. Lahan yang dapat dikatakan produktif dalam artian dapat digarap dua hingga 3 kali dalam setahun hanya sekitar 667 hektar saja. Itupun didukung dengan sistim pengairan setengah teknis dan sederhana. Sisanya sebanyak 209 hektar, hanya dapat ditanami satu kali dalam setahun karena kondisi areal persawahan yang tadah hujan dan kurang didukung oleh sistim pengairan dan irigasi yang memadai. Pemanfaatan sistim pompa untuk mengalirkan air dari Batang Lembang ke areal persawahan masyarakat yang terbilang tadah hujan, juga telah diupayakan agar pemanfaatan lahan pertanian lebih maksimal.
Selain melakukan panen bersama, Wakil Gubernur Sumatera Barat juga mempraktekkan alat panen multi fungsi Combine Harvester, serta penyerahan bantuan 2 unit Traktor Roda dua kepada Kelompok Tani Padang Lindang kelurahan VI Suku dan kelompok tani Surau Kajai Kelurahan Tanah Garam. selain itu juga diserahkan 2 uni handsprayer kepada kelompok tani Panca usaha kelurahan Sinapa Piliang dan kelompok tani sarang alang kelurahan Laiang. kegiatan ditutup dengan peninjauan proses pembuatan Rendang Bundo. (**)