Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang kembali melaksanakan wisuda periode I tahun akademik 2020/2021, terhadap 216 mahasiswa dari strata I dan strata II, secara virtual di Kampus ISI Padangpanjang, Sabtu (19/9) Rektor ISI Padangpanjang Prof.Dr.Novesar Jamarun, mengungkapkan rasa bahagianya atas telah terselenggaranya kegiatan wisuda di kampus seni tersebut. Salah satu alasannya, tahun 2020 ini ISI kembali melahirkan duta-duta seni intelektual. Namun, kualitas lulusan yang dihasilkan setiap tahunnya menjadi tolak ukur keberhasilan suatu perguruan tinggi.
“Para orang tua yang menguliahkan anak-anaknya di ISI Padangpanjang tentu memiliki keinginan agar anak-anak mereka bisa menjadi intelektual seni dan mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya di lingkungan kerja, bukan sekedar pekerja seni,” sebut Novesar Jamarun.
Untuk itu, lanjutnya, ISI Padangpanjang terus berusaha untuk membentuk lulusan yang bisa bersaing dengan lingkungan kerja. Apalagi, ISI Padangpanjang menjadi perguruan tinggi seni tertua di luar Jawa. “Banyak pekerja seni, seperti aktor, pelukis, musisi maupun penyanyi yang tidak pernah kuliah di kampus seni. Tetapi, apakah mereka memiliki kajian-kajian tentang berkesenian, disinilah peran perguruan tinggi seni untuk melahirkan intelektual-intelektual seni dalam bidangnya masing-masing dan itu telah dilakukan di ISI Padangpanjang,” jelas mantan Purek III Unand itu.
Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa, kata Novesar, ISI Padangpanjang telah melakukan kerjasama dengan berbagai pihak, baik perguruan tinggi seni di Indonesia maupun yang berada di luar negeri. “Dengan adanya kerjasama tersebut, akan dilakukan sharing tentang keunggulan kampus masing-masing, pertukaran dosen dan mahasiswa, maupun kegiatan-kegiatan bersama untuk kemajuan ISI Padangpanjang,” ujarnya.
Novesar Jamarun juga menekankan, kualitas lulusan yang dihasilkan oleh ISI Padangpanjang akan menentukan masa depan ISI itu sendiri. Apalagi, dengan telah berdirinya sejumlah perguruan seni baru, maupun pembukaan prodi-prodi seni di sejumlah perguruan tinggi. Tentunya, ISI Padangpanjang bukan satu-satunya lagi pilihan lembaga pendidikan tinggi seni.
“Jika kita tidak berlari kencang membenahi ketertinggalan kita, kita akan semakin tertinggal dengan lembaga-lembaga pendidikan seni lainnya. Apalagi, dengan telah berlakunya perdagangan bebas di Asia Tenggara atau MEA, kita akan dihadapkan persaingan perdagangan dan tenaga kerja yang semakin bebas, jika kita tidak siap, kita akan dilindas kemajuan zaman,” ungkapnya.
Lebih lanjut Prof Novesar menegaskan wisudawan dan wisudawati seni, untuk segera berkontribusi dan berbaur dengan lingkungan. Pengalaman dan bekal ilmu yang dimiliki sudah sepatutnya dikolaborasikan dengan kebutuhan industri dan dunia kerja. “Saya ingatkan lagi, hilangkan keangkuhan, tundukkan rasa egoisme kita, jauhilah kesombongan. Pasalnya, dua hal tersebut akan menjadi sandungan terbesar di dunia kerja nyata, ” tegas Prof Novesar.
Perkembangan teknologi saat ini, ungkap Novesar, telah menjadi peluang tersendiri dalam meniti masa depan. Untuk mensinergikan ilmu pengetahuan, teknologi dengan kebutuhan dunia usaha, tentunya dibutuhkan kematangan sikap sekaligus mampu menyikapi perkembangan yang terjadi.
”Pelaksanaan wisuda secara daring saat ini merupakan salah satu kenyataan yang harus kita hadapi dan sikap secara positif. Pandemi ini, telah memberikan warna baru sekaligus menuntun kita agar tetap berpikir positif dan kreatif. Artinya, pandemi ini harus kita maknai dengan bijaksana. Kita dituntut menemukan inovasi dan cara cara baru sesuai kebutuhan dunia usaha,” papar Novesar Jamarun.
Dijelaskan Prof Novesar Jamarun dalam virtualnya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah era peradaban dunia. Baik di bidang seni dan kreatifitas.
Sesuai tinjauan revolusi industri pertama, membuktikan pekerjaan manusia telah diambil alih oleh mesin industri. Kedua, pengembangan pembangkit tenaga listrik, ketiga komunikasi informasi dan keempat yaitu revolusi industri era disruptif teknologi. Dimana saat ini teknologi industri telah menjadi dasar kehidupan manusia.
“Dengan ilmu pengetahuan di telah diserap dari kampus ISI ini, kita yakini pelaku seni intelektual yang terlahir dari kampus seni Indonesia Padangpanjang mampu dan siap bersaing. Siapkan mental sekaligus kerahkan seluruh tenaga para duta ISI pasti bisa,” tegas Prof Novesar.
Dikatakannya saat ini, revolusi industri terus bergerak cepat. Saat ini tengah maraknya di perbincangkan terkait revolusi industri 5.0, terkait kecerdasan buatan akan mentransformasikan big data pada segala sendi kehidupan yang nantinya akan menjadi kearifan baru bagi manusia.
Institut Seni Indonesia Padangpanjang, lebih jelas Prof. Novesar memaparkan, bahwa ISI Padangpanjang juga berhadapan dengan perkembangan teknologi yang merupakan sebuah tantangan baru yang harus dihadapi.
Seiring perihal itu, saat ini ISI telah memiliki dua fakultas yaitu fakultas seni pertunjukan dan seni rupa dan desain, serta satu program pascasarjana.
Untuk fakultas seni pertunjukan memiliki lima prodi yaitu, Prodi Seni Karawitan, Seni Tari, Seni Musik, Seni Teater, Seni Antropologi Budaya. Sementara untuk fakultas seni rupa dan desain memiliki tujuh prodi yaitu, Prodi Kriya Seni, Seni Murni, Televisi dan Film, Fotografi, Desain Komunikasi Visual, Pendidikan Kriya dan Pendidikan Desain Mode.
Untuk program pascasarjana, ISI telah memiliki akreditasi oleh BAN-PT. ” Kita saat ini tengah berusaha mengembangkan untuk menghadirkan program studi baru. Untuk itu kami juga minta dukungan dari stakeholder dan Pemerintah setempat agar apa yang kita cita-citakan dapat terlaksana,” kata Prof Novesar Jamarun.
Secara bertahap, peningkatan kualitas tenaga pendidik selalu dilanjut sesuai dengan kompetensi masing masing. Saat ini tenaga pendidik ISI Padangpanjang berjumlah 222 tenaga pendidik. Sesuai data tenaga pendidikan telah berhasil menjalani studi S3, sebanyak 31 orang dan S2 191 orang.
Sementara saat ini tengah menjalani studi S3 berjumlah 19 orang. “Untuk keseluruhan tenaga pendidik ISI Padangpanjang berjumlah 193 orang. Diantaranya 93 orang merupakan PNS, dan 100 merupakan tenaga honorer,” sebutnya.
Mewujudkan proses pembelajaran yang otonom dan fleksibel serta menciptakan kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang serta sesuai dengan kebutuhan mahasiswa, ISI Padangpanjang menerapkan kebijakan Merdeka Belajar -Kampus Merdeka yang dicetuskan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Kebijakan ini juga bertujuan meningkatkan link and match dengan usaha dan industri serta menyiapkan mahasiswa dalam dunia kerja sejak awal.
”Proses belajar Merdeka Belajar-Kampus Merdeka ini, salah satu metode pembelajaran yang terpusat pada mahasiswa yang sangat esensial. Dimana mereka diberi tantangan dan kesempatan untuk mengembangkan kreativitas, kapasitas, kepribadian dan kebutuhan mahasiswa. Disini mahasiswa dilatih mengembangkan kemandirian mencari dan mengembangkan pengetahuan melalui kenyataan dan dinamika lapangan,” tuturnya.
Melalui Merdeka Belajar,- Kampus Merdeka diharapkan mahasiswa mampu menjawab tantangan perguruan tinggi untuk menghasilkan lulusan sesuai perkembangan iptek dan tuntutan dunia usaha serta dunia industri kedepannya. (adv)