“Saya tahunya sudah kecelakaan saat itu saya lagi tidur dan saya kaget sudah ada di jalan tersebut, karena seharusnya kita lewat Padang Panjang,” ujarnya.
Joni juga menyampaikan bahwa sopir utama, Kevin Harahap , tidak pernah melalui jalur alternatif Padang-Bukittinggi via Ma lalak sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan mengenai rute tersebut kurang pada kedua sopir.
“Belum pernah sama sekali, mendengar nama Malalak belum pernah, tapi rutenya memang susah,” kata sopir asal Sumatra Utara itu.
Salah seorang penumpang, Jojor Sigalingging (38) yang menjadi salah satu korban kecelakaan Bus ALS menceritakan kronologi terbaliknya bus yang berangkat dari Medan itu. Menurut Jojor, dia naik bus tersebut di Siborong-borong hendak ke Jakarta bersama tiga anggota keluarganya. Saat memasuki wilayah Sumbar, kata Jojor, bus sepertinya mengalami kendala.
“Ada bau kabel terbakar dan laju bus melambat. Kemudian, sopir berhenti di sebuah rumah makan dan kemudian memperbaiki bus. Ada sekitar dua jam kami berhenti dan sopir memperbaiki bus itu. Setelah itu lanjut,” kata Jojor yang sedang menjalani perawatan di RSUD Padangpariaman
Saat tiba di Bukittinggi, kata Jojor, sopir berganti, namun di pertengahan jalan, kondisi bus kembali melambat. Saat tiba di lokasi kejadian, di Malalak, Agam, Jojor mengaku merasakan detik-detik bus terbalik.
“Bus jalan melambat melewati tikungan. Bus sudah oleng dan tetap jalan kemudian rebah. Saat itu mengaku tidak tidur, sehingga tahu bus akan terbalik, kemudian berpegangan erat ke sandaran kursi. Sebagian penumpang ada yang tertidur dan tidak sempat menyelamatkan diri sehingga terhimpit,” tutupnya. (pry)