PADANG, METRO–Tim SAR gabungan masih terus berupaya melakukan pencarian terhadap 11 korban banjir bandang lahar dingin Gunung Marapi yang dinyatakan hilang. Bahkan, area pencarian semakin diperluas ke wilayah Sijunjung dan perbatasan dengan Provinsi Riau.
Namun, tebalnya lumpur menjadi kendala tim SAR gabungan dalam pencarian korban hilang. Selain itu, masih seringnya turun hujan dan banyaknya material sisa banjir banjir lahar dingin juga menjadi kendala operasi pencarian terhadap para korban yang hilang.
“Pencarian korban tetap dilanjutkan karena ada 11 korban belum ditemukan, yaitu 10 orang di Kabupaten Tanah Datar dan 1 orang di Kabupaten Agam,” kata Kepala Kantor SAR Padang, Abdul Malik, Senin (20/5).
Abdul Malik menjelaskan, selama tiga hari terakhir, hasil pencarian tim SAR gabungan nihil. Sehingga, wilayah pencarian korban bencana banjir bandang lahar dingin di Tanahdatar pun diperluas hingga ke daerah tetangga, yakni Kabupaten Sijunjung.
“Area pencarian diperluas, khususnya di daerah Sijunjung. Itu karena sebelumnya, ditemukan beberapa jenazah hanyut ke daerah itu. Dari hasil identifikasi, jenazah itu memang warga Tanahdatar. Untuk itu, pencarian akan difokuskan juga di Sijunjung sampai Kabupaten Kuantan Sengingi,” ujar Abdul Malik.
Menurut Abdul Malik, pada pencarian hari ke-10 ini, tim dibagi ke tujuh sektor. Enam sektor berada di wilayah Tanah Datar, yakni Nagari Padang Ganting, Nagari Parambahan, Nagari Limo Kaum, Jorong Panti-Jao Nagari Rambatan, Nagari Tanjung Ameh, dan Jorong Pagu-Pagu Nagari Pandai Sikek. Adapun satu sektor berada di wilayah Sijunjung.
“Pencarian dilakukan dengan beberapa metode, yaitu menggunakan drone thermal, K-9 (anjing pelacak), rafting (arung jeram), dan penyisiran. Fokus pencarian di sungai dan daerah terdampak banjir bandang,” ujarnya.
Abdul Malik menuturkan, cuaca yang berubah-ubah serta material galodo yang luas dan tebal menyulitkan tim SAR gabungan mencari korban. Masa pencarian pun diperpanjang dibandingkan dengan kondisi biasa.
“Sesuai undang-undang, masa pencarian 7 hari dan bisa ditambah 3 hari. Namun, karena korban banyak belum ditemukan, kami sepakat masa pencarian mengikuti masa berlaku surat keputusan tanggap darurat dari bupati hingga 25 Mei 2024,” tuturnya.
Berdasarkan data Kantor SAR Kelas A Padang menyebutkan, hingga Senin (20/5), jumlah korban dari galodo dan longsor di Sumbar pada 11-12 Mei 2024 sebanyak 61 orang. Sebanyak 59 orang teridentifikasi dan 2 orang belum teridentifikasi.