PADANG, METRO – Potensi gempa 8,8 SR di pusat Megathrust Kabupaten Kepulauan Mentawai, menjadi perhatian Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi). Bahkan, menginstruksikan Kepala BNPB, Letjend TNI Doni Munardo, untuk langsung mengunjungi Sumbar, Rabu (6/1). Kunjungan tersebut bertujuan agar BNPB menyampaikan enam instruksi Presiden RI, terkait kesiapsiagaan menghadapi gempa dan tsunami.
Menindaklanjuti instruksi Presiden RI tersebut, Doni Munardo bersama tim pakar gempa dan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menggelar rapat kordinasi dengan Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno, Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit, di Aula Kantor Gubernur Sumbar.
Hadir pada kesempatan itu, Danny Hilman Natawidjaja, Peneliti LIPI yang juga Ketua Pokja Geologi PuSGeN (Pusat Studi Gempa Nasional), seluruh OPD di lingkungan Pemprov Sumbar, Bupati dan Wali Kota se-Sumbar, Kepala BPBD Sumbar dan kabupaten kota.
Doni Munardo menayangkan video instruksi Presiden Jokowi, yang menyampaikan pesan enam instruksi presiden untuk membangun kesiapsiagaan, menghadapi ancaman gempa dan tsunami di pusat megathrust tersebut.
Presiden Jokowi dalam video yang diputar di hadapan peserta rapat kordinasi tersebut mengatakan, penanggulangan bencana tahun 2019 mengusung visi “Kita Jaga Alam, Alam Jaga Kita”.
Untuk penanggulangan mencana tersebut diperlukan sinkronisasi program dan penyamaan visi antara pemerinta pusat dengan pemerintah daerah.
Pemerintah daerah menurutnya, juga harus melakukan edukasi kebencanaan. Tahun ini harus dimulai. Baik di tengah masyarakat, maupun sekolah-sekolah. Terutama di daerah rawan bencana.
“Papan-papan yang memuat informasi peringatan dan rute evakuasi diperlukan dan harus ada,” harapnya.
Kemudian, juga perlu dilakukan simulasi latihan penanganan bencana secara berkala dan teratur. Untuk mengingatkan masyarakat secara berkesinambungan hingga ke tingkat RT dan RW.
Doni Monardo mengungkapkan, Instruksi Presiden RI ini penting disampaikan ke Pemprov Sumbar, karena Provinsi Sumbar secara geografis pusat dari peristiwa alam, yang siklusnya terjadi mulai dari tahunan, puluhan tahun ratusan dan ribuan tahunan. Karena masyarakat Sumbar hidup di atas patahan lempeng dan cincin api.
Diakuinya, saat ini ada potensi gempa di Sumbar di pusat megathrust Kabupaten Kepulauan Mentawai dan patahan lempeng semangko. Selain itu, juga ada sejumlah gunung api, yakni Gunung Marapi, Singgalang, Talang dan Kerinci.
“Wilayah Minang ini yang memiliki potensi besar kebencanaan. Dahulu adanya galodo yang menimbulkan korban yang cukup besar. Peristiwa bencana alam ini akan bisa dicegah bila kita siap. Tidak perlu ditakuti. Akan terjadi terus. Instruksi Presiden RI jadi arahan bagi kita semua,” tegasnya.
Dengan potensi bencana yang ada ini, Pemprov Sumbar menurut Doni, harus memperhitungkan generasi masyarakat Minangkabau di masa yang akan datang. Pembangunan yang dilaksanakan harus berdasarkan data penelitian dari para pakar kebencanaan. BNPB saat ini telah mengumpulkan seluruh pakar bencana. (fan)