PADANG, METRO–Sejumlah ekonom dan analis melihat bahwa kondisi ekonomi global saat ini sedang tidak baik-baik saja. Karena seperti terjadinya lonjakan inflasi dan pengaruhnya ke kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika Serikat. Data inflasi AS terbaru telah dirilis yaitu mencapai 9,1 persen, tertinggi sejak 1981.
“Sehingga hal ini memberi sinyal kenaikan suku bunga The Fed bisa menyentuh 100 bps. Menyikapi kebijakan AS tersebut maka Bank-Bank Sentral di beberapa negara juga suda menaikkan suku bunga guna membendung gelombang pasang inflasi,” kata Direktur Utama Bank Nagari Muhamad Irsyad, Minggu (17/7) kepada wartawan.
Bahkan, banyak pemerhati memperkirakan bahwa Indonesia, melalui Bank Sentral-nya yaitu Bank Indonesia, dalam waktu dekat juga akan menaikan suku bunga acuan. Dimana suku bunga acuan menjadi pedoman bagi bank dalam menetapkan suku bunga pinjaman, suku bunga tabungan, dan deposito. Ketika bank sentral menaikkan suku bunga acuan, bank juga akan menaikkan suku bunganya.
M Irsyad didampingi Direktur Kredit dan Syariah Gusti Candra menjelaskan, menaikkan suku bunga acuan menjadi salah satu kebijakan yang dilakukan bank sentral untuk mengendalikan laju inflasi. Saat suku bunga acuan naik, masyarakat cenderung menyimpan dana di tabungan atau deposito untuk mendapatkan bunga yang lebih tinggi.
“Hal ini diharapkan akan menurunkan permintaan barang dan jasa sehingga mengurangi tekanan inflasi. Namun demikian kondisi ini juga akan membuat suku bunga pinjaman (kredit/pembiayaan) ikut naik,” sebut alumni Fakultas Pertanian Universitas Andalas (Unand) Padang ini.
Berkaitan dengan kondisi penuh ketidakpastian ini, menurut M Irsyad, masyarakat atau nasabah harus mengambil keputusan dengan cerdas dan cepat. Apalagi saat ini kebutuhan keuangan masyarakat meningkat dan mendesak sehubungan dengan anak-anak akan masuk sekolah dan mau kuliah yang tentunya akan membayar uang masuk sekolah, SPP, UKT, uang buku, uang baju, uang kos dan berbagai kebutuhan lainnya.
“Di samping itu ada juga yang sudah berencana membeli atau memperbaiki rumah, membeli atau mengganti kendaraan, buat modal kerja usaha keluarga, buat pesta pernikahan, pembelian barang elektronik dan rumah tangga serta berbagai kebutuhan lainnya,” kata Irsyad.
Dia menyebut, mumpung Bank Bank Nagari saat ini masih mempertahankan kebijakan suku bunga/margin/bagi hasil yang masih cukup rendah untuk pinjaman konsumtif dan produktif, apalagi terhitung tanggal 04 Juli 2022 yang lalu Bank Nagari menghadirkan “Program khusus dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan RI Ke-77 Tahun 2022 melalui Promo Turun Bunga/Margin dan Cashback Merdeka” bagi para ASN, pegawai dan pensiunan, diimbau masyarakat dan nasabah untuk segera realisasikan, perbaharui atau pindahkan pinjaman ke Bank Nagari. Baik layanan konvensional maupun secara syariah.
Direktur Kredit dan Syariah Gusti Candra menginformasikan, selama 9 hari kerja saja, dari 4 sampai dengan 15 Juli 2022, jumlah ASN, pegawai dan pensiunan yang sudah menikmati Promo Turun Bunga/Margin dan Cashback Merdeka berjumlah 1.825 orang. Dengan total nominal kredit/pembiayaan yang diperjanjikan mencapai Rp269,2 miliar.
Gusti Candra juga menyampaikan bagaimana geliat recovery ekonomi Sumatra Barat (Sumbar) berjalan dengan dinamis dan cepat. Di antara hal yang mengindikasikannya adalah realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Nagari tahun anggaran 2022 sampai dengan posisi Juni 2022 diserap cepat oleh para pelaku usaha di Sumbar.
“Penyaluran KUR sudah mencapai Rp1,17 triliun dengan jumlah nasabah sebanyak 7.161 orang. Padahal pagu anggaran tahun 2022 yang disetujui Komite Kebijakan KUR Kementerian Koordinator Perekonomian RI adalah sebesar Rp 1,3 Triliun. Artinya dalam beberapa hari ke depan pagu KUR ini akan habis jika tidak mendapatkan tambahan,” katanya.
Untuk itu, tambah Gusti Candra, Bank Nagari sudah mengajukan tambahan anggaran sebesar Rp850 Miliar. “Mudah-mudahan permohonan tambahan ini disetujui oleh Kemenko Perekonomian RI,” kata Gusti Candra.
Selanjutnya, skim-skim pinjaman Bank Nagari lainnya yaitu komersial Non-KUR, baik untuk modal kerja dan/atau investasi, serta pinjaman KPR, sampai dengan Juni 2022 ini juga disambut baik oleh masyarakat. Dimana sejak awal tahun 2022 yang lalu Bank Nagari telah mengambil kebijakan menurunkan suku bunga/margin/bagi hasil.
“Bank Nagari terus memantau pergerakan suku bunga acuan, jika Bank Indonesia menaikan suku bunga maka Bank Nagari tentu akan juga melakukan evaluasi, dan bisa saja periode promo turun bunga/margin ini diperpendek periodenya dan suku bunga/margin akan disesuaikan dengan kondisi,” katanya.
Untuk itu kembali Dirut M Irsyad mengimbau tidak ada lagi yang perlu ditunggu-tunggu. Segeralah ajukan pinjaman ke Bank Nagari, atau lakukan pembaharuan/top-up, atau pindahkan pinjaman dari Bank lain/Lembaga keuangan lain ke Bank Nagari.
“Kami para direksi Bank Nagari sudah menginstruksikan semua kantor layanan Bank Nagari untuk memberikan pelayanan maksimal dengan cara menambah jam layanan dan menambah personil serta menyediakan layanan jemput bola, agar masyarakat dapat terlayani dengan cepat,” sebutnya.
Masyarakat dan nasabah dapat dengan mudah mengajukan pinjaman ke Bank Nagari yaitu melalui Kantor Bank Nagari terdekat atau mengajukan secara online melalui menu N-Form di website www. banknagari.co.id serta dapat juga melalui N-Form di Nagari Mobile Banking. Nasabah dapat juga melakukan konfirmasi dan pendaftaran melalui Nagari Call 150234. (r)