SAWAHLUNTO, METRO–Sempat dilaporkan hilang lantaran tak kunjung pulang, seorang pemuda yang diduga mengalami depresi ditemukan tewas mengambang di Sungai Lurah Lubuk Panjang, Dusun Malakuntan, Desa Kolok Nan Tuo, Kecamatan Barangin, Kota Sawahlunto, Kamis (14/7) sekitar pukul 09.12 WIB.
Mirisnya saat ditemukan oleh warga yang hendak mengambil pasir di sungai, tubuh pemuda yang diketahui bernama Ario (31) itu sudah membusuk dan membengkak. Bahkan, sudah mengeluarkan aroma tidak sedap. Sontak saja, penemuan mayat itu membuat geger warga setempat.
Seketika, warga berbondong-bondong datang ke lokasi untuk menyaksikan penemuan mayat itu. Tak lama berselang, Polisi yang mendapat laporan adanya penemuan mayat, tiba di lokasi bersama petugas SAR. Selanjutnya, jasad korban dievakuasi dari lokasi dan dibawa ke RSU Sawahlunto.
Informasi yang dihimpun POSMETRO, mayat tersebut pertama kali ditemukan oleh dua warga AQ (38) dan RM (21) yang mendatangi lokasi itu untuk mengambil pasir. Namun, beberapa meter dari sungai, keduanya sudah mencium bau menyengat yang awalnya dikira bau bangkai hewan.
Namun, setelah berada persis di pinggir sungai, keduanya malah menemukan mayat korban mengambang di aliran sungai tersebut. Melihat ada mayat manusia, keduanya pun langsung berlari ke permukiman dan memberitahukannya kepada warga dan selanjutnya diteruskan ke Polsek Barangin. .
Sementara, pengakuan salah seorang keluarga korban mengatakan, korban yang dalam kondisi mengalami depresi sudah dilaporkan menghilang sejak Selasa (12/7) yang lalu. Pada hari itu, korban pergi dari rumah pukul 16.00 WIB, memakai celana hitam, namun tidak memakai baju.
Karena tidak pulang kerumah sampai esok hari maka pihak keluarga berinisiatif melaporkan ke Polsek Barangin pada hari Rabu (13/7). Dan pihak keluarga bersama warga sudah mencari dari hari rabu (13/7) mulai pukul 13.00 siang sampai Kamis (14/7) pukul 03.00 WIB. Namun, upaya pencarian yang dilakukan keluarga bersama warga tidak membuahkan hasil.
Kapolsek Barangin Ipda Joni Hendra membenarkan adanya penemuan mayat di aliran sungai. Menurutnya, dari hasil olah tempat kejadian perkara dan identifikasi, diduga korban sudah meninggal sejak beberapa hari yang lalu sebelum ditemukan. Pasalnya, kondisi tubuh korban sudah mengalami pembusukan.
“Korban ditemukan posisinya mengambang di aliran sungai. Tubuhnya sudah membengkak dan sudah mulai mengeluarkan bau menyengat. Setelah mendapat laporan, kami datang ke lokasi dan dilakukan evakuasi terhadap jenazah korban,” ungkap Joni Hendra.
Dijelaskan Joni Hendra, dari informasi yang diperoleh, korban dilaporkan hilang sejak Selasa lalu karena tidak kunjung pulang ke rumahnya. Selain itu, dari pengakuan keluarga, korban mengalami gangguan jiwa ini pergi dari rumah dalam kondisi kejiawaan yang tidak stabil.
“Jenazah korban sudah dibawa ke RSUD Sawahlunto untuk dilakukan visum lebih lanjut tentang penyebab kematian pastinya. Namun, pihak keluarga menolak dilakukan autopsi yang disertai dengan surat pernyataan. Keluarga menerima dengan ikhlas kematian korban,” ujarnya.
Terpisah, Humas RSUD Sawahlunto Handriagus Yusa menyebutkan korban diantar oleh Polisi dan SAR Sawahlunto. Setiba di RSUD, dilakukan pemeriksaan luar pada tubuh korban sekaligus dilakukan pembersihan.
“Korban diperkirakan sudah meninggal 1 atau 2 hari belakangan, karena jenazahnya sudah dalam keadaan membengkak dan berbau. Sekarang jenazah sudah dipindahkan ke kantong mayat dan menunggu proses selanjutnya untuk diserahkan kepada pihak keluarga,” katanya.
Sementar Camat Barangin Subandi Arpan, mengharapkan warga berperan aktif melaporkan kepada Pemko Sawahlunto melalui Dinas Sosial, jika ada anggota keluarganya yang mengalami gangguan jiwa agar bisa diberikan penanganan atau rehabilitasi.
“Kami mengharapkan warga melaporkan jika ada yang mengalami depresi atau gangguan jiwa kepada Pemko Sawahlunto,” pugkasnya. (pin)