KITA masih bersyukur bisa bertemu dan menjalankan ibadah puasa Ramadhan 1443 Hijriyah atau tahun 2022 M ini. Betapa banyak saudara-saudara kita tak bisa bertemu lagi dengan Ramadhan tahun ini, karena ajal telah menjemput mereka.
Kita juga masih bersyukur melaksanakan puasa tahun ini dengan sehat tanpa kurang sesuatu apapun. Dan malamnya melaksanakan qiyamul laail, (ibadah sunat). Sebab masih banyak saudara-saudara kita tidak bisa melaksanakan ibadah puasa karena terbaring sakit atau tertimpa bencana, atau pun halangan lainnya.
Saat ini saudara-saudara kita di Nagari Kajai, Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat dan Nagari Malampah Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat ditimpa ujian gempa pada 25 Februari 2022 silam.
Sampai saat ini mereka yang terdampak masih tidur ditenda dan beribadah seadanya di lokasi kawasan gempa, karena rumah mereka rubuh di terjang gempa berkekuatan 6,5 magnitudo. Kita semua berterima kasih kepada warga Sumatera Barat baik yang di kampung halaman maupun yang di rantau atas kepedulian dan solidaritasnyan terhadap musibah gempa yang dialami saudara-saudaranya di Pasaman dan Pasaman Barat.
Begitu juga dari pemerintah pusat dan berbagai daerah kab/kota dari seluruh pelosok tanah air sontak mengirimkan bantuan kemanusian sebagai bentuk kepedulian sesama.
Hal itu pantas kita apresiasi bahwa semangat kebersamaan dan gotong royong bagi masyarakat kita masih tinggi. Dalam bahasa agamanya, umat Islam itu laksanakan satu tubuh, jika salah satu anggota tubuh sakit maka yang lain ikut merasakannya. Dalam pepatah Minang, “Saciok bak anak ayam, sadanciang bak basi”. Artinya, nilai-nilai kebersamaan dan kepedulian itu masih tinggi bagi masyarakat kita. Semoga itu semua jadi amal jariyah bagi mereka.
Membantu adalah momen bagi kita umat Islam mencari ladang amal untuk tabungan di akhirat kelak. Apalagi di bulan Ramadhan ini sebagai bulan mulia yang ditungu-tunggu umat Islam se dunia.
Menginfakkan harta di jalan Allah akan dilipatkan gandakan oleh Allah SWT. Dalam pandangan Islam tidak ada orang miskin karena menginfakkan hartanya.
Bahkan harta sebenarnya dan hakiki itu adalah harta yang dipergunakan di jalan Allah. Harta yang diinfakkan akan menjadi penolong setiap manusia di akhirat nanti jika ajal sudah menjemput. Sementara harta yang dipergunakan pada jalan yang salah akan menjadi musuh bagi pemiliknya kelak, dan bahkan sering menjadi sangketa bagi ahli waris.
Betapa kaya dan tingginya jabatan seseorang, maka hartanya dan jabatannya tak bisa menolongnya, kecuali harta itu dipergunakan di jalan Allah, salah satunya melalui infak atau sedekah ini. Harta yang berkah adalah harta yang bermanfaat untuk dirinya dan orang lain.
Begitu juga jabatan, tak akan bisa menolong seseorang kecuali dipergunakan untuk menolong agama Allah dan saudara-saudaranya dalam kesusahan.
Janji Allah SWT terhadap orang yang suka mendermakan hartanya Allah akan melipatkan gandakan hartanya, sebagaimana disebutkan Allah SWT dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat 261: “Perumpamaan orang yang menginfakan hartanya di jalan Allah seperti biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkainya ada seratus biji. Allah melipat gandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas Maha Mengetahui”.
Puasa Ramadhan adalah menahan haus dan lapar dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Sementara pada malam harinya juga ladang amal qiamul lail, tarawih, witir dan tahajud, zikir dan sedekah.
Bahkan ada bonus malam qadar jika kita beribadah pada malamnya lebih baik dari 1000 bulan. Sebagaimana firman Allah dalam surat Alqadr ayat 1-5 : “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Alquran pada malam qadar. Tahukah kamu apakah malam kemulian itu? Malam kemulian itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah malam itu sampai terbit fajar”.
Seribu bulan setara dengan 83 tahun 4 bulan, yang melebihi umur rata-rata umat sekarang. Betapa ruginya kita kalau bulan Ramadan ini disia-siakan begitu saja, tanpa diisi amal banyak.
Puasa juga mengajarkan kepada kita betapa haus dan laparnya ketika kita tak makan seharian. Puasa mengajarkan kepada kita untuk merasakan simiskin yang lapar sepanjang hari. Sehingga akan menggugah kepedulian kita terhadap orang miskin dan kesusahaan.
Tidak saja ini, Ramadhan juga membawa berkah bagi kaum dhuafa dengan adanya zakat fitrah yang harus ditunaikan setiap muslim menjelang berakhirnya Ramadhan 1 Syawal 1443.
Oleh karena banyaknya hikmah Ramadhan, maka jangan kita sia-siakan momentum beribadah pada bulan Ramadan tahun ini. Sebab belum tentu kita akan bertemu dengan Ramadhan tahun depan.
Mari kita pupuk rasa kepedulian sesama kita pada saat Ramadhan ini, di tengah zaman yang semakin individualisme saat ini. Rahmat akan turun jika kita menjaga hubungan sesama manusia, saling memaafkan, dan menjaga hubungan dengan Allah SWT.
Mari manfaatkan momentun Ramadhan untuk beribadah mendekatkan diri kepada Allah atau taubat nasuha dari dosa-dosa yang telah kita kerjakan dimasa lalu. Sebab tak seorang pun yang tidak berdosa di dunia ini.Maka obatnya adalah hablumminannaas, hablumminallahu. Semoga. (**)