Apalagi, survei terbaru Indikator Politik Indonesia menunjukkan 10 partai terancam tidak lolos ambang batas parlemen 4 persen dan gagal masuk DPR di Pemilu 2024. Yaitu PPP dengan elektabilitas 2,8. Kemudian di bawahnya ada PSI dengan 1,4 persen. Capaian ini lebih rendah dari survei pada bulan lalu, PSI saat itu memperoleh 2,4 persen.
Partai-partai lainnya adalah Perindo (0,9 persen), Partai Ummat (0,4 persen), Partai Hanura (0,4 persen), PBB (0,1 persen), Partai Gelora (0,3 persen), Partai Buruh (0,1 persen), Partai Garuda (0 persen), dan PKN (0 persen).
Survei Indikator Politik Indonesia dilakukan sejak 30 Desember 2023 hingga 6 Januari 2024. Total responden 4.560 dengan sampel basis 1.200, sementara sisanya adalah tambahan. Metodologi dengan wawancara tatap muka dan tidak langsung. Margin of error kurang lebih 2,9 persen.
Dari survei itu PDI Perjuangan dinyatakan berpeluang menjadi pemenang dengan 20 persen. Disusul Partai Gerindra 18,1 persen, Partai Golkar 11 persen, PKB 9,1 persen, Partai NasDem 6,9 persen, PKS 6,2 persen, Partai Demokrat 4,6 persen dan PAN 4,2 persen.
PDIP terancam gagal hatrik atau menang tiga kali beruntun dalam Pileg. Dengan jarak 1,9 persen, masih bisa disalip oleh Partai Gerindra. Sebab, capaian elektabilitas PDIP dan Gerindra tidak terpaut jauh. Elektabilitas Gerindra yakni 18,1 persen. Bahkan, elektabilitas Gerindra lebih tinggi dari PDIP dalam beberapa hasil survei lembaga lain. Terutama, jika survei itu dilakukan lewat telepon.
Jika Caleg masuk dalam partai-partai yang lolos PT, harapan itu tetap terbuka. Tapi kalau tak lolo, ya harus kerja keras. Atau menyerah. Partai parlemen yang terancam tak lolos ke Senayan adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Dengan persentase 2,8, PPP harus berjuang mendaparkan 1,2 persen lagi yang jumlahnya jutaan suara. PPP di Sumbar ada satu kursi atas nama M Iqbal di Dapil Sumbar II.
Pemilu 2024 memang beda. Banyak hal yang berubah dari Pemilu sebelum-sebelumnya. Tapi itulah politik, semua pasti berubah. Yang menang hari ini, belum tentu kalah besok. Begitu juga sebaliknya. Novelis dan filsuf berkebangsaan Amerika Serikat Ayn Rand menyebut, “Setiap orang berhak mengambil keputusannya sendiri, tetapi tidak seorang pun berhak memaksakan keputusannya kepada orang lain.” Jadi yang sudah menyerah, mau bangkit atau tidak itu keputusan sendiri. Kami melihat saja. (Wartawan Utama)