Oleh: Reviandi
DUA hari jelang debat kedua Capres dan Cawapres digelar KPU, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mencuri perhatian, memantik pro dan kontra. Sebenarnya biasa, atasan dan bawahan makan bersama dalam sebuah pertemuan, Jumat (5/1/2024). Tapi, dua orang ini adalah Presiden dan calon Presiden 2024.
Dengan tenang keduanya bertemu empat mata dengan dalam balutan acara makan malam di Menteng, Jakarta Pusat. Keduanya disebut mencoba masakan nusantara di Rumah Makan Seribu Rasa Menteng. Seribu rasa, tapi yang terjadi di luaran adalah seribu makna, seribu tanya, bahkan seribu keingintahuan atau ke-kepoan.
Dalam sebuah foto yang beredar, Presiden ke-7 itu duduk berdua dengan Prabowo di dekat meja makan. Jokowi yang mengenakan kemeja putih serius mendengarkan Prabowo. Sementara itu, Prabowo yang mengenakan kemeja batik duduk menghadap bosnya. Mereka berdiskusi santai, tertawa dengan lepas sambil menikmati hidangan makan malam.
Sangat mudah sebenarnya menebak yang dibincangkan dua negarawan ini. Bahkan, meski mereka tak berbincang pun, banyak yang bisa disimpulkan. “Pasangan” yang disebut sukses memimpin Indonesia mengakhiri krisis akibat pandemi Covid-19 dengan baik ini pasti punya sebuah kisah yang mereka tampilkan. Kode-kode keduanya memang kerap muncul sejak setahun terakhir. Sampai akhirnya benar-benar bersatu dalam Pilpres.
Jokowi sampai harus berpisah dengan PDIP dan Megawati Soekarnoputri demi bisa mengamankan posisi Prabowo. Apalagi pendamping Ketum Gerindra itu adalah putra sulungnya, Gibran Raka Buming Raka. Gibran yang menurut Jokowi adalah akronim dari gigih berani, meski juga nama seorang penyair atau sastrawan besar dunia.
Jokowi, sebagai king maker di belakang Prabowo-Gibran pasti sudah punya hitung-hitungan. Apalagi, dia adalah politisi langka yang memenangkan 100 persen kontestasiny. Dua kali Wali Kota Solo, satu kali Gubernur DKI dan dua kali Presiden RI. Tak ada yang meragukan kepiawaian politik Jokowi. Sampai Prabowo pun mengakui sangat salut dengan Jokowi dan itu yang membuatnya menerima ketika diajak rekonsiliasi dan menjadi Menteri.
Kini, pertemuan itu menyeruak seperti balon kempes. Beterbangan kemana-mana. Orang-orang Istana tak mau menjawab apa-apa. Apakah pertemuan itu membahas kerja pemerintah atau politik. Bahkan kedekatan Jokowi dan Prabowo sampai menimbulkan perdebatan antara dua tim sukses. Karena sebelumnya Jokowi mengaku netral, meski dia berasal dari PDIP yang mengusung Ganjar-Mahfud MD.
Sampai-sampai, Ketua Bidang Kehormatan PDI-P Komarudin Watubun mempertanyakan netralitas Jokowi pada Pilpres 2024. Katanya, makan malam antara Jokowi dan calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto seolah mengonfirmasi bahwa kepala negara memang tidak netral dalam kontestasi pilpres.
Komarudin pun menilai wajar bahwa pertemuan Jokowi dan Prabowo di sebuah restoran di Menteng itu membuat publik bertanya-tanya. “Ya kalau banyak pihak mempertanyakan pertemuan Pak Jokowi dan Pak Prabowo malam ini wajar-wajar saja. Karena pertemuan malam ini seakan-akan mengonfirmasi pernyataan Menkominfo kemarin, bahwa Pak Jokowi mendukung Pak Prabowo,” kata Komarudin
Bahkan, Ganjar sendiri juga menyebut ada kemungkinan keberpihakan Jokowi kepada salah seorang Capres. Ganjar menilai pertemuan tersebut menunjukkan sikap politik Jokowi. “Oh kalau buat saya (pertemuan itu) pasti itu sudah menunjukkan sikap berpihak begitu ya. Kalau saya sih biasa saja, kan memang sudah berpihak,” kata Ganjar.