Oleh: Reviandi
DISKUSI politik semakin menghangat di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Bahkan, sebuah hal yang lumayan baru sering terdengar oleh kita. Padahal pada Pemilu/Pilpres 2019 atau sebelumnya jarang terdengar. Tapi pada kontestasi 2024, ini amat sering terdengar. Bahkan sampai ke akar rumput.
Kata itu adalah “king maker” atau yang diartikan dalam Bahasa Indonesia adalah pembuat raja atau orang yang menjadikan seseorang raja/pemimpin. Jika diartikan kamus yang artinya pembuat raja/pemimpin (seseorang yang menjadikan orang lain raja/pemimpin), maka siapa pun bisa seseorang atau sekelompok orang (partai, gerombolan, grup) bisa disebut the king maker.
King maker dalam Pilpres adalah orang atau kelompok yang memiliki kekuatan besar dalam upaya menentukan bulat lonjongnya sebuah hasil pemilihan presiden. Istilah tersebut merujuk pada tokoh yang dinilai dapat memunculkan kandidat yang memenangi Pemilu atau Pilpres.
Dari tiga pasangan calon ini, sudah lazim masyarakat umum mengetahui siapa yang jadi king maker. Pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, di belakangnya adalah Surya Paloh. Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem). Orang yang dari awal mengangkat Anies sebagai bakal Capres, meski masih berstatus Gubernur DKI Jakarta.
Bahkan, Bang Surya — begitu Anies memanggilnya, juga sangat berperan dalam menentukan siapa calon wakil Presiden. Anies mengakui, dia dipanggil Surya Paloh yang menyatakan telah menetapkan Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar sebagai Cawapres. Tak banyak tanya, Anies siap dan segera dideklarasikan bersama. Surya Paloh adalah aktor tunggal dari penetapan Muhaimin sebagai Cawapres.
Anies-Muhaimin saat ini dikenal sebagai pasangan yang berada dalam “kendali” Surya Paloh. Meski NasDem tak sendiri, masih ada PKS dan PKB yang mengusungnya ke KPU. Tapi, partai koalisi itu mengaku baik-baik saja, meski dominasi Surya Paloh tetap kentara. Di lapangan mungkin sedikit beda, Anies lebih berdampak kepada elektoral PKS ketimbang dua partai lainnya.
Siapa king maker pasangan nomor urut 2, semua sudah pada tahu. Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka adalah pasangan yang dijagokan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Awalnya, banyak yang membantah dan tidak yakin Jokowi akan mendukung penuh Prabowo. Rivalnya pada dua Pilpres, 2014 dan 2019. Tapi setelah Gibran diumumkan, semua yakin.
Kini, Jokowi dianggap orang di belakang pasangan yang diusung Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat, PBB, Gelora, PSI, Garuda dan Partai Prima. Begitu banyak yang mendukung pasangan yang katanya akan melanjutkan semua program-program terbaik Jokowi ini. Tak ada lagi yang meragukan Jokowi ada di belakang Prabowo-Gibran.
Jokowi “naik kelas” pada Pilpres kali ini. Jika dua kali keikutsertaannya berada di bawah king maker Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, kali ini dia yang mengambil peran itu. Meski, Megawati belum undur diri dari posisi itu. Jokowi mantap hati memajukan anak pertamanya Gibran mendampingi Prabowo.