Oleh: Reviandi
Wali Kota Padang Hendri Septa menjadi orang paling bahagia ketika gugatan terkait masa jabatannya dikabulkan oleh Mahkamah Konstitusi (MK). Hendri tak harus mengakhiri masa jabatannya lebih awal pada 31 Desember 2023, tapi sampai tuntas lima tahun pada 13 Mei 2024, waktu saat dia dilantik bersama Mahyeldi Ansharullah.
Setidaknya, dengan masih ‘berkuasa’ 4,5 bulan, Hendri Septa bisa turut memainkan peran pada Pileg dan Pilpres 2024 yang berlangsung 14 Februari 2024. Karena, dia adalah Ketua DPD Partai Amanat Nasionanl (PAN) Kota Padang yang tentu akan berjuang agar partainya menjadi pemenang Pemilu. Juga memaksimalkan peran sebagai salah satu penggawa Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran di Padang.
Gonjang-ganjing berhentinya Hendri Septa lebih cepat ini sebenarnya cukup santer terdengar di kalangan Pemko Padang, baik ASN ataupun rekanan. Hendri dianggap tidak lagi berperan di akhir 2023, dan semua akan dikerjakan oleh penjabat (pj) Wali Kota. Bahkan, sejumlah nama sudah diapungkan untuk menjadi Pj Wako Padang, termasuk Sekretaris Kota Padang Andree Algamar.
Hendri Septa yang sejak 9 Mei 2023 didampingi Wakil Wali Kota Ekos Albar cukup hebat dalam memimpin kota. Bahkan, sebagai incumbent, elektabilitasnya di atas 50 persen dan tidak ada lawan sampai saat ini. Setidaknya itu terbaca dari sejumlah survei yang dilakukan beberapa lembaga, meski tak dipublikasikan ke media.
Sebagai petahana, Hendri bahkan dianggap sangat kuat, karena lawan-lawannya tidak terlihat bermunculan. Kalaupun ada, masih ada di kisaran 10-15 persen saja. Artinya, jika Pilwako Padang digelar hari ini, hampir dipastikan, Hendri Septa akan kembali terpilih, meski pada Pilwako 2018 dia hanya maju sebagai calon wakil Wali Kota mendampingi calon Wali Kota Mahyeldi.
Tapi, beberapa peneliti survei menyebutkan, tingginya angka Hendri Septa itu dikarenakan belum adanya calon yang muncul dan menyatakan maju Pilwako Padang. Karena, Pilkada serentak digelar berdekatan dengan Pemilu dan Pilpres 2024. Bahkan bisa sangat berdekatan dengan Pilpres puataran kedua sekitar Juni 2024.
Tapi, itu adalah keuntungan bagi Hendri Septa. Kalaupun dia mengakhiri masa jabatan Mei 2024, waktu menjelang Pilwako September atau November 2024 cukup singkat dan namanya belum terlalu hilang betul dari peredaran. Hendri tinggal memastikan, apakah partainya, PAN cukup untuk mengusung tanpa berkoalisi atau tidak.
Karena, Ekos Albar juga kader PAN yang terdaftar sebagai pengurus DPP PAN pusat. Agak kurang elok rasanya, bila Hendri-Ekos kembali maju hanya diusung oleh PAN. Ada spekulasi yang menyebut, salah satu dari mereka akan hijrah ke partai lain untuk kembali berpasangan. Karena, Hendri-Ekos dianggap cukup kompak dalam menjalankan roda pemerintahan kota selama ini.
Ekos, meski disebut lebih senior di partai, terkesan tidak mau lebih maju dari Hendri Septa. Dia juga cukup ‘patuh’ dan hanya menerima tugas sebagai wakil, bukan orang yang bersaing dengan atasannya. Disebutkan, Hendri Septa juga cukup senang bekerja sama dengan Ekos yang cakap turun ke lapangan, dan smart dalam acara-acara di ruangan.
Kembali lagi, tambahan ‘nyawa’ 4,5 bulan Hendri Septa ini sebenarnya cukup berpengaruh kepada Pilwako Padang yang pada dua kontestasi terakhir dimenangkan oleh Mahyeldi. Hendri Septa, tentu ingin pula menang dengan namanya sendiri, bukan seperti yang kerap disebutkan orang, cuma nebeng dengan Mahyeldi.
Komentar