SAWAHLUNTO, METRO
Di saat pandemi melanda Kota Sawahlunto mangalami penurunan dari segi ekonominya, terutama penjualan songket sebagai icon Sawahlunto yang telah melegenda dan menjadi warisan budaya. Kepala Dinas Koperindag Marwan menyebutkan, berbagai upaya dilakukan Pemko Sawahlunto untuk mendongkrak UMKM songket di Sawahlunto, baik dari segi pengrajin songket dan pemasaran songket. Sulit untuk menjangkau omset seperti sebelum pandemi,” ujar Marwan.
Untuk sekarang Pemko Sawahlunto menyikapinya, melalui Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) Kota Sawahlunto. Dekranasda melakukan pembelian terhadap produk songket Silungkang yang dihasilkan pengrajin, ada sekitar 500 pis yang dibeli Dekranasda Kota Sawahlunto kepada pengrajin, dengan harapan pengrajin tetap semangat dan eksis dalam menekuni songket tersebut dan kedepannya dapat berimbas kepada peningkatan ekonomi pengrajin songket tersebut.
Deri Asta selaku Walikota Sawahlunto yang dihubungi di tempat terpisah mengungkapkan, dukungannya terhadap songket silungkang. Apalagi songket Silungkang sudah terkenal secara nasional bahkan internasional ini dibuktikan dengan gelaran festival Sissca baru ini. “Pada prinsipnya kita selalu mendorong dan memberi perhatian lebih pada UMKN songket dan pemasarannya. Selain bantuan penampungan hasil dari pengrajin, kita juga akan membantu penjualannya serta promosinya. Meskipun masih situasi pandemi, UMKN songket tetap bertahan dan maju,” ujar Deri.
Cici Songket Dasalucy sebagai penjual songket dia mengungkapkan optimismenya dalam UMKN songket ini. “ Saat ini kondisi penjualan kain songketnya mulai cerah lagi, walaupun sebelumnya sempat mendung. Dengan melakukan penjualan Online, banyak peminat kain songket kita diluar Sawahlunto yang menyukai karya pengrajin songket silungkang. Lumayan lah pesanan yang kita kirimkan keluar Kota, meskipun di Sawahlunto sendiri belum naik permintaan. Intinya kita tetap bergairah menjalankan UMKN songket silungkang ini, “ kata Cici. (cr2)