“Kita sesama jurnalis di bawah panji PWI yang selama ini tidak sekedar kawan seprofesi tapi sudah bersaudara, kita saka berteriak dijalanan ketika profesi kita dilecehkan dan diintimidasi oleh siapa pun,”ujar Toaik.
Diakui Toaik, dia sangat kenal dengan Plt PWI Sumbar Faisal Budiman, bahkan satu kampung pula
“Tapi kalau Plt PWI itu mulai menantang dan ikut cawe-cawe memecah keakraban dan soliditas PWI se Sumbar, maka ente jual ane borong,” ujar Toaik.
Bahkan Toaik yang sejak jadi wartawan satu organisasi dipilihnya adalah PWI sampai memperoleh brevet wartawan utama Dewan Pers, mengatakan, PWI Sumbar itu sejak prahara di tubuh PWI Pusat telah menempatkan diri sebagai bujang selamat.
“Tapi apa, sudah tidak mau dibawa arus dua faksi di PWI Pusat, PWI Sumbar justru dikirim peringatan keras, artinya Pak HCB yang sudah tidak anggota PWIÂ dasar putusan DK PWI Pusat, telah membangunkan darah PRRI yang terkenal itu, kami orang Sumbar punya darah pemberontak di sejarah republik ini, jika dipressure. Sehingga itu PWI ikut hadir KLB yang menetapkan Zulmansyah Sekedang Ketum PWI Pusat,”ujar Toaik. (*)