Memasuki usia ke-18 tahun, Kabupaten Solok Selatan (Solsel) terus berbenah. Melalui Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (Perkim LH) Kabupaten Solsel terus melakukan berbagai program dan kegiatan untuk memajukan daerah ini. Salah satunya dengan menyalurkan bantuan perumahan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Kabupaten Solsel. Bantuan disalurkan dengan mulainya dibangun secara swadaya untuk 54 kepala keluarga (KK).
Pembangunan perumahan ditandai dengan penyerahan SK bantuan dan peletakan batu pertama oleh Bupati Solsel, Khairunas dan Wakil Bupati Yulian Efi. “Masih banyak masyarakat yang membutuhkan bantuan perumahan ini. Kami akan memperjuangkan ke pemerintah pusat supaya rumah tidak layak huni bisa diperbaiki semuanya,” kata Khairunas.
Pada tahun 2021, Kabupaten Solsel memperoleh DAK perumahan sebanyak 54 unit yang tersebar di tiga nagari. Yaitu, Nagari Lubuk Gadang Barat Kecamatan Sangir serta Bomas dan Pasir Talang Selatan Kecamatan Sungai Pagu. Setiap rumah yang dibangun melalui DAK perumahan dibantu Rp20 juta dengan kriteria MBR dan sudah terdata di aplikasi elektronik rumah tidak layak huni (RTLH).
Bupati Solsel, Khairunas menyebutkan, selain bantuan perumahan, juga ada Kelompok Pengelola Sarana Pengelolaan Air Minum (KP-SPAM) merupakan penyediaan akses air bersih terbesar di Kabupaten itu, dengan sumbangan 47 persen jangkauannya 39 Nagari dan 151 Jorong. “Capaian standar pelayanan minimal (SPM) akses air minum layak di Solok Selatan mencapai 79 persen yang disumbangkan oleh PDAM sebesar 32 persen dan KP-SPAM 47 persen,” kata Khairunas saat peluncuran dan pelatihan fasilitator, KKM dan Satlak kegiatan DAK air minum, di Padang Aro, Rabu (5/1).
Pada tahun 2021 Kabupaten Solsel kembali mendapatkan DAK air minum sebesar Rp4,7 miliar yang tersebar di 13 nagari. “Bila pekerjaan ini terkelola dengan baik, kami optimis akan terjadi penambahan persentase capaian output SPM menuju capaian SPM Nasional,” ujarnya.
Hal ini menurutnya juga sejalan dengan visi misi mewujudkan Solok Selatan maju dan sejahtera, yang kemudian dituangkan ke dalam program 100 hari kerja dengan percepatan pembangunan jaringan air bersih di kawasan perkotaan dan pedesaan.
Melalui RPJMN tahun 2020-2024, katanya, pemerintah telah menargetkan akses air minum layak nasional di tahun 2024 harus mencapai 100 persen.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perkim LH Kabupaten Solsel, Novi Hendrik mengatakan, Untuk data RTLH di Solsel saat ini, sebanyak 3.908 unit yang tersebar di seluruh nagari.
Setiap tahun, Pemkab Solsel selalu mendapatkan bantuan perumahan dari pemerintah baik melalui DAK maupun Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS). Sejak 2016 hingga 2020 Pemkab Solsel sudah membantu MBR untuk peningkatan kualitas rumah dan pembangunan baru sebanyak 2.893 unit.
Dari jumlah tersebut, yang dibantu 2.545 unit peningkatan kualitas dan 348 unit pembangunan baru. “Untuk pembangunan baru baru dimulai sejak 2018 sedangkan 2016 sampai 2017 hanya ada peningkatan kualitas,” katanya.
Sementara, KP-SPAM merupakan penyedia akses air bersih. Di mana melalui DAK Rp4,7 miliar, program ini sudah mulai dikerjakan oleh 11 nagari melalui swakelola.
Selain itu, Kabupaten Solsel juga menerima bantuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) berupa 20 set tempat sampah terpilah dan gerobak sampah terpilah sebanyak 20 unit. “Tempat sampah terpilah akan diletakkan di fasilitas umum karena jumlahnya terbatas,” ujarnya.
Pemkab Solsel juga memberdayakan masyarakat untuk mengolah sampah berbasis nagari agar lebih bernilai ekonomis. “Pada 2021 ada bantuan melalui DAK sejumlah Rp625 juta bagi kelompok di Pekonina untuk pembangunan pengolahan sampah berbasis nagari,” kata, Novi Hendrix Bantuan tersebut digunakan oleh kelompok tersebut, untuk membeli mesin pencacah, pemilah sampah, pembuatan gudang dan lainnya. Pengolahan sampah oleh kelompok masyarakat ini untuk dijadikan makanan magot. Di mana, untuk makanan magot hanya dari sampah organic, sedangkan sampah an organik akan dipisahkan untuk kemudian dibuang ke TPS.
Untuk magot atau belatung dapat dibudidayakan menjadi magot dewasa untuk pakan ternak seperti ayam, lele yang kaya protein. “Dengan melibatkan masyarakat diharapkan dapat mengurangi sampah serta bisa meningkatkan perekonomian,” katanya. Pengolahan sampah berbasis nagari akan terus dikembangkan bagi masyarakat yang berminat dan bersedia menyerahkan lahannya. Selain itu ada pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal yang menjadi sarana untuk mengolah limbah cair (limbah dari WC, dari air cuci/kamar mandi).
“Tahun ini kita juga melanjutkan pembanguna Ruang Terbuka Hijau (RTH) Padang Aro. Di mana telah ada air mancur menari dan berbagai fasilitas pendukung,”sebutnya. “Untuk menjaga daerah dan kawasan perkotaan tetap bersih, kami memiliki petugas kebersihan. Mereka merupakan ujung tombak kebersihan sehingga mereka dinamakan optimal petugas kebersihan Solsel,” terangnya. Selain itu untuk akses jalan bagi masyarakat, juga melakukan rabat beton bagi jalan yang masih memiliki akses yang belum baik. “Itu merupakan program tahun 2021 lalu yang kita laksanakan dalam mendukung visi misi untuk memajukan kabupaten ini,”pungkasnya.(afr)