Tahun 2021 nanti, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) menjadikan penanggulangan dan mitigasi bencana sebagai program dan kegiatan prioritas. Hal ini sesuai dengan tugas dan fungsi (tupoksi) BPBD Provinsi Sumbar yang bertanggungjawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.
Secara garis besar penanggulangan bencana yang dilaksanakan, meliputi pra bencana, artinya tidak sedang terjadi bencana. Kemudian, meliputi adanya potensi bencana, artinya menyiapkan kesiap-siagaan. Misalnya, mitigasi bencana dan peringatan dini. Dan ketiga, tanggap darurat, yang dimulai dengan pengkajian secara cepat terhadap lokasi, kerusakan, sumberdaya, dan fungsi-fungsi pelayanan umum.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Provinsi Sumbar, Erman Rahman, Senin, (7/12) mengatakan, berdasarkan kondisi aktual saat ini, sarana dan prasarana yang dimiliki dan yang dibutuhkan untuk menunjang tugas dan fungsi BPBD Sumbar, belum memadai. Namun, melalui koordinasi dan komunikasi yang cukup baik dilakukan dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) selama ini, dukungan peralatan, serta sarana dan prasarana operasional yang diberikan terhadap Provinsi Sumbar cukup besar.
BNPB memberikan bantuan berupa helikopter, kapal cepat dan selalu merespon dengan cepat menyalurkan bantuan logistik saat terjadi bencana di Provinsi Sumbar. “Dalam menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi BPBD Sumbar pada saat tanggap darurat, sangat dibutuhkan ketersediaan peralatan, dan logistik stock opname yang siap sedia. Penyediaan peralatan, dan logistik stock opname ini dimasukkan dalam kebijakan anggaran setiap tahunnya. Termasuk bantuan dari BNPB yang memberikan perhatian cukup besar terhadap bencana di Sumbar,” ungkap Erman.
Penanggulangan bencana yang menjadi prioritas di Sumatera Barat antara lain; bencana akibat cuaca ekstrim, banjir, letusan gunung api, kebakaran hutan dan lahan, tanah longsor, gempa bumi dan tsunami, Pemerintah daerah dan masyarakat telah menyadari potensi bencana luar biasa tersebut, dan sejumlah langkah, yang merupakan bagian dari mitigasi bencana telah dilakukan dengan dukungan berbagai pihak.
Pengadaan dan pemasangan sejumlah peralatan moderen terkait penanggulangan bencana telah dilakukan. Beragam media visual dan elektronik telah dibuat dan disosialisasikan kepada penduduk di kawasan yang terancam bencana, termasuk kepada komunitas pendidikan. Jalur evakuasi telah ditetapkan, latihan evakuasi telah diadakan berkali-kali, dan lain sebagainya.
Masa Pandemi Covid-19 Tahun 2020
Tidak hanya melaksanakan penanggulangan bencana, tahun 2020, sebagai bagian dari Tim Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Sumbar, BPBD Provinsi Sumbar juga mengemban tugas menyiapkan logistik penanganan bencana nonalam, yakni Covid-19.
“Kita di BPBD Sumbar juga dituntut siap dalam penyediaan alat perlindungan diri (APD) bagi tenaga kesehatan, disinfektan, dan sanitizer untuk penanganan Covid-19. Seluruh bantuan sudah tersalurkan ke seluruh rumah sakit rujukan dan masyarakat Sumbar,” papar Erman.
Erman menyebut, di awal pandemi Covid-19, permasalahan yang terjadi adalah keterbatasan logistik alat pelindung diri (APD). Untuk mengatasi permasalahan ini, BPBD Provinsi Sumbar mendatangkan 60 ribu APD kelas premium dari Tiongkok. BPBD Sumbar juga mendatangkan 2.316 unit alat penyemprot dan 46 ribu liter disinfektan. Berikutnya, juga ada 15 ribu face shield dan 20.000 kacamata goggles yang didatangkan.
Seluruh logistik tersebut telah didistribusikan ke Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar, rumah sakit, puskesmas dan tenaga medis petugas di lapangan serta masyarakat. Koordinator Logistik BPBD Sumbar, Antorizon menyebut, logistik Covid-19 yang masih ada di BPBD Sumbar per 30 November 2020 seperti; masker N95 sebanyak 3.620 pcs, kacamata google 602 pcs, face shield 1.770 pcs, disinfektan 5 liter sebanyak 504 jerigen, dan hand sanitizer 500 ml sebanyak 16.046 botol.
Kinerja BPBD Sumbar itu mendapat apresiasi dari Gubernur Sumbar Irwan Prayitno dan Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit. Apresiasi juga datang dari Kejaksaan Tinggi Sumbar, dan BPKP selaku pemberi pengawasan dalam setiap pengadaan logistik yang telah dilakukan.
Di masa pandemi Covid-19, BPBD Sumbar juga dihadapkan pada sejumlah peristiwa bencana seperti banjir bandang dan longsor. Seperti banjir di Kabupaten Agam, Kabupaten Pasaman, Kabupaten Kepulauan Mentawai. ”Bencana alam di Agam, BPBD menerjunkan personel ke lokasi untuk proses evakuasi dan penanganan bencana,” ujar Erman Rahman.
Banjir di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Mei 2020 lalu, yang merendam rumah ratusan KK, BPBD Sumbar juga menyalurkan bantuan logistik. ”Banjir Mentawai membuat ratusan KK mengungsi dan BPBD menyalurkan bantuan logistik berupa makanan siap saji,” ujarnya.
BPBD Sumbar pada Maret lalu juga melakukan simulasi tanggap darurat menghadapi gempa megathtrust. Dalam simulasi itu, helikopter bantuan BNPB difungsikan.
Pada 22 Oktober lalu, BPBD Sumbar ke Kabupaten Kepulauan Mentawai, untuk memastikan kesiapsiagaan masyarakat dalam melakukan langkah mitigasi gempa dan tsunami. Hal itu dilakukan karena seringnya terjadi gempa akhir-akhir ini di daerah tersebut.
Seperti diketahui, gempa bumi 5,6 M terjadi di Mentawai, 19 Oktober 2020. Data BMKG, sejak 10-19 Oktober 2020 terjadi 10 kali gempa di area episentrum megathrust Mentawai, dengan kekuatan di bawah 6,0 dan yang paling tinggi magnitudo 5,8.
Susur Sungai Cegah Banjir Bandang
Musim hujan yang terjadi di penghujung tahun ini, juga menjadi perhatian BPBD Sumbar. Untuk mengantisipasi dampak banjir dan banjir bandang, dilakukan susur sungai di Kabupaten Solok Selatan, dan Kabupaten Solok.
Tim susur sungai bergerak pada 16-20 Oktober 2020 di Sungai Batang Bangko Janiah, Kecamatan Pauh Duo, Nagari Pekonina dan Nagari Pekonina Persiapan, Kabupaten Solok Selatan. Sedangkan pembersihan hulu sungai di Kabupaten Solok dilakukan di Sungai Batang Laweh, Kecamatan Payung Sekaki.
Tim Pembersihan hulu sungai Batang Bangko Janiah dilepas di depan Pos Kerinci (gerbang masuk area Supreme Energy), atau 20 km arah selatan Muaro Labuah. Dari sana, tim beranggotakan 70 orang itu memulai kegiatan pembersihan limbah hutan pada sepanjang 1,5 kilometer aliran sungai.
“Kegiatan itu untuk mengantisipasi banjir bandang di Kabupaten Solok Selatan. Tim yang diturunkan antara lain berisikan TNI/Polri, PMI, Tagana, masyarakat siaga bencana dan masyarakat peduli sungai,” ujar Erman Rahman melalui Kasubid Kesiapsiagaan, Ilham Wahab.
Personel dilengkapi chainsaw untuk memotong batang kayu yang ditemui sepanjang badan sungai, hingga ke hulu. Batang-batang kayu yang banyak ditemui di badan sungai tersebut membuat badan sungai menjadi sempit. Setelah dipotong dan dipindahkan ke pinggir sungai, badan sungai menjadi lega lagi. “Kesimpulan kami, kondisi hutan di sekitar daerah aliran sungai Batang Bangko Janiah masih sangat bagus,” ujarnya.
Sedangkan di Sungai Batang Laweh Kabupaten Solok, tim beranggotakan 63 orang bergerak tanggal 23-27 Oktober. Lokasinya sekitar 17 km arah timur Arosuka. Mereka juga membersihkan limbah hutan yang ada di badan sungai sepanjang 1,5 kilometer.
“Secara umum dan berdasarkan pemantauan udara, kondisi hutan di hulu Batang Laweh Nagari Sirukam, Kecamatan Payung Sekaki masih baik. Potensi longsoran sebagai penyebab banjir bandang 2019, diperkirakan erat kaitannya dengan kondisi struktur geologi dan morfologi di sekitar tubuh sungai,” ungkap Erman.(adv)