Kebijakan Perusahaan bikin Pendapatan Menurun, Driver Ojol Serbu Kantor Gojek dan Balai Kota

PADANG, METRO
Ojek online (ojol) Padang melakukan demo ke kantor operasional Gojek cabang Padang yang berada di Jalan Olo Ladang, Kecamatan Padang Barat, Senin (6/7). Aksi itu digelar lantaran para pengemudi merasa keberatan dengan kebijakan perusahaan yang berpengaruh ke pendapatan pengemudi.

Dengan membawa beragam spanduk, para driver ojol memakai jaket Gojek dan membawa bendera merah putih melakukan aksi demo. Dalam orasinya, massa melayangkan tiga tuntutan yang menolak kebijakan yaitu menghapus sistem berkat, hapus program verifikasi muka (vermuk), serta kembalikan tarif seperti semula.

Tidak cukup sampai di sana saja. Ratusan driver ojol melanjutkan aksi demo ke depan Kantor Balai Kota Padang di Aia Pacah, Kecamatan Koto Tangah. Kedatangan driver Gojek ini pun disambut Wakil Wali Kota Padang Hendri Septa yang kemudian menampung aspirasi dan tuntutan para driver ojol.

Pimpinan Aksi, Hendri Rizaldi mengatakan, pihaknya melakukan aksi untuk menyampaikan peserta yang hadir sekitar 1.000 driver. Beberapa tuntutan kepada PT Gojek Indonesia terkait persoalan tarif yang saat ini tidak masuk akal. Tarif yang sebelumnya Rp 9.200 dinaikan menjadi Rp 10 ribu dan potongannya tidak 20 persen yang tidak sesuai dengan kesepakatan awal PT Gojek masuk ke Padang.

“Pada hari ini kami melakukan aksi untuk melakukan penolakan terhadap kebijakan PT Gojek Indonesia. Yang kami rasakan sekarang tarif Rp 10 ribu untuk Go ride jarak terdekat potongannya bukan 20 persen, yang kami dapatkan itu cuma Rp 7200 itu artinya potongannya tersebut mencapai 24 persen,” ungkap Hendri Rizaldi kepada wartawan.

Selanjutnya yang menjadi tuntutan massa yaitu menolak program vermuk yang menurut mereka akan menyebabkan banyaknya pengangganguran yang akan muncul di kota Padang.

“Dengan adanya vermuk, otomatis teman-teman kami  yang tidak memiliki akun asli atau akun pribadinya akan sulit untuk pencarian uang, karena kebanyakan driver yang ikut aksi hari ini tidak memiliki akun pribadi, sehingga nantinya mereka tidak bisa bekerjasama dengan Gojek dan akan menjadi pengangguran jika program ini diterapkan 100 persen,”ungkapnya.

Program ketiga yang ditolak dan meminta PT Gojek untuk dihapuskan yaitu program berkat. Karena menurut mereka program ini akan murni mengurangi pendapatan driver.

“Dalam program ini, skema bonus akan dihilangkan. Bonus yang dahulunya Rp 85 ribu itu tidak ada lagi, yang ada hanya program berkat dimana setiap driver jika berpenghasilan rata-rata Rp 90 ribu. Jika driver telah mencapai poin 13 namun penghasilan rata-ratanya itu kurang dari Rp 90 ribu, maka PT Gojek akan menambahkan sisanya, jadi otomatis program berkat akan mengurangi pendapatan kawan-kawan,” ucap Hendri.

Meskipun telah melakukan orasinya di depan kantor Gojek cabang Padang, namun tidak satupun dari perwakilan PT Gojek yang menemui massa.

“Pada hari ini kita telah mendatangi kantor Gojek yang sebelumnya juga telah menyurati mereka terkait aksi ini, tapi pihak operasional Gojek Padang tidak bersedia menemui kami, dan meminta mengadakan ruang mediasi. Jujur, ruang mediasi telah kami sediakan tapi yang bersangkutan tidak mengindahkan mediasi kami,” ujar Hendri.

Karena tak bertemu dengan pihak Gojek Indonesia, Hendri menambahkan, pihaknya kemudian melanjutkan aksi unjuk rasa ke Balai Kota Padang untuk meminta kepada Wali Kota memperjuangkan hak driver ojol. Bahkan, permintaan kawan-kawan, kalau memang para driver sudah tidak bisa disejahterakan oleh PT GI, alangkah bagusnya PT GI tidak ada di kota Padang.

“Di Balai Kota, kami disambut Wakil Wali Kota Padang. Kami menyampaikan aspirasi langsung kepada beliau terkait tiga tuntutan yang menolak kebijakan Gojek Indonesia. Kita beeryukur Pak Wakil Wali Kota berjanji akan menindaklanjuti tuntutan kami,” ungkap Hendri Rizaldi.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Padang Hendri Septa menerima langsung aspirasi tersebut dengan tenang. “Atas nama Pemko Padang kami menyambut baik aspirasi yang disampaikan oleh Mitra Gojek Kota Padang ini. Insha Allah aspirasi yang disampaikan akan kita tindak lanjuti sesegara mungkin dengan PT. Gojek Indonesia Kota Padang,” jelasnya.

Sementara itu, Head of Regional Corporate Affairs Sumbagut Gojek Dian L Toruan menanggapi tentang penolakan program Berkat. Menurutnya program itu mempunyai niatan baik untuk membantu mitra pengemudi menanggulangi dampak Covid-19, mengingat turunnya mobilitas masyarakat.

“Mobilitas masyarakat yang menurun drastis berdampak pada sepinya order yang dijalankan oleh jutaan mitra driver di seluruh Indonesia, maka program ini hadir untuk membantu pengemudi memenuhi pendapatan harian,” jelasnya diwawancara via telefon dari Padang.

Program berkat juga merupakan salah satu program kesejahteraan Gojek selama pandemi Covid-19 sebagai alternatif terbaik dalam menjaga pendapatan harian. Pengaplikasian sistem ini terbukti telah membantu banyak Mitra Gojek dari menurunnya jumlah orderan. Selain itu, insentif bersifat apresiasi dari Gojek kepada mitra atas kinerja, berupa bonus tambahan yang diberikan Gojek demi menjaga kualitas layanan.

“Namun skema insentif akan selalu menyesuaikan dengan kondisi pasar, karena tujuan utamanya adalah mengupayakan titik temu terbaik antara permintaan pelanggan dan ketersedian mitra Gojek. Seluruh inisiatif tetap kami berikan meski Gojek sendiri juga ikut merasakan dampak yang signifikan dari pandemi Covid-19, sebagaimana yang dirasakan pelaku industri lainnya,” katanya.

Pihaknya juga menyayangkan aksi unjuk rasa pengemudi tersebut, mengingat manajemen telah menyediakan ruang komunikasi berupa kegiatan Kopi Darat (Kopdar) untuk menampung keluhan mitra. “Jelas aksi ini sangat disayangkan, mengingat kami telah membuka ruang untuk melakukan komunikasi dengan melakukan kopi darat (kopdar) kapanpun dan di manapun mereka mau,” tutupnya. (r)

Exit mobile version