Meski tak tega melihat putra bungsunya Adi Putra (33) menjalani hari-harinya dalam jeratan rantai di dalam kamar, mau tidak mau Jasni (80), warga Jorong Kampuang Tongah, Nagari Talang Mauh, Kecamatan Mungka, Kabupaten Limapuluh Kota ini terpaksa memasung putranya sendiri karena dikhawatirkan merusak dan membahayakan orang lain.
RAMDALIUS— KAMPUANG TONGAH
Mengamuk, lalu memecahkan kaca dan memakannya menjadi kebiasaan buruk dari Adi Putra setelah dia menglami gangguan jiwa. Bahkan terkadang dia mau memukul orang tuanya sendiri. Sejak beberapa hari terakhir, pihak keluarga memutuskan untuk mengikatnya dengan rantai dalam kamar rumahnya.
Jasni menyebut, dia bingung kenapa sekarang putra bungsunya itu bisa mengalami gangguan jiwa. Padahal sebelumnya dia baik-baik saja. Bahkan dia pernah bekeluarga dan memiliki seorang anak.
Diwaktu sehat, Adi Putra tinggal di tempat istrinya. Entah kenapa dia mengalami stres, sehingga istrinya mengantarkan Adi Putra kerumah orangtuanya. Bahkan pihak kelurga sudah berupaya mengobati dengan berbagai cara.
Adi Putra sempat sehat seperti semula. Dan kemudian ida bekerja bersama ayahnya di Gunung Malintang, Kecamatan Kapur IX, Kabupaten Limapuluh Kota, mengampo Gambir. Tidak lama sedudah itu penyakitnya kembali kambuh.
Bahkan, di tengah malam gelap, dari Gunung Malintang yang berjarak ratusan kilometer dari tempat tinggalnya Putra berjalan kaki menuju Tanjung Pati.
Di Kampung, Putra tinggal bersama kakaknya, namun sejak beberapa hari terakhir Putra sering mengamuk dengan memecahkan kaca lemari dan memakannya. Kemudian juga memukuli orangtuanya Jasni.
Mengetahui ada salah seorang warganya yang dirantai, Wakil Bupati Limapuluh Kota, H. Ferizal Ridwan bersama Ketua DPRD Limapuluh Kota, Deni Asra, lansung datang kerumah Adi Putra. Ternyata memang benar, sejak beberapa hari terakhir Adi Putra terpaksa dirantai karena mengamuk. Kini Adi Putra dirantai dalam kamar berukuran 2×2 meter.
Berjarak sekitar 1 KM dari Kantor Walinagari Talang Maua, Wabup dan rombongan didampingi aparat Nagari dan Jorong setempat mendatangi tempat Adi diikat dengan sebuah rantai yang diikatkan ke pintu. Selain kedua tangan, rantai besi itu juga diikatkan ketubuh pria yang pernah berumah tangga itu.
Menggunakan kendaaran roda dua dari kantor Walinagari Talang Maua, Wabup dan rombongan menyusuri jalan setapak menyisir perbukitan diperkebunan Gambir masyarakat setempat. Meski jalannya sudah dicor, namun geografisnya sedikit menanjak dan jauh dari keramaian.
“Setelah mendapati nformasi adanya warga yang hidup dalam pasungan dengan cara dirantai, kami bersama pak ketua DPRD berkeinginan untuk melihat dari dekat. Mudah-mudah setelah ini langkah nyata bisa kita lakukan untuk memanusiakan warga kita ini,” jelas Wabup Ferizal Ridwan, Jumat (3/4) sore.
Wakil Bupati yang akrab disapa Buya itu juga menambahkan, dalam waktu dekat langkah yang akan dilakukan adalah untuk memberikan bantuan agar Adi dapat memenuhi kebutuhan hidup. “Nanti, setelah ancaman Corona atau Covid-19 berlalu, kita akan lakukan penanganan. Karena sekarang persoalan Corona tengah mewabah di Negeri kita, kita fokus dahulu. Nanti kita akan tindaklanjuti persoalan yang dialami Adi ini,” sebutnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Limapuluh Kota, Deni Asra menyebutkan persoalan yang dihadapi Adi membutuhkan kepedulian semua pihak, terutama orang-orang terdekatnya, termasuk Pemerintah Daerah.
Menurut Politisi Muda Limapuluh Kota ini, harus ada pendekatan yang dilakukan keluarga dan Pemerintah. Termasuk untuk memeriksa kesehatan secara berkala terhadap warga yang mengalami gangguan kejiwaan seperti ini. (*)