Takut Terinfeksi Virus Corona, Wisatawan China Ditolak di Sumbar

PADANG, METRO – Kedatangan ratusan wisatawan asal China yang akan mengunjungi sejumlah destinasi wisata di berbagai daerah di Sumatera Barat mendapatkan penolakan dari masyarakat lantaran maraknya isu virus corona. Bahkan, reaksi penolakan itu berdatangan dari bergagai pihak termasuk organisasi masyarakat (ormas) yang mendesak Pemerintah Provinsi Sumbar dan agen untuk segera memulangkan wisatawan tersebut.
Senin (27/1) siang, belasan massa yang tergabung dalam Forum masyarakat Minangkabau (FMM) mendatangi gedung DPRD Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) untuk melakukan audiensi terkait dengan kedatangan ratusan wisatawan asal China yang menimbulkan kegelisahan masyarakat Sumbar.
Hadir dalam rombongan tersebut Wakil Ketua FMM Erfianda Abidin, Ustad Jel Fatullah selaku juru bicara (jubir) FMM, serta sejumlah tokoh agama yang tergabung dalam FMM. Sementara itu dari DPRD Sumbar disambut langsung oleh wakil ketua Irsyad Syafar serta sekretari dewan (sekwan) Raflis. Selain itu turut hadir dalam audiensi tersebut kepala dinas pariwisata Sumbar Novrial, beserta kepala biro humas Pemprov Sumbar Jasman.
“Saat ini sedang berkembang wabah virus corona di negara China, sehingga banyak negara yang menolak kedatangan wisatawan asal China. Namun yang disesali malah pemerintah provinsi kita menyambut kedatangannya yang menandakan pemerintah kita tidak mementingkan kesehatan dan keselamatan masyarakat Sumbar,”ujar Wakil Ketua FMM Erfianda Abidin.
Selain itu Erfianda Abidin menyesalkan penyambutan wisatawan asal China tersebut menggunakan tarian daerah yang dinilainya melecehkan budaya Minangkabau.”Kedatangan mereka disambut dengan tari gelombang yang seharusnya digunakan untuk menyambut tamu khusus maupun pejabat negara, dalam hal ini pemerintah kita telah melecehkan budaya Minangkabau,” -ungkap Erfianda Abidin.
Sementara itu jubir FMM Ustad Jel Fatullah mengharapkan agar pemerintah Provinsi Sumbar untuk dapat mengatasi kegelisahan dan ketakutan masyarakat Sumbar terkait kedatangan wisatawan asal China yang diklaim membawa virus corona ke Sumbar.
“Kami meminta agar seluruh wisatawan yang datang tersebut keluar dari Sumbar dalam waktu 2×24 jam, menolak dan membatalkan kedatangan wisatawan China yang akan datang tanggal 31 Januari mendatang, serta tidak menerima wisatawan asal China hingga wabah virus corona tidak ada dan di nyatakan aman oleh WHO,” ujar Jel Fatullah.
Selain itu pihaknya juga mengungkapkan kekecewaan terhadap pemerintah kabupaten maupun kota di Sumbar yang tetap menerima kunjungan wisatawan asal China tersebut ke daerahnya.
“Kami merasa kecewa dengan seluruh bupati dan walikota yang tetap menerima wisatawan tersebut, dan Kami meminta DPRD Sumbar untuk menegur mereka. Selain itu Kami juga meminta kepada pemerintah provinsi agar mengkaji ulang perizinan agency yang mendatangkan wisatawan China yang dinilai mengabaikan kesehatan serta keselamatan masyarakat Sumbar,” ucap Jel fatulllah.
Kunjungan Dipersingkat
Menanggapi hal tersebut Kepala Dinas Pariwisata Sumatera Barat Novrial mengatakan, pihaknya bersama dengan biro perjalanan sedang mengusahakan agar waktu tinggal wisatawan China dapat dipersingkat, namun ia tidak dapat memastikan kapan ratusan wisatawan China asal Kunming itu dapat segera dipulangkan. Sebab tidak semudah yang dibayangkan, karena pesawat yang digunakan sudah dipesan untuk kepulangan tanggal 31 Januari 2020.
“Kedatangan turis China dimaksud adalah program pemerintah pusat. Dalam hal ini pemerintah Provinsi Sumbar membantu memfasilitasi kedatangan tamu tersebut, jadwal dan agenda turis selama di Sumbar, diatur sepenuhnya oleh pihak agency,”ujar Novrial.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Sumatera Barat Irsyad Syafar mengatakan, DPRD Sumatera Barat segera meminta Pemerintah Provinsi memperpendek masa tinggal wisatawan di Sumatera Barat.
“Selain itu, Kami juga meminta sementara waktu ini tidak lagi menerima wisatawan cina yang ingin plesiran ke Sumatera Barat hingga kondisi kembali kondusif,”ujar Irsyad Syafar.
Irsyad Syafar menambahkan, pihaknya pun telah menghubungi Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno meminta kejelasan terkait kedatangan wisatawan China dimaksud.
“Berdasar informasi yang Kami dapat, wisatawan China dimaksud dalam kondisi yang tidak terpapar virus corona karena telah melalui proses pemindaian suhu tubuh,”ujarnya.
Kepala Biro Humas Setdaprov Sumbar, Jasman menjelaskan, persoalan Gubernur menerima tamu saat kedatangan, adalah saat berkebetulan saja. Pada saat yang sama karena pesawat pembawa turis dari Cina delay, bersamaan kedatangannya dengan landingnya Gubernur Sumbar dari Jakarta. Melihat adanya rombongan datang, secara naluriah Gubernur mendatangi mereka dan langsung didaulat untuk memberikan sambutan. Dalam artian, Gubernur tidak ada jadwal melakukan penyambutan secara resmi.
“Secara umum, kita pemprov Sumbar mengucapkan terima kasih atas respons masyarakat dari berbagai kalangan yang sangat peduli menanggapi fenomena yang ada. Untuk itu, Pemprov Sumbar telah bicara dengan pihak agen travel untuk menyikapi fenomena ditengah-tengah masyarakat,” ungkapnya.
Fraksi PKS Surati Gubernur
Sesuai surat dengan nomor 02/K/FPKS/I/2020, Fraksi Partai Keadilan Sosial (PKS) DPRD Provinsi Sumbar yang ditandatangani Nufirman Wansyah meminta Gubernus Sumbar untuk mengusulkan ke Pemerintah Pusat untuk menutup sementara kedatangan wisatawan China ke Sumbar setelah adanya penolakan dari masyarakat dan merebaknya isu virus corona yang berasal dari China.
Batal ke Tanahdatar
Bupati Irdinansyah Tarmizi menyampaikan, rencana kunjungan wisatawan charter flight dari Kunming Negara China ke Indo Jolito, Istano Basa Pagaruyung dan melihatkan pacu jawi sangat disayangkan terpaksa dibatalkan setelah koodinasi dengan berbagai pihak, termasuk dengan jajaran medis.
“Rencana kunjungan wisatawan negara China ini telah menimbulkan respon dari berbagai pihak disampaikan melalui telpon kepada saya, agar tidak berkunjung ke daerah kita. Setelah mengkaji berbagai aspek dan berkoordinasi dengan pihak manajemen serta pimpinan rombongan kunjungan, mereka memamhami apa yang kita sampaikan. Karena kunjungan mereka tidak pada kondisi yang tepat yang menimbulkan keresahan pada masyarakat kita di Tanah Datar, maka dari itu diputuskan kunjungan mereka dibatalkan ke Tanah Datar,” ujar Irdinansyah.
Hotel Diawasi
Ratusan warga Bukittinggi yang tergabung dalam Gabungan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Bukittinggi-Agam melakukan aksi protes kedatangan wisatawan China yang menginap di salah satu hotel berbintang di Bukittinggi, Minggu (26/01) malam.
Aksi penolakan dengan cara berkumpul di depan hotel tersebut dilakukan sejak sore hingga malam. Tujuannya agar para wisatawan asal China itu tidak keluar dari hotel untuk melakukan kunjungan ke objek wisata.
Yulhendri Sutan Mangkuto, Humas GNPF Bukittinggi -Agam mengatakan, jika aksi itu sengaja dilakukan untuk mengantisipasi agar penyakit yang disebabkan oleh virus Corona yang saat ini menghebohkan dunia itu tidak terjangkit di Bukittinggi.
Anggota GNPF Bukittinggi-Agam yang berdatangan dari daerah tetangga Bukittinggi tersebut bahkan hingga malam ini masih melakukan pengawalan di luar hotel untuk memastikan agar para wisatawan yang berjumlah seratus lebih itu tidak berkeliaran di tengah kota.
“Kita sudah berkoordinasi dengan pihak Polres dan Kodim dengan kesepakatan agar wisatawan asal China tidak keluar dari hotel. Apalagi melakukan kunjungan ke lokasi objek wisata yang ada disini. Dan Senin pagi mereka harus meninggalkan Bukittinggi,” ujar Yulhendri. (r/heu/pry/ant)

Exit mobile version