Puasa Meningkatkan Spiritualitas

Puasa adalah perintah Allah Swt yang tercantum dalam surat Al Baqarah ayat 183. Di ayat tersebut Allah Swt memerintahkan berpuasa kepada orang-orang beriman yaitu umat Nabi Muhammad Saw. Dan juga diinformasikan di ayat tersebut bahwa orang-orang sebelum umat Nabi Muhammad Saw juga sudah diperintahkan untuk berpuasa. Dan tujuannya sama, yaitu agar mereka yang berpuasa menjadi orang yang bertakwa.
Dengan demikian, perintah puasa ini sudah sejak lama ada. Dan pada saat ini kita ketahui bersama bahwa dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, manfaat puasa sudah banyak ditulis di banyak media. Namun sejak masa lalu hingga kini, manfaat puasa yang tetap bisa dirasakan adalah terkait spiritualitas. Maka dalam surat Al Baqarah ayat 183 disebutkan bahwa tujuan puasa agar menjadi orang bertakwa. Dan menjadi orang yang bertakwa adalah cerminan spiritualitas seseorang.
Dalam kaitan perintah puasa di bulan Ramadan, maka puasa yang dimaksud tidak hanya menahan lapar dan haus sejak subuh hingga azan Magrib saja. Akan tetapi ibadah dan perilaku selama 24 jam di bulan Ramadan yang mencerminkan ketakwaan seseorang yang bisa menggambarkan spiritualitasnya.
Jadi, dalam 24 jam tersebut, seorang muslim juga dilarang berkata kasar dan kotor, membicarakan keburukan orang lain, melakukan hubungan suami istri di saat menahan haus dan lapar, berkelahi. Dan di saat yang sama dianjurkan untuk membaca Alquran hingga khatam, salat tarawih, dan salat sunat lainnya seperti salat tahajud dan salat duha, memberikan makanan dan minuman berbuka untuk orang lain, bersedekah, iktikaf di 10 hari terakhir.
Umat Islam yang melaksanakan ibadah puasa dan ibadah lainnya di bulan Ramadan, yang merupakan jalan menuju takwa, akan mengalami peningkatan spiritualitas dibanding bulan lainnya. Dari peningkatan spritualitas itulah kemudian mereka mendapatkan ketenangan jiwa, kepercayaan diri yang kuat, kepasrahan diri kepada Allah Swt yang makin tinggi, optimis menghadapi masa depan, makin sayang dengan keluarga, semakin baik dengan orang lain, dan lainnya.
Mengapa ini bisa terjadi? Dalam Alquran surat Ar-Ra’du ayat 28 Allah Swt berfirman bahwa orang yang mengingat Allah hatinya akan tenang. Membaca Alquran, salat sunat seperti tarawih, tahajud dan duha yang dilakukan dengan penuh keikhlasan insya Allah akan menjadikan hati tenang. Karena ketika salat, senantiasa menyebut dan mengingat Allah Swt.
Demikian juga orang yang berpuasa, ia tidak perlu berbohong kepada orang lain. Karena dirinya sadar jika ia tidak puasa maka Allah Swt tahu, tanpa perlu membohongi orang lain. Orang yang berpuasa juga tahu tidak boleh berkata kotor dan kasar, karena ketika puasa nafsu amarahnya melemah sehingga akan berupaya menghindari perkataan kotor dan kasar. Ia tahu Allah Swt melihatnya dan akan merasa bersalah jika berkata kotor dan kasar.
Bagi pasangan suami istri, puasa adalah waktu untuk mengendalikan hawa nafsu mereka, terutama dari nafsu ingin berhubungan suami istri. Yaitu dari sejak Subuh hingga Magrib. Dan antara Magrib dengan Subuh mereka bisa menyalurkan keinginan mereka untuk berhubungan.
Seorang pria dan wanita menjadi suami istri setelah melalui proses pernikahan. Dan pernikahan adalah proses perjodohan, yaitu bertemunya seorang laki dan perempuan dalam ikatan yang sah. Dalam Al Quran surat Ar-Rum ayat 21 disebutkan bahwa Allah Swt mengatur perjodohan manusia agar merasa tenteram antara satu dengan yang lain. Di sini juga bisa dilihat bahwa dalam Islam, perjodohan laki dan perempuan dalam bingkai pernikahan agar memberikan ketenteraman. Pernikahan yang memunculkan ketenteraman merupakan cerminan spiritualitas.  Dan ketika melaksanakan puasa, mereka melakukan pengendalian dari keinginan berhubungan. Dan di sini pun kembali muncul spiritualitas.
Inilah spiritualitas yang muncul di bulan Ramadan, dan belum tentu sama dengan bulan lainnya. Karena memang suasananya berbeda. Dan cara Allah Swt memberikan ganjaran pun berbeda antara bulan Ramadan dengan bulan lain. Sehingga wajar jika bulan Ramadan menghasilkan tingkat spiritualitas yang lebih berkualitas bagi kaum muslimin.
Semoga kita yang berpuasa dan beribadah di bulan Ramadan bisa mendapatkan tingkat spiritualitas tersebut. Sehingga kehidupan kita insya Allah menjadi semakin baik ke depannya. Semakin dekat dengan Allah Swt sekaligus semakin baik kepada manusia dan makhluk lainnya. Amin. (*)

Exit mobile version