Pasca penyitaan buku yang disinyalir isinya mengandung paham komunis oleh tim gabungan TNI, Polri dan Kejaksaan Negeri di toko buku Nagare Boshi pada hari Selasa (8/1), toko buku tersebut masih terlihat ramai dikunjungi pembeli.
Yanto (35), pemilik buku tersebut mengaku tidak nampak perbedaan dengan hari-hari biasanya sebelum adanya penyitaan tersebut. Bahkan terlihat masih ramai oleh pelanggan yang ingin membeli buku di tokonya.
“Ya, seperti yang terlihat sekarang ini, pelanggan masih berdatangan ke toko ini untuk membeli buku. Walaupun ada sebagian pelanggan yang menanyakan tentang kejadian kemarin,” ujar Yanto, Rabu (9/1).
Diakuinya, pada saat pemeriksaan tersebut, dia dan keluarganya sempat shock dengan kedatangan petugas gabungan ke tokonya. Petugas mengatakan bahwa di tokonya menjual buku yang berbau komunis.
“Bahkan dari semalam istri saya tidak bisa tidur gara-gara memikirkan hal tersebut. Anak pun tidak sekolah karena masih merasa takut dan trauma dengan kejadian itu,” ungkapnya.
Mengetahui buku yang dijualnya itu terindikasi berisi paham komunis, dia mengatakan tidak tahu menahu soal tersebut. Sebab, kata dia, buku itu hanya titipan dari penerbit untuk dijual.
“Buku yang disita ada enam, katanya berbau PKI. Kita sebagai penjual tidak tahu karena buku titipan. Buku ini sudah beberapa bulan berada di sini,” ungkap Yanto.
Menurut Yanto, buku yang dijualnya itu hanya berisi informasi sejarah Indonesia dan dicetak resmi. Sehingga memang beredar di masyarakat.
“Buku yang disita memang belum saya baca. Tapi setahu saya hanya semacam informasi sejarah bukan doktrin. Mungkin karena situasi politik sekarang, sehingga ada penyitaan,” ujarnya.
Yanto menegaskan jika enam buku yang disita aparat itu, semuanya memiliki izin resmi. “Penerbit buku tersebut merupakan penerbit yang terkenal. Seperti penerbit Gramedia, Tempo, bahkan ada International Standard Book Number (ISBN) yang tertera di masing-masing buku tersebut. Jadi tentunya ini buku resmi,” ucapnya.
Dilanjutkannya, untuk saat ini buku tersebut telah dibawa oleh tim gabungan untuk diperiksa kebenaran ada tidaknya buku tersebut mengandung unsur komunis. “Kita tunggu kabar saja bagaimana proses pemeriksaan buku tersebut. Yang jelas kita tidak punya niat menjual buku yang berbau komunis tersebut. Kalau memang terbukti, tentu yang akan dicari ya penerbitnya,” pungkasnya. (r)