PADANG, METRO–Kantor Basarnas Padang merilis jumlah korban meninggal akibat banjir bandang lahar dingin Gunung Marapi dan longsor di Sumbar. Hingga, Rabu (15/5) pukul 20.00 WIB, total korban meninggal dunia yang sudah ditemukan sebanyak 59 orang dan dalam pencarian 16 orang.
Kepala Basarnas Padang Abdul Malik mengatakan, 59 korban mening gal dunia yang sudah ditemukan itu terdiri dari 23 orang dari Kabupaten Agam, 27 orang Kabupaten Tanahdatar, dua orang dari Kota Padangpanjang, dua orang dari Kota Padang dan lima orang masih dalam proses identifikasi.
“Hari ini ada penam bahan yang ditemukan tiga orang meninggal. Masih dalam proses idntifikasi. Sehingga, malam ini (kemarin-red), sudah ada 59 orang korban meninggal dunia yang sudah berhasil kita evakuasi,” kata Abdul Malik saat diwawancarai wartawan, Rabu (15/5).
Selain itu, kata Abdul Malik, korban yang masih dicari berjumlah 16 orang, dengan rincian satu orang dari Kabupaten Agam dan 15 orang dari Kabupaten Tanahdatar. Meski belasa orang korban bencana itu belum berhasil ditemukan, proses pencarian akan dilanjutkan besok (hari ini-red).
“Kendala proses pencarian, radius banjir sangat luas, banyaknya material lumpur, batu dan kayu-kayu. Selain itu, kendala cuaca yang masih hujan da jumlah korban yang sangat banyak. Pencarian masih terus dilakukan karena status tanggap darurat masih berlaku,” ujar Abdul Malik.
Juru Bicara BPBD Sum bar, Ilham Wahab menyebutkan, mayoritas korban berasal dari daerah kaki Gunung Marapi. Di Agam, daerah terdampak paling parah adalah Kecamatan Canduang dan Sungai Puar. Sementara di Tanahdatar, kecamatan yang parah adalah Rambatan dan X Koto.
“Di Padangpanjang, dua kecamatan parah adalah Padangpanjang Barat dan Padangpanjang Timur. Banjir bandang bercampur lahar dingin itu disebabkan tingginya intensitas hujan di kawasan Gunung Marapi yang berada di Kabupaten Agam dan Tanahdatar. Sungai-sungai yang berhulu di Gunung Marapi kemu dian meluap sehingga menyebabkan terjadinya banjir bandang,” tutur Ilham.
Perbaikan Jalur Transportasi
Sementara, Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto mengatakan, guna mengoptimalkan pendistribusian bantuan logistik ke enam daerah terdampak BNPB bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendorong percepatan perbaikan sejumlah jalan nasional yang terputus dan jembatan yang rusak. Akses terputus dan jembatan yang rusak tersebut di antaranya meliputi Jalan Akses Simpang di Kota Padang Panjang dan 19 unit jembatan terdampak.
Menyusul hal tersebut, bantuan logistik bagi masyarakat dikirimkan melalui jalur udara menggunakan helikopter BNPB, khususnya di daerah Kabupaten Tanah Datar.
“Jadi hari ini karena transportasinya sulit dan ada enam kabupaten dan kota yang terdampak jadi perlu pembagian waktu yang tepat (untuk distribusi bantuan). Tadi kita lihat yang paling parah di Lembah Anai, itu masih ada yang terputus semoga dalam waktu dekat sudah bisa dilalui alat transportasi karena dari PUPR tadi sudah bergerak alat berat dikerahkan,” terang Suharyanto.