Pelatih Semen Padang Sering Ditawari Pengaturan Skor

Spartacks: Kami Menolak Mafia Sepakbola
PADANG, METRO – Ditengah maraknya isu pengaturan skor atau match fixing di dunia sepakbola Indonesia saat ini, Semen Padang yang saat ini sudah berhasil naik kasta tertinggi sepakbola Indonesia di Liga 1 musim depan, ternyata juga diterpa dari isu yang tidak sedap tersebut. Pasalnya, Semen Padang berada di dalam grup yang sama dengan Kalteng Putra, PS Mojokerto Putra, dan Aceh United yang dirumorkan terlibat dalam isu ini.
Menanggapi persoalan ini, pelatih Semen Padang FC Syafrianto Rusli ikut bicara. Seperti yang dilansir POSMETRO pada indosport.com bahwa Semen Padang FC juga sempat dulunya mendapat tawaran dari mafia skor dalam satu pertandingan. Ia menuturkan selama gelaran Liga 2 musim lalu, dirinya acap kali mendapatkan berbagai tawaran untuk melakukan pengaturan skor.
“Ada beberapa oknum yang mengaku sebagai pemain ataupun pengurus klub menelfon untuk membicarakan hal ini. Dia minta dikasih draw, dikasih menang, banyak sih. Tapi, ya saya tidak pernah melayani itu,” ucap Syafrianto Rusli.
Menariknya, walau ajakan untuk mengatur skor silih berganti menghampiri, Syafrianto mengaku selalu menolaknya. Alasan utama penolakan itu menurutnya tak lain dan tak bukan karena tidak tahu harus berbicara apa ke pemainnya, apabila ‘menjual’ suatu pertandingan.
“Nah jadi banyak kan itu yang minta-minta, tapi saya menghadapi dengan bijaksana aja. Yang penting bagi saya, saya enggak pernah menjual pertandingan, dan saya harus ngomong apa sama pemain, itu kan tidak mungkin,” paparnya.
Syafrianto pun mengiyakan ketika ditanyai tawaran naik kasta, banyak didapatkan ketika babak delapan besar Liga 2 berlangsung. Menurutnya, tak sedikit dari klub-klub kasta kedua sepak bola Indonesia ini yang memimpikan untuk bermain di Liga 1. “Iya, delapan besar tentu mau lolos itu banyak,” ungkap sang pelatih.
Namun ketika di hubungi kemarin Sabtu (29/12) malam oleh POSMETRO, Syafrianto juga mengatakan hal yang sama bahwa dulunya di babak penyisihan Liga 2 Indonesia, tim kebanggaan urang awak ini juga sempat mendapat tawaran dari mafia skor.
“Itu memang ada orang menelpon saya, tapi saya tidak tahu orangnya, dan kami pun Semen Padang FC punya prinsip dari awal, kami tidak akan pernah bermain seperti itu, dan saat saya coba tanyakan siapa namanya dia tidak mau kasi tahu namanya, ntah dia bercanda, ntah memancing kita, yang jelas saya tidak tahu siapa orangnya,” terangnya.
Ketika ditanyaan seperti apa tawaran yang di tawari oleh orang yang tak dikenal tersebut kepada Semen Padang FC, Syafrianto mengatakan saat itu pihaknya ditawari untuk bermain imbang atau kalah dikandang lawan dan ia mendapatkan tawaran itu ketika babak penyisihan di Liga II.
“Mungkin karena diwaktu babak penyisihan tim kita sudah jelas lanjut ke babak delapan besar jadi mereka meminta menang, draw atau apalah itu saat main di kandangnya, tetapi saya tidak menanggapi itu, yang jelas saya saat pertandingan akan tetap figth dan saya menolak tawaran itu. Saya juga mengatakan kalau hal seperti ini bapak silkahkan saja telfon manajer kita, saya tidak ada urusan soal ini, karena saya tidak ada cerita untuk bermain seperti itu,” jelas Syafrianto.
Namun ketika ditanyai klub apa yang akan dihadapi oleh Semen Padang saat mendapatkan tawaran mafia skor tersebut, Syafrianto mengaku ia sudah lupa. Yang jelas ia dengan tegas menolak tawaran itu. “Saya sudah lupa saat menghadapi apa dulunya, yang jelas pada babak penyisihan, dan untuk babak delapan besar tidak ada,” ungkpanya.
Menanggapi pernyataan pelatih Semen Padang, Panglima Sorak Spartacks Fintheo Miranda mengatakan yang dilakukan coach menolak tawaran itu sangat tepat. Karena, sekali saja Semen Padang bermain dengan mafia skor mungkin seterusnya tim ini akan berhubungan dengan mafia, ntah mau naik ke Liga 1 atau turun ke Liga 2, Semen Padang harus mematuhi si mafia.
“Pada babak ahkir penyisihan grup sudah terasa, dan puncakknya itu di babak delapan besar, kita di kerjai habis-habisan, namun jika benar SPFC bermain dengan mafia, kami supporter menolak secara keras, karena kami rela tim ini bermain di liga apapun asalkan SPFC memang bermain dengan fair. Jangan rusak hati para supporter, karena supporter itu mendukung dengan hati yang tulus dan jangan pernah dirusak dengan cara yang instan,” ungkap Fintheo Miranda Panglima Sorak Spartacks kemarin Sabtu (29/12) malam kepada Posmetro Padang. (*/heu)

Exit mobile version