PKBI Sumbar Dorong Keseriusan Pemerintah Hadapi Bencana Perubahan Iklim

DISKUSI— PKBI Sumbar menggelar diskusi perubahan iklim bersama awak media di Padang.

PADANG, METRO–Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Sumatera Barat (Sumbar) bermitra dengan PATTIRO melalui program Voice for Inclusiveness Climate Resilience Actions (VICRA) mendorong berbagai pihak teru­tama pemerintah dan stakeholder terkait untuk memperhatikan isu perubahan iklim, terutama bagi kelompok rentan yang sangat terdampak ketika terjadi bencana.

Hal itu diungkap Suci Kurnia Sari, Coordinator District VICRA-PKBI Sum­bar, saat menggelar ke­giatan NGOPI (ngobrolin perubahan iklim) bersama awak media di Padang, pada Rabu (27/7).  Ia me­nga­takan, perubahan iklim merupakan masalah yang mengerikan, dan ini benar-benar perlu dipecahkan serta layak menjadi prio­ritas besar.

“Melalui pemberitaan oleh media baik itu media cetak, elektronik dan online tentang berbagai perma­salahan bencana peruba­han iklim, terutama untuk kelompok rentan di sektor pertanian diharapkan da­pat mempercepat gera­kan, kepedulian serta aksi serius dari pemerintah dan stakeholder terkait,” kata Suci.

Suci menekankan perlu sinergisitas untuk mem­perkuat komitmen para pihak, termasuk media untuk peningkatan keterli­batan masyarakat dalam meningkatkan kesadaran dampak besar perubahan iklim, fokusnya adalah pe­rempuan petani kecil dan kelompok rentan lainnya dalam proses peren­ca­naan.

Hal ini ditunjukan mela­lui adanya kebijakan peme­rintah tentang adaptasi perubahan iklim. Kebija­kan tersebut muncul ber­kai­tan dari sisi kelemba­gaan, aksi maupun angga­ran yang diharapkan me­nyasar kepada kelompok rentan.

“Sementara, dokumen kebijakan pembangunan berketahanan iklim yang dirilis oleh Bappenas belum diterapkan di Sumbar khu­susnya di Kabupaten Pa­dang Pariaman (daerah dampingan program), se­hingga keterlibatan media untuk mendengungkan isu ini di publik menjadi pen­ting,” ucapnya.

Pada kesempatan ter­sebut, sejumlah awak media memberikan bebe­rapa masukan agar isu peru­bahan iklim bisa dian­tisipasi dan tidak mem­berikan dam­­pak yang lebih buruk, mulai dari opti­mali­sasi ang­garan daerah (AP­BD) hing­ga rekomendasi strategis untuk pemerintah daerah yang memiliki fo­kus terha­dap sektor pertanian.

Dia mengatakan peran media sangat krusial da­lam mendukung upaya pe­ngendalian perubahan ik­lim  diantaranya, sarana komunikasi edukasi, pe­nyampaian dan memper­jelas informasi, serta men­dapatkan atensi dari publik.

Dia melanjutkan, di Sum­bar ada lima kabu­paten terkategori daerah super-prioritas  sektor per­tanian yakni Agam, Padang Pariaman, Pasaman, Pa­saman Barat, dan Pesisir Selatan. Kelima kabupaten tersebut diidentifikasi ber­dasarkan potensi bahaya, kerentanan dan risiko ben­cana yang tinggi.

Sementara, GESI Specialist Program VICRA Ra­madhaniati mengatakan, dampak perubahan iklim terhadap perempuan dan kelompok rentan lainnya yaitu bekerja lebih keras, tingginya potensi perka­winan anak dan putus seko­lah, rentan mengalami ke­kerasan dan multi beban. Kemudian, memengaruhi derajat kesehatan perem­puan, beban kerja pera­watan, minimnya kases terhadap peningkatan ka­pasitas, asupan pangan tidak memadai.

Menurutnya, perem­puan dan kelompok rentan lainnya, rentan dalam meng­hadapi perubahan iklim, lantaran memiliki akses dan kontrol yang terbatas terhadap sum­berdaya (pengetahuan, sumber daya alam, tekno­logi, modal sosial), parti­sipasi dalam pengambilan keputusan kerap diabai­kan, bahkan di tingkat ter­tentu, mereka tidak dili­batkan di dalam distribusi manfaat.

Kemudian norma buda­ya dan agama terkadang membatasi kemampuan perempuan untuk mem­buat keputusan cepat da­lam situasi bencana. Da­lam beberapa kasus, pa­kaian yang perempuan ke­nakan dan/atau tanggung jawab perempuan dalam me­nga­suh anak dapat meng­ham­bat mobilitas perempuan pada saat darurat.

“Oleh karena itu, upaya yang harus dilakukan ada­lah meningkatkan kapasi­tas, peningkatan akses, dan mengintegrasikan pug-inklusifitas,” ujarnya.

Ramadhaniati juga me­nyampaikan perubahan iklim benar-benar perlu dipecahkan serta layak menjadi prioritas besar. Mangkanya, media memi­liki peranan penting dalam penyampaian informasi dan advokasi pemerintah dalam isu perubahan iklim.

“Memberitakan berba­gai permasalahan tentang perubahan iklim sangat membantu menyuarakan dan peduli, serta mela­kukan perubahan yang da­pat mendorong berbagai pihak terutama pemerin­tah dan stakeholder terkait untuk memperhatikan isu perubahan iklim, terutama bagi kelompok rentan yang sangat terdampak ketika terjadi bencana perubahan iklim,” katanya.

Untuk diketahui PKBI Sumbar program VICRA (Voice for Inclusiveness Climate Resilience Action) memberikan pendam­pi­ngan kepada Kabupaten Padang Pariaman yang merupakan salah satu lum­bung padi.  Selama ini, dengan tingkat produksi padi yang tinggi, Padang Pariaman mampu mema­sok kebutuhan beras dae­rah lain yang tak mengha­silkan atau defisit beras. Meski demikian, peruba­han iklim dapat membuat situasi tersebut berubah.

Pada diskusi memba­has informasi dan advokasi pemerintah dalam isu pe­ru­bahan iklim ini juga diha­diri oleh Lembaga Peng­kajian dan Pemberdayaan Masyarakat (LP2M), LBH, belasan awak media cetak dan elektronik serta lain­nya. (rgr)

Exit mobile version